Bab 20. Tempat Di Balik Goa

8 3 0
                                    

Happy Reading gaesss!!!

Jangan lupa untuk vote, comment n share untuk menyemangati penulis.
****
Mereka pun telah siap dan selangkah demi selangkah mereka memasuki goa itu semakin dalam. Dengan penuh kewaspadaan dan keberanian, mereka terus melangkah dan tiba-tiba...
****
Kujang berusaha menanyakan ke Syifa perihal, mengenai penelitian olehnya dan Arfan di beberapa tahun yang lalu. Karena, Kujang sama sekali tidak bisa mengingat hal itu sedikit pun. Syifa juga tidak mengetahui pasti, karena memang dia sedari awal hanyalah seorang murid yang sedang belajar di sebuah pusat penelitian milik Scottlette.

Disaat keduanya sedang berbincang, Aura datang menghampiri mereka. Awalnya Syifa merasa tersaingi dan memandang sinis ke Aura. Namun, disaat mengetahui Aura ingin menyatakan sesuatu yang penting, perasaan cemburu Syifa itu diturunkan oleh dirinya sendiri dan harus bisa bersikap dan berpikir positif.

"Kalian ngerasain nggak sih? Ada sesuatu yang janggal dengan semua kejadian ini." Ujar Aura yang membuat Kujang dan Syifa menjadi bingung.

"Jadi, kamu merasakannya juga." Ujar Andriani yang mendengar hal itu.

Andriani, Seruni, Zakwan, Dara dan Tiara menghampiri mereka yang sedang duduk di sebuah saung kecil di kepulauan Rote itu.

"Tunggu deh," ujar Kujang yang membuat lainnya kaget.

"Kenapa Jang?" Tanya Andriani.

"Sebelum kita pergi ke sini. Tiara, Dara dan Zakwan kan kangen dengan mamahnya kan yang ternyata itu Andriani. Lalu memang keberadaan Andriani kemana? Juga suaminya kemana?" Tanya Kujang yang sedari awal memikirkan itu cuma belum bisa untuk diungkapkan.

Dara menjelaskan sebuah peristiwa beberapa tahun yang lalu. Dimana kejadian itu, bersamaan dengan pemberitaan tentang hilangnya dua ilmuwan muda yang bernama Arfan dan Kujang. Dua hari setelah berita itu, Andriani Dewasa pun menghilang.

"Sedangkan papah, dari aku umur 3 tahun sudah tidak pernah bertemu lagi." Ujar Tiara yang merupakan adik paling kecil.

"Yang aku tau, papah juga tergabung dalam tim investigasi seperti Bang Zhafran, bang Zhilky dan Ka Chika di sebuah wilayah di paling luar bagian Utara Indonesia. Sampai saat ini belum ada kabar, setelah peristiwa badai tornado menerjang wilayah itu." Zakwan menambahkan penjelasan dari adik-adiknya itu.

Sesaat waktu terhening, sampai-sampai Sabrina datang dan menanyakan kabar yang diterimanya dari Lia.

"Ini." Ucap Sabrina sambil memberi tau tentang gambar yang dia terima dari Lia mengenai petunjuk pada kertas lusuh itu.

"Setelah aku teliti kodenya, itu mengarah pada tahun ini dan sebuah titik koordinat mengenai keberadaan Aa, bang Arfan dan Teh Andriani." Ujar Sabrina menjelaskan dengan tenang.

Dia juga sambil menoleh kanan dan kiri supaya tidak ada orang yang mendengar pernyataan mereka.

"Aa??" Syifa menjadi bingung dengan ucapan Sabrina barusan.

"Apa aku salah manggil kakak kandung aku aa?" Tanya Sabrina yang baru mengingat kembali. Padahal di awal kedatangan mereka, sudah diberitahu.

"Maaf maaf, hehehe."

"Sabrina kenapa liat kanan kiri gitu?" Tanya Kujang.

"Kata ka Sarah dan Lia, ada seseorang yang ingin mencelakai Aa, bang Arfan dan orang-orang yang terlibat di penelitian itu. Makanya aku khawatir dia ada disini dan ingin membunuh Aa disini." Jawab Sabrina dengan sedikit cemas.

"Dengan kata lain, hal itu akan merubah sejarah dan ilmuwan muda itu tidak akan pernah ada? Begitu kan Sabrina?" Tanya Seruni.

Sabrina mengangguk.

"Yaudah, kita sekarang harus segera menuju titik itu." Ajak Kujang.

"Lalu yang jaga disini siapa?" Tanya Aura.

"Di sini banyak militer yang kuat. Jadi jangan khawatir." Jawab Dara.

Akhirnya Kujang, Syifa, Aura, Andriani, Seruni, Zakwan, Dara, Tiara dan Sabrina bersiap untuk berangkat. Namun, sebelum itu mereka menghampiri rekan-rekannya yang lain. Seperti Han, Lissa, Revano, Naira, Kanya, Lis Anandya, Salsa, Araasyaa, Karin, Karin dewasa, Xie Qian, Zillea dan Azzam yang memang sedang tadi sempat mengamankan para warga setempat.

Di tempat lain, Lia dan lainnya berhasil keluar dari goa itu. Tiba-tiba, mereka di kejutkan dengan tempat yang sangat indah, dimana Andrian mengingatkannya.

"Bukankah tempat ini pernah kita hampiri ya?" Tanya Andrian.

"Iya, pada saat simulasi itu. Di level 14." Jawab Lia.

Dove dan Lintang hanya terdiam tak mengerti. Sedangkan Sarah dan Wirda juga mengingat kejadian itu.

"Ternyata tempat ini benar ada, bukan kamuflase aja." Ujar Wirda.

"Maksudnya?" Tanya Andrian bingung.

"Kamu ingatkan aku, ka Sarah, Dara dan Chika pernah ditugaskan menjaga wilayah ini dan hampir ingin bertarung dengan kamu?" Tanya Wirda.

"Oh waktu itu ya.."

Andrian sudah mulai mengingatnya. Lia memberitahukan ke yang lainnya, bahwa Kujang, Syifa dan lainnya akan menyusul mereka. Jadi, Lia meminta lainnya untuk mencari tempat yang aman dengan ingatan mereka sebelumnya dan mencari sesuatu informasi. Dikarenakan, tidak jauh dari mereka ada sebuah jembatan panjang, tempat di mana Sarah pernah menghalau tim Kujang saat simulasi dan yang membedakan adalah tidak ada jebakan seperti saat simulasi sebelumnya.

Tidak butuh waktu lama, Kujang dan lainnya sampai di bukit yang di maksud oleh Lia. Kujang terheran karena tidak ada penjaga satu pun. Padahal Lia mengatakan ada dua penjaga. Teman-teman yang lain juga merasa kebingungan.

Tapi mereka tetap memasuki goa itu. Sampailah mereka di suatu tempat yang tidak asing. Karin dewasa menjelaskan bahwa tempat yang saat ini mereka pijaki adalah tempat simulasi mereka sebelumnya.

Syifa juga teringat dan menyebut level 14.

Melihat hamparan laut yang luas nan indah, membuat suasana semakin sejuk dengan angin pantai. Mereka tidak menyangka tempat itu juga benar-benar ada nyata di hadapan mereka.

Sabrina menjelaskan tempat ini berada di sebuah pulau yang tidak melayang seperti pulau-pulau lainnya. Karena, semakin tua umur bumi itu semakin naik juga air laut. Pemerintah tidak memiliki pilihan lain selain membuat pulau buatan yang melayang. Akan tetapi, kesalahan pemerintah itu adalah hanya orang-orang yang memiliki kemampuan khusus dan beruang yang hanya boleh menempati pulau buatan.

"Makanya di tempat sebelumnya kita tidak melihat banyak warga kan." Ujar Sabrina.

Begitu juga tempat gadis desa yang berada di suatu tempat yang juga berada di pulau bawah atau tidak melayang. Hanya saja, tempat itu diberikan pelindung tak terlihat.

Tidak lama setelah itu, mereka bertemu kembali dengan Lia, Andrian, Dove, Lintang, Wirda dan Sarah.

Semua saling menceritakan apa yang telah terjadi, tanpa mereka sadari hal itu di pantau oleh seseorang. Karin menyadari hal itu, Karin dewasa juga merasakan hal sama karena mereka saling terhubung. Andriani berusaha mencari tau apa yang sedang dicurigai oleh temannya itu.

"Karin nggak seperti biasanya, apa benar yang dikatakan Lis Anandya waktu itu Karin adalah kunci dari semua permasalahan ini."  Gumam Andriani dalam hati.

Hanya Seruni dan Lis Anandya yang bisa merasakan bisikan dari Andriani. Andriani sudah bisa mengendalikan kekuatannya, sampai-sampai Kanya dan Lintang tidak mengetahuinya.
***
Mau tahu kisah selanjutnya dari Kujang The Series Season 2 (Mengungkap Misteri) kuy ikuti terus ya RIFER Story.
Bab. 20 : Tempat Di Balik Goa
@rifer_story : IG

Kujang The Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang