Bab 18. Sebuah Pilihan

3 3 0
                                    

"Tidak ada yang mau melakukan ini, tapi sekali lagi aku katakan. Ini adalah sebuah pilihan yang mesti dilakukan dengan tepat dan benar."
||Assyifa Syarifah||
🖋️🖋️🖋️🖋️

Keadaan semakin menjadi hiruk-pikuk. Suara peluru dimana-mana, ledakan juga terjadi dimana-mana. Sebagian wilayah hancur luluh lantah. TNI pun sudah berusaha mempertahankan wilayah kedaulatan di bagian ujung timur laut wilayah Indonesia. Bahkan warga sekitar turut ikut membantu, mengusir nyamuk yang sedang melakukan invasi. Dengan berbagai teknologi canggih dan senjata tradisional yang masih terjaga kemurniannya.

Kujang bersama rekan-rekannya pun melakukan perjuangan yang tiada henti. Kujang melemparkan Boomerang yang dimilikinya ke arah jendral musuh yang mengomandoi itu. Meski berat dilakukan dan tidak mau membunuh, tapi ini adalah perang. Perang membela tanah air tercinta. Syifa mengingatkan ke Kujang untuk melakukan hal yang tidak biasa dia lakukan.

"Kamu harus melakukannya. Jika kamu masih kasihan sama musuh, kamu yang akan terbunuh. Ini benar-benar perang." Ucapan Syifa membuatnya menjadi tambah bimbang.

Syifa terus mengerahkan segenap tenaga melakukan pembelaan.

"Tapi.. ini sangat berat Syifa. Ak-- aku.." Kujang terbata-bata sambil darah ditangannya.

"Tidak ada yang mau melakukan ini Kujang. Tapi mau gimana lagi, ini adalah perang. Kamu harus melakukan sebuah pilihan dengan cepat, tepat dan benar. Atau semua akan terjadi banyak korban." Ujar Syifa.

"Pilihan??"

"Tidak ada yang mau melakukan ini, tapi sekali lagi aku katakan. Ini adalah sebuah pilihan yang mesti dilakukan dengan tepat dan benar." Ujar Syifa sambil memandangi Kujang berusaha untuk menguatkan Kujang kalau saat ini mereka berada di medan perang yang sesungguhnya.

"Bukankah kita telah melakukan simulasi sebelumnya?"

"Meski yang waktu itu kita lawan hanyalah robot yang menyerupai manusia." Lanjut Syifa mengingatkan kembali kebersamaan saat simulasi waktu itu.

Akhirnya Kujang kembali bersemangat dan menggunakan kekuatan sejatinya dari senjata tajam Kujang emasnya itu. Mengetuk mundur musuh dengan menyandera jendral mereka. Kujang hanya berusaha melukainya tanpa ingin membunuhnya.

Jendral itu di tangkap dan diamankan untuk di interogasi. Saat ini, Kujang mengalahkan tank-tank musuh yang melaju yang telah dilapisi teknologi canggih yang mereka miliki. Meski terlihat lebih maju dari milik Indonesia, tapi Kujang yakin setiap kekuatan memiliki letak kelemahan. Pasti ada titik kelemahan dalam setiap teknologi.

Hal itu dibuktikan kalau teknologi canggih mereka masih banyak kelemahannya. Sabrina yang telah berhasil atau menghack teknologi mereka dari pusatnya. Ketika informasi dari pimpinan tertinggi perang mereka menyuruh untuk berhenti melakukan penyerang. Pada saat bersamaan ada sebuah nuklir yang di lemparkan tepat dihadapan Kujang dan Kujang mengerahkan seluruh tenaganya dengan mengayunkan pedangnya yakni Kujang emasnya ke nuklir itu.

"Kujannggggg." Syifa pun teriak karena kaget melihat hal itu.

"Tidak.. aaa...." Sabrina pun sama, dia tidak menyangka akan terjadi hal yang buruk sama Kujang.

Jika Kujang berakhir disini, maka dia benar-benar akan merubah sejarah masa depannya.

Andrian dan tim juga tim dari Han melihat kejadian itu dari jauh. Zhilky yang sedang berada di luar negeri pun bersama timnya melihat itu dari sebuah monitor besar.

"Kujang.." suara lirih pelan dari Yumna dewasa yang melihat itu.

Setelah ledakan dahsyat yang berada di atas langit-langit itu terjadi, lalu menghilang dalam beberapa detik dan hanya meninggalkan serpihan-serpihan kecil dari lapisan nuklir itu.

Kujang The Series 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang