D1 : Berada Di SMANJHA

96 39 308
                                    


HAPPY READING -!!

(TANDAI TYPO)

  ****

  Gadis cantik namun terkesan lucu itu berdiri di depan gerbang sekolahnya, SMAN Prajha 01. Gadis itu memandang kagum sekitarnya, bangunan SMANJHA memang bisa terbilang sangat mewah. Gedung besar dengan berbagai fasilitas mewah.

Gadis itu memasuki lapangan outdoor yang biasanya di pakai untuk upacara. Lapangan ini sangat luas dengan tulisan SMA N PRAJHA 01, besar yang terlihat mencolok di bagian kiri lapangan.

"ARASYA!" teriak seorang gadis membuat gadis yang di panggil Arasya itu menolehkan kepalanya.

Alana Arasya Putri, gadis cantik namun lebih terkesan dengan kata lucu. Pipi chubby, hidung yang tak terlalu mancung, dan bibir tipis membuatnya terlihat sangat cantik. Ah ya, jangan lupakan rambut sepunggung yang sedikit bergelombang membuatnya bertambah perfect.

"Hai Raya!" sapa Arasya kepada Raya.

"Demi apa sih, lo beneran pindah kesini?. Gue kira bohongan," ujar Raya sembari merangkul pundak Arasya, mengajaknya berjalan.

"Bener kok, aku jadi pindah kesini," jawab Arasya seadaanya.

"OH IYA!," teriak Raya mengagetkan Arasya, "Lo itu kelas apa?" sambung Raya bertanya.

"Belum tau hehe, tadi mau keruang kepala sekolah dulu tapi lupa," ucap Arasya dengan senyuman lebarnya.

"Gue anter gimana?" tawar Raya.

"Asya mah hayuk aja" kata Arasya dengan antusias.

Mereka pun berjalan bersama untuk menuju ruang kepala sekolah, menanyakan dimana kelas Arasya berada. Setelah bertanya, ternyata Arasya berada di kelas XI MIPA 1, yang merupakan juga kelas Raya. Kesimpulan mereka berdua berada di kelas yang sama, XI MIPA 1.

***

"Assalamu'alaikum, selamat pagi anak-anak," sapa Bu Rana.

"Wa'alaikumsalam"

"Pagi buk!"

"Pagi!"

Suara siswa siswi saling bersahutan, menjawab salam dan ucapan selamat pagi sari Bu Rana.

"Hari ini Ibu ada kabar buat kalian semua," ucap Bu Rana membuat beberapa anak penasaran.

"Izin Bu, kabar apa Bu?," tanya Riko, ketua kelas MIPA 1.

"Ada apa Bu?" Sahut Ridho, tukang rusuh XI MIPA 1.

Kelas MIPA itu bising, mereka sibuk bertanya kepada teman sebangkunya. Saling menebak apa kira-kira kabar yang akan dibawakan oleh Bu Rana.

"Tenang anak-anak" instruksi Bu Rana.

Seketika XI MIPA 1 hening. Bu Rana tersenyum, kelas ini benar-benar sangat mudah untuk diatur.

"Hari ini kita kedatangan murid baru, dan murid baru itu akan menjadi bagian dari kelas kita yaitu kelas XI MIPA 1," jelas Bu Rana membuat beberapa siswa siswi saling bertanya siapakah murid baru itu.

"Arasya kamu boleh masuk" intrupsi Bu Rana kepada Arasya yang berada di luar kelas.

Arasya yang mendengar ucapan dari Bu Rana itupun langsung membuka pintu kelas MIPA 1, memasukinya dengan perlahan. Tatapannya mengedar, menelusuri semua objek yang ada di kelas MIPA 1 itu dan ya netranya menangkap sang sahabat yang sudah duduk dengan senyum lebar menyambutnya.

"Arasya, perkenalkan dirimu kepada teman-teman barumu," ucap Bu Rana yang di angguki oleh Arasya.

Arasya menghembuskan nafasnya dengan pelan, dirinya benar-benar sangat gugup. Berada di lingkungan baru dengan orang asing di sekelilingnya itu sangat membuat jantungnya berdebar dengan kencang.

"Halo teman-teman, perkenalkan aku Alana Arasya Putri. Biasa di panggil Arasya atau Asya, semoga bisa berteman dengan baik," ujar Arasya dengan detak jantung yang berdetak dengan cepat.

"Hai Arasya!" sapa siswa-siswi kelas XI MIPA 1.

"Apakah ada yang akan di tanyakan kepada Arasya?" tanya Bu Rana kepada anak muridnya.

"Saya Bu!" Riko mengangkat tangannya, "Pindahan dari mana?" lanjut Riko.

"Aku pindahan dari SMARA, SMA Raharja," jawab Arasya seadaanya.

"Kenapa kok pindah?" celetuk salah satu seorang siswa yang bernama Zahra.

Akan tetapi, Arasya hanya tersenyum tipis menanggapinya. Entahlah ia bingung harus menjawab apa untuk menanggapi pertanyaan itu, rasanya sangat sulit.

"Eum, sudah ya anak-anak sesi pertanyaannya. Dan untuk kamu Arasya kamu bisa duduk di sebelah Raya," jelas Bu Rana.

Setelah itu pelajaran dimulai seperti biasa, Arasya tak mengalami kesulitan pun dalam hal pelajaran karena Arasya bisa dibilang anak yang cukup pintar. Buktinya ia bisa masuk ke kelas MIPA 1.

***

"Asya ayo ke kantin," ajak Raya pada Arasya.

Jam pertanda istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, menandakan jam istirahat telah tiba. Arasya dan Raya masih beda di dalam kelas, membereskan buku dan peralatan tulis yang masih berserakan di atas meja.

"Iya, ayo," sahut Arasya, berdiri dari duduknya.

Mereka berjalan menuju kantin dengan mengobrol ringan, Arasya yang bertanya tentang SMANJHA dan Raya yang menjawabnya dengan senang hati. Beberapa kali Raya juga bertanya tentang kehidupan Arasya yang sebelumnya.

Tak terasa mereka berdua telah berada di kantin SMANJHA. Kantin terdengar sangat riuh, banyak suara tawa dan orang yang berbicara dengan keras. Mereka semua terlihat bahagia, melepaskan semuanya dengan teman-temannya.

Arasya dan Raya memilih duduk di pojokan kantin yang tak terlalu ramai, pojok kantin di SMANJHA lebih dominan anak-anak ambis, yang membawa buku ketika makan siang. Suara dipojok kantin memang terdengar, namun tak sekeras di tengah-tengah kantin yang dominan dengan siswa-siswa yang mempunyai circle dan famous.

"Di sini kantinnya juga rame ya, gak jauh beda sama di SMARA," ucap Arasya, pandangannya mengedar menjelajahi memandang siswa-siswi yang ada di kantin.

"Menurut gue sih ya, setiap sekolah kantinnya itu sama aja. Enggak jauh dari kata ramai dan berisik" Raya berkata sambil memakan bakso miliknya.

"Eum iya bener juga," ujar Arasya, menyetujui ucapan dari Raya.

Tiba-tiba saja suasana kantin bertambah ricuh dan ramai dari sebelumnya, yang sebelumnya sudah ramai, kini bertambah semakin ramai. Arasya yang sedikit kaget karena suara itupun memandang para siswi yang berteriak dengan pandangan bingung.

"Apa most wanted dateng?" Batin Arsya. Disekolah dulu juga seperti ini, jika ada most wanted yang memasuki kantin pasti keadaan kantin akan sangat ricuh, sebelas dua belas dengan keadaan saat ini.

"Ray-" sebelum Arasya menyelesaikan ucapannya, Raya lebih dulu berucap dengan sedikit keras.

"NAH ITU! MOST WANTED SMANJHA DATENG!" seru Raya membuat Arasya menolehkan kepalanya kebelakang.

Benar dugaan Arasya, most wanted SMANJHA telah memasuki kantin.

"Most wanted SMANJHA?" tanya Arasya.

"Iya! Most wanted SMANJHA. Dia yang dijuluki pangeran dengan suara emasnya," jelas Raya.

"Dia siapa?" tanya Arasya dengan bingung.

"Naufaleo Devano Wijaya, pangerannya SMANJHA. Cowok ganteng yang terkenal dengan suara merdunya saat menyanyi. Dan jangan lupakan prestasi-prestasi yang luar biasa, Dia cowok yang selalu keluar untuk olimpiade dan pulang membawa piala." Raya menjelaskan dengan binar di matanya.

****

Jangan lupa pencet tanda bintangnya yaaa!!

-TERIMA KASIH TELAH MEMBACA-

(150223)

DEVANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang