HAPPY READING -!!(TANDAI TYPO)
****
Arasya berjalan menuju kelasnya dengan terburu-buru. Bel masuk telah berbunyi lima menit yang lalu, dan mungkin kini kegiatan pembelajaran sudah dilaksanakan. Namun, Arasya masih berada di luar kelas karena Arasya tadi sibuk mencari buku di perpustakaan.
Karena terburu-buru Arasya tak terlalu fokus dengan jalan, dari arah berlawanan seorang remaja laki-laki juga tengah berlari dengan tergesa-gesa.
Brukk!
Karena sama-sama tak fokus dan tergesa dua remaja itu saling bertabrakan dan berakhirlah Arasya yang terjatuh, terduduk di lantai koridor. Sedangkan remaja laki-laki itu masih berdiri dengan tegak. Tak mungkin jika remaja itu ikut terjatuh, sangat memalukan jika seorang laki-laki terjatuh hanya karena sebuah tabrakan tak seberapa itu.
"Awsh..." rintih Arasya karena pantatnya yang terhantam ke lantai koridor dengan sedikit keras.
"Sorry," ujar pemuda laki-laki itu membuat Arasya mendongak untuk melihat.
"Kak Naufal" lirih Arasya.
Devan mengulurkan tangannya kepada Arasya, membatu gadis yang terduduk mengenaskan di lantai koridor itu. Dengan sedikit ragu Arasya menerima uluran tangan Devan. Setalah bangun, Arasya menepuk-nepuk roknya yang terkena debu di koridor.
"Sorry, dan lain kali hati-hati," ujar Devan, setalah mengatakan itu Devan pergi dengan sedikit berlari.
Arasya memandang Devan yang tengah berlari, sedetik kemudian ia baru tersadar bahwa ia telat masuk. Tanpa menunggu lagi, Arasya melanjutkan larinya menuju kelasnya.
***
Arasya berada di depan pintu kelasnya yang sudah tertutup, dengan mengumpulkan keberanian Arasya mengetuk pintu yang ada didepannya itu.
Tak sampai semenit pintu kelas itu terbuka, menampilkan Bu Resa-guru bahasa Indonesia.
"Arasya? masuk!" ucap Bu Resa yang langsung dituruti oleh Arasya.
Bu Resa kembali duduk di kursinya. Ia menatap Arasya dengan pandangan datar, "Kamu ngapain bisa telat masuk jam saya? apa kamu sudah lupa bahwa saya itu tidak suka murid yang tidak disiplin?" ucap Bu Resa dengan sarkas.
"Maaf Bu, saya tidak akan mengulanginya lagi. Tadi saya ke perpustakaan untuk mengambil buku paket bahasa Indonesia karena saya belum punya," ucap Arasya sambil menunduk.
"Alasan bisa diterima, tapi ada satu hal. Kenapa sampai telat saat mengambil buku? mengambil buku tak selama itu, dan apakah kamu tak mendengar bel masuk? apa bel sekolah ini kurang keras?" rentetan pertanyaan dari Bu Resa itu membuat Arasya langsung mati kutu, kenapa guru ini sangat pedas ucapannya?.
***
Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit lalu, dan Bu Resa pun telah keluar dari kelas. Raya dan Arasya saat ini tengah bersiap-siap menuju kantin, kedua gadis itu masih sibuk membereskan peralatan tulis mereka.
"Gila woi, tadi lo yang ditanya Bu Resa gue yang tremor," ucap Raya sambil menutup resleting tasnya.
"Kamu aja tremor, apalagi aku. Udah berasa tes militer" cicit Arasya dengan tatapan yang memelas.
Raya menggandeng lengan Arasya, mengajaknya untuk keluar kelas menuju ke kantin.
Banyak sekali siswa siswi yang berada di sepanjang koridor, mungkin karena sudah jamnya untuk istirahat. Selama berjalan di koridor Arasya dan Raya disuguhkan dengan pemandangan beberapa siswa siswi yang sedang bercanda dengan teman-temannya.
"Eh bentar!" tiba-tiba saja Raya menghentikan langkahnya dan otomatis Arasya pun menghentikan langkahnya.
Raya menghentikan langkahnya karena ia mendengar ucapan seorang siswi.
"Gue denger-denger nih ya, katanya OSMAJHA bakal ngadain event lagi. Infonya itu bakal ada konser" ucap seorang siswi dengan rambut yang tergerai.
"Bener? otomatis ekskul musik tampil dong!" seru siswi dengan rambut sebahu.
"Nah itu!, kalo bener sih band sekolah kita bakal tampil" pekik siswi dengan rambut tergerai itu.
Raya yang mendengar pembicaraan itupun langsung membulatkan matanya. Raya menatap Arasya dengan tatapan binar.
"Asya lo tau gak?" Dengan polos Arasya menggeleng sebagai respons.
Raya yang melihat itupun mendengus, "Kita harus ke kantin cepat, setelah makan kita langsung lihat mading di aula" ucap Raya dengan cepat.
***
Setelah lima belas menit Arasya dan Raya telah kembali dari kantin. Mereka berdua saat ini tengah berlari menuju ke aula untuk melihat mading. Ralat hanya Raya yang berlari, karena Arasya hanya berjalan sedikit cepat saja.
Saat sampai di aula ternyata banyak siswa siswi yang mengerubungi mading. Arasya pikir mading akan sepi seperti biasa ternyata perkiraannya itu salah besar.
Terlihat di sana beberapa orang berdesakan, Arasya juga melihat Raya yang berusaha melihat mading. Sedangkan Arasya sendiri ia memiliki duduk di kursi yang ada di aula, Arasya tidak ikut melihat isi mading karena ia tak mengetahui mereka mau melihat apa. Arasya kesini pun atas desakan dari sahabatnya yaitu Raya.
Dua menit menunggu, Arasya melihat Raya yang berlari menuju Arasya dengan senyuman lebarnya.
"GILA! GUE SENENG BANGET!" teriak Raya dengan histeris.
Arasya yang kaget pun memandang Raya dengan heran, tak hanya itu Arasya pun di kagetkan dengan teriakan dari beberapa siswa. sebenernya ada apa ini?.
"Ada apa sih sebenernya?" tanya Arasya.
"BENERAN BAKAL ADA KONSER!, LO TAU ARTINYA BAND SMANJHA BAKAL TAMPIL. DAN KAK DEPAN ADALAH SALAH SATU DARI ANGGOTA BANDNYA SMANJA!" teriakan histeris dari Raya itu membuat Arasya membulatkan matanya.
Arasya menjadi penasaran dengan penampilan band milik SMANJHA, lebih tepatnya ia ingin melihat seseorang yang di panggil Raya dengan sebutan 'Depan' itu.
***
Sore ini Arasya sedang berada di Indomaret untuk membeli beberapa camilan, karena stok camilan dilamarnya sudah menipis. Arasya mulai membeli snack, minuman kaleng, mie instan, bahkan makanan cepat saji.
Arasya mengambil beberapa Snack yang ada di rak, karena terlalu asik bahkan ia menaruh snacknya di dekapannya bukan di keranjang belanja. Arasya terus bergeser untuk mengambil Snack kesukaannya.
Brak!
Secara tak sengaja Arasya menabrak punggung seseorang, alhasil semua Snack yang ada di dekapan Arasya jatuh berceceran di lantai Indomaret.
Orang yang di tabrak itu membalikkan badannya menghadap kearah Arasya, sedangkan Arasya menatap snacknya yang berceceran dengan cemberut. Orang yang ada didepan Arasya itu berdahem, spontan Arasya mendongakkan kepalanya menatap wajah orang yang ada di depannya itu.
"Yah nabrak kakak lagi" ucapan itu secara tiba-tiba keluar dari bibir Arasya.
Orang yang tak sengaja Arasya tabrak itu adalah Devan, lagi dan lagi Devan.
"Lain kali hati-hati," ucap Devan.
Devan membungkukkan badannya untuk mengambil Snack Arasya yang berceceran di lantai koridor, untung saja masih aman semua dan tidak ada snack yang terbuka.
Arasya yang melihat itupun langsung berjongkok untuk ikut mengambil snacknya yang berceceran. Devan berjalan mendekati keranjang belanjaan lalu menaruh semua Snack milik Arasya kedalamnya, Devan kembali mendekati Arasya lalu menyerahkan kepada Arasya.
"Hati-hati, jangan ceroboh" setelah mengatakan itu Devan berlalu meninggalkan Arasya yang menatapnya.
****
Jangan lupa pencet tanda bintangnya yaaa!!
-TERIMA KASIH TELAH MEMBACA-
(230323)

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO
Teen FictionNaufaleo Devano Wijaya yang merajut kisah cinta indah bersama gadisnya, Alana Arasya Putri. Menyatukan dua remaja yang saling jatuh cinta, mengukir kisah yang indah, membuat banyak momen indah, dan meninggalkan kenangan indah. *** "Kamu Kak Depan k...