HAPPY READING -!!
(TANDAI TYPO)
****
Senin, 6 Februari di lapangan outdoor SMANJHA. Lapangan SMANJHA terdengar riuh dengan siswa-siswa SMANJHA yang memenuhi lapangan. Tepat hari ini festival musik akan diadakan.
Dilain tempat, tepatnya di belakang panggung terlihat beberapa siswa-siswi yang tengah bersiap untuk tampil di atas panggung, mewakili kelasnya.
"Gimana bro?" tanya Alkan kepada teman-temannya.
"Aman," ucap Samudra sembari mengacungkan jempolnya.
"Siap!" sahut Mahes dengan senyuman lebarnya.
Sedangkan, satu remaja laki-laki lain tengah sibuk memandang seorang gadis yang tengah duduk di sebuah kursi dengan handphone yang ada di tangannya.
"Woi Depan!" panggil Mahes dengan sedikit keras.
Devan yang merasa terpanggil itupun menoleh kearah Mahes, Devan menaikkan sebelah aslinya pertanda bertanya. Fokus Devan yang semua kepada seorang gadis itu kini beralih kepada Mahes sepenuhnya. Devan harus menghargai temannya yang mau berbicara.
"Ngapain ngalamun terus dari tadi?" tanya Mahes penasaran.
Pasalnya sejak tadi Devan hanya diam dengan pandangan yang terfokus pada satu titik saja.
"Tidak apa-apa." Devan tersenyum tipis menanggapi ucapan Mahes.
"Muak banget dengernya." Ketus Mahes dengan wajah yang merenggut sebal, ia sangat greget dengan orang-orang yang bila di tanya bilang 'gak apa-apa'.
Devan yang melihat tingkah Mahes itu hanya terkekeh kecil. Temannya yang satu itu memang sangat lucu.
***
"Yo SMANJHA!" teriak pembawa acara festival musik di SMANJHA, namanya Farel.
"Wuuuuu" teriakan dari siswa siswi menggelegar membuat suasana lapangan menjadi sangat riuh.
"Akhirnya SMANJHA ngadain acara lagi, setelah sekian lama ya," ucap pembawa acaranya yang lain, namanya Ana.
Ucapan dari Ana itu mendapatkan respon dari penonton berupa teriakan-teriakan yang lebih di dominasi oleh suara remaja perempuan.
"Untuk pembukaan acara akan di isi oleh penampilan oleh anak dance," ucap Farel yang langsung mendapatkan sorakan.
"YO DANCE! silahkan menikmati" seru Farel dan Ana berbarengan.
Anak dance mulai memasuki area panggung, musik mulai menggelegar di dampingi dengan teriakan-teriakan semangat dari siswa-siswi yang semakin membuat heboh.
Penampilan anak dance telah selesai, kini Farel dan Ana kembali memasuki panggung.
"Seru ya guys!" seru Ana.
"Penampilan selanjutnya yaitu, nomor urut satu," Farel menjeda ucapannya.
"Dari kelas MIPA 1, beri tepuk tangannya" seru Farel dengan sangat semangat.
Perwakilan dari MIPA 1 adalah Arasya, ya! Arasya. Perlahan Arasya menaiki panggung, antusias para penonton membuat Arasya sedikit gugup. Tetapi teriakan dari teman-teman satu kelasnya membuat Arasya menjadi semangat. Arasya tersenyum kecil sebelum memulai menyanyi.
Alunan musik mulai terdengar merdu, Arasya memejamkan matanya sejenak. Kemudian matanya menatap sekeliling, sangat ramai dengan siswa siswi yang heboh.
Saat Arasya mengangkat mic, mendekatkan ke arah mulutnya seketika suasana menjadi hening.
"Bagaikan sungai yang tak punya malu" suara lembut Arasya mengalun merdu.
Arasya menyanyikan lagu berjudul, Kau Rumahku-Raissa Anggiani.
Mengalir meskipun terancam surut
Lalu (hmm), kakimu melangkah ke rumahku
Setengah melirik, mencoba rayu
Apa yang kau inginkan
Dari senyumku, ya tuan?
Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku
Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati
Yang hampir mati
'Kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita
Jangan biarkan ku pulang
Ke rumah yang bukan engkau
Bicarakan tentang seisi dunia
Perlahan mendekat, bisikkan cinta
Membuatku terlena
Ke dalam pesona sukma yang begitu indah
Apa yang kau inginkan
Dari senyumku, ya tuan?
Ohh
Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku
Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati
Yang hampir mati
'Kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita
Jangan biarkan ku pulang
Ke rumah yang bukan engkau
Jika mampu ku menjelajahi langit
'Kan ku petik pelangi 'tuk warnai harimu
Jangan khawatir, masih ada aku
Jangan khawatir, masih ada aku
Gemas sekali kau lukiskan bintang untukku
Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati
Yang hampir mati
'Kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita
'Kan aku persilahkan kau menetap di siniArasya menutup penampilannya dengan senyuman tipis, lalu membungkukkan badannya. Setelahnya Arasya kembali kebelakang panggung.
"Aaaa Asya! gila keren banget," seru Raya menyambut Arasya dengan antusias.
Arasya yang melihatnya keantusiasan dari Raya itupun tersenyum, Arasya merasa sangat bahagia dan merasa tersanjung dengan pujian dari Raya itu. Dia tak menyangka ternyata penampilannya tadi bisa membuat sahabatnya itu terkagum.
***
"Gila! gila! keren parah guys penampilannya tadi!" seru Farel dengan semangat.
"Pasti nggak sabar nih nunggu penampilan selanjutnya," ucap Ana sembari tersenyum lebar.
"Tanpa berbasa-basi lagi, mari kita saksikan penampilan selanjutnya" ujar Farel.
"DAMAS BAND!, YO SMANJHA..." seru Farel dan Ana berbarengan dengan antusias.
Alunan musik yang di mainkan oleh personil DAMAS BAND mulai terdengar, suara riuh penonton menyambut penampilan DAMAS BAND kali ini.
"Melihat tawamu" Suara merdu Devan mulai terdengar.
"Mendengar senandung mu"
"terlihat jelas di mataku"
"warna-warna indahmu"
Para penonton ikut hanyut dalam lagu, mereka menyahuti nyanyian yang di bawakan oleh DAMAS BAND dengan gembira.
"Terlihat jelas di mataku"
"menatap langkahmu"
"Meratapi kisah hidupmu"
"Terlihat jelas bahwa hatimu"
Devan menurunkan mic yang ia pegang lalu mengarahkannya kearah para penonton yang sedang bernyanyi.
"Anugerah terindah yang pernah kumiliki" Sahut para menonton dengan sangat kompak.
Perfomance kali ini DAMAS BAND membawakan lagu Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki-Sheila on 7.
****
Jangan lupa pencet tanda bintangnya yaaa!!
-TERIMA KASIH TELAH MEMBACA-
(280523)

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO
Novela JuvenilNaufaleo Devano Wijaya yang merajut kisah cinta indah bersama gadisnya, Alana Arasya Putri. Menyatukan dua remaja yang saling jatuh cinta, mengukir kisah yang indah, membuat banyak momen indah, dan meninggalkan kenangan indah. *** "Kamu Kak Depan k...