Hai, ini first time aku bawain nuansa lokal yang nggak lokal banget. Karakter kali ini juga oc, sesuai fantasiku walau namanya cuman asal-asalan yang ada di otak
⚠️ WARNING⚠️
Toxic/Harsh words, non baku,Kalau kalian mengharapkan nc 21++ baca book lain ya 😫, ini nggak ada nc yang sampai ke sana. Paling sebatas cium sama grepe-grepe.
Semisal book ini ramai, aku lanjut
Kalau sepi komen + vote, langsung unpub hari Jum'atJadi, jangan lupa comment + vote
Yang belum follow akunku, segera yuk. Nanti ketinggalan updateHappy Reading
Tek..Tek..Tek..Tek..
Pagi, siang, sore, malam suara ini.
Sekolah, rumah, pasar bunyi ini. Bahkan beranda YouTube, Tiktok, dan snap story didominasi oleh suara ini.
Telinga kaya mabuk berat ketika sudah mendengarnya berkali-kali dalam sehari. Pengang banget suaranya sampai kebawa mimpi. Bikin susah tidur dan mata panda bersarang di wajah.
Belum lagi kalau bocah-bocah cilik pada bersatu padu. Jadi pro-player Latto-latto. Berisiknya sudah nggak bisa diganggu gugat, menyaingi bisingnya perang negara tetangga. Lama-lama berasa simulasi perang dunia keempat di Indonesia.
Sekarang bukan lagi zamannya mabar Api Gratis dan Legenda Seluler. Dua game tadi seolah tergeser akibat mainan anak 90-an yang lagi naik daun.
Itu bagus. Melestarikan budaya lampau yang terkikis oleh pergantian zaman. Lamun tahu waktu dan kondisi jugalah. Jangan pagi, siang, sore, malam dimainkan terus. Telinga orang lain bisa mabuk lantaran keseringan dengar suara tek-tek-tek.
Contohnya kaya seorang gadis berambut hitam legam yang tengah berbaring cantik di pos ronda. Menikmati masa paling syahdu di dunia. Ditemani oleh keheningan dan kedamaian yang hangat.
Membuat ia tak sengaja terhanyut ke dalam masa indah. Dia pun memejamkan kedua matanya, berniat hadir ke alam mimpi yang menanti.
"Danur, kamu cantik eum.." Pemuda berparas imut menunduk malu setelah mengungkap sanjung yang berbisik. Sementara Danur terkesiap, tertegun dengan sanjungan yang menghangatkan hati.
"Aish.. imutnya, sini mumum dulu.." ucapnya yang tak mampu menahan gemas di dada.
"Nda maw, mal- Tek-tek-tek."
Sial, ini mimpinya napa bunyi Latto-latto?!
"Ck, berisik!"
Gadis berambut hitam legam dengan body aduhai bangkit dari tidur santainya di pos ronda. Lantas menatap para bocah yang asyik mabar di depannya.
Awalnya tidak ada yang salah. Tapi bunyi tek-tek-tek yang sudah seperti backsound hidupnya membuat air mukanya seketika datar.
Dia baru sadar kalau para pemain Latto-latto sedang berkumpul di sini. Ia kira suaranya berasal dari alam mimpi yang sudah menjemput. Tahunya di depan ia persis.
"Woi, pergi sono! Berisik!" usirnya jutek. Dia berniat mau tidur tenang di sini supaya nggak terganggu sama suara adik dan kakaknya yang lagi marathon Latto-latto biar pro.
Eh, di sini malah tambah parah. Satu geng main Latto-latto. Runyam sudah pagi cerahnya yang seketika mendung.
Semua anak laki-laki yang berkerubung di depannya melongok serentak. Lalu berbisik was wes wos yang nggak jelas di telinga gadis itu. Tapi yang bikin dia kesal adalah komuk julit bocah-bocah yang seolah nggak terima permainannya diusik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Latto-Latto In Love {Fem!Dom}
JugendliteraturTeketeketek so bising Mwah-mwah so sweetie Jangan lupa follow sebelum membaca (≧▽≦) _________ Sinopsis... Tek.. Tek.. Tek.. Tek.. Teketeketek Etdah buset. Nggak di sini nggak di sana, bunyi ini mulu perasaan. Berasa backsound kehidupan...