(⁠。O )⁠ = 4 ✧

191 86 0
                                    

⚠️ WARNING⚠️
Toxic/Harsh words, non baku

Canda ya guys, tetap double up!

Jangan lupa vote dan comment
Jangan lupa follow juga, bantu 245!

Happy Reading

Danur speechless. Nggak ngerti lagi sama teman-temannya yang mendadak demam Latto-latto. Terutama Johan dan Zack yang katanya benci banget sama mainan itu.

Tapi hari ini mendadak berubah jadi maniak Latto-latto. Telinga Danur sampai pengang gara-gara mendengar backsound kehidupan yang menjajah hampir seluruh daerah di Jakarta. Nggak kebayang kondisi daerah lain yang pasti lebih parah demam Latto-latto-nya dibanding Kompleks Kasep Ayu.

"Guys, come on stop! Telinga gue capek dengarnya!"

Ia mengeluh pada teman-temannya yang tampak asyik bermain. Sehingga mengabaikan keluhan Danur yang ada di depan mereka. Terutama Runa yang tengah ambis dalam mencoba mainannya.

Padahal beberapa hari yang lalu Runa bilang nggak suka. Terus tidak akan memainkannya di depan Danur. LAMUN NYATANYA APA?? Dimainkan juga di depannya.

Danur capek. Mau menghilang dari bumi. Tapi, ibunya sudah berjuang melahirkannya. Masa dia lenyap mainan teketeketek yang telah menginvasi Indonesia.

Mereka bukan lagi dijajah Jepang dan Belanda. Tapi sedang dijajah sama bunyi teketeketek yang menyawan kuping.

"Shit, this sucks!" ucap Danur sembari menendang kerikil di depan sepatunya. Lalu ia berjalan meninggalkan teman-temannya yang asyik bertanding Latto-latto tanpa menghiraukan keberadaan dirinya.

Leo yang baru saja tiba pun mendelik. Lantas ia berlari, mengejar Danur yang tampak badmood.

"Nur.."

"Apa?" Danur berhenti melangkah dan berbalik. Ia memandang Leo yang sedang tersenyum gerun lalu tertawa garing saat keheningan melanda mereka.

Danur pun menghela napas panjang kemudian menyuruh pemuda itu untuk lebih dekat dengannya. Leo menurut. Dia mempersempit jarak di antara mereka lalu meringis tatkala sebuah sentilan mendarat di dahinya.

"Kok disentil?!"

"Nggak papa, pengen doang."

Danur terkekeh selepasnya. Ia sedikit terhibur dengan kekesalan Leo yang terukir di wajahnya. Dia jadi ingin mengecup bibir manis yang mengerucut imut di depannya.

"Kesal, nih?"

"Humph!"

Danur terkikik dan membujuk Leo, "Jangan kesal, nanti aku beliin bakso Mang Ujang, deh.."

"Serius?" Kedua netra pemuda itu tampak berbinar terang seperti anak kecil yang diiming-imingi mainan.

Danur pun mengangguk sebagai jawaban lantas terlonjak tatkala Leo melompat-lompat girang. Dia jadi tak bisa menahan kekehan geli yang menyangkut di tenggorokan.

Leo sungguh sesuatu. Mampu membuat hatinya berbunga-bunga karena tingkah konyolnya. Sehingga melupakan rasa kesal yang sempat meluap-luap di rongga dadanya.

"Nur, ayo!" ajak Leo sembari menggenggam jari telunjuk Danur.

"Ayo kemana?"

"Ish, ke gerobak bakso Mang Ujang!"

"Memang gue bilangnya sekarang?"

"Humph.. Ndak!"

Danur tersenyum geli sembari menunduk, memandang jari telunjuknya yang diremas oleh Leo. Sepertinya pemuda ini marah lagi karena dikerjai olehnya.

Latto-Latto In Love {Fem!Dom} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang