Chapter 9

0 0 0
                                    

"Eh gais itu bukannya Pak Pradipta ya, kok bisa disini kita tadi pesan berapa tiket?" tanya Aya yang beruntun kepada teman sekelasnya dan Hujan menjawab. "Bukannya kita mesan sama jumlahnya sama yang kita ajak?" dan diangguki oleh teman temannya.

Mereka pun terheran karena Pak Pradipta bisa masuk kedalam teater yang mereka pesan. Hujan pun memberanikan dirinya untuk bertanya kepada Pak Pradipta.

"Eeum selamat siang pak, ini saya Hujan."

"Kamu siapa ya, saya tidak mengenal anda" jawab orang itu. Dan Hujan pun terkaget karena yang ia ajak bicara bukan Pak Pradipta, melainkan orang lain yang mirip dengan Pak Pradipta.

"E- eh, maaf pak saya tidak tahu maaf sekali lagi ya pak" ujar Hujan yang tambah malu karena salah orang, dan ia langsung bergegas jalan ke arah teman temannya.

"Gais gais, itu bukan Pak Pradipta itu orang lain yang mirip Pak Pradipta" ujar Hujan yang masih ngos ngosan karena ia setengah berlari menuju teman temannya. Aya dan teman teman yang lain juga sangat kaget, masalahnya orang itu bisa masuk ke ruang teater yang mereka pesan.

"Sumpah, tapi orang itu bisa masuk kedalam teater kita"

"Mungkin aja dia pegawai sini, kamu liat dia bawa identitas nama gak tadi Jan?"

"Liat sih"

"Ihhhh kok kamu bodohnya natural banget si Hujan Sagara" ucap teman temannya karena mereka sudah sedikit kesal dengan Hujan.

"Hehe maaf" ujar Hujan sambil nyengir kuda.

Setelah drama yang dibuat oleh Hujan, saatnya mereka memasuki ruang teater itu. Mereka menonton film makmum. Ya mereka sangat suka dengan film horor.

"Gais, kalo kalian takut pas ada jumpscare teriak aja gapapa, lagian ini isinya kan cuma kita kita aja" ujar Gibran mengingatkan teman temannya.

Film pun dimulai, beberapa menit setelah film dimulai Aya sudah ketakutan karena dia gampang takut dengan film horor.

"AAA"

"IH ITU HANTUNYA UDAH JELAS BANGET DIBELAKANG" teriak semuanya karena mereka menggunakan kacamata 3D.

skip sudah selesai menonton~

Setelah film selesai mereka semua keluar dari ruang teater itu dalam wajah ketakutan, karena mereka semua mendalami film horor itu. "Huh, akhirnya selesai juga filmnya takut banget" jelas Ani kepada 4 sahabatnya "Iya takut banget" saut Gibran yang tak tahu dari mana datangnya.

Setelah keluar dari ruang bioskop, mereka langsung menuju ke tempat makan yang ada di mall itu. Mereka menuju ke tempat makan pempek, karena mereka menyukai makanan khas Palembang itu.

Singkat cerita mereka sudah pulang dari mall, dan esok paginya mereka sudah wisuda dari SMK kesayangan.

Hari wisuda ini sangat megah dan sangat mewah, selain mewah sekolah mereka mengundang beberapa penari daerah. Ada penari saman, tari Bali dan tari remo. Aya dan kawan kawannya sudah bebarengan duduk dan menikmati acara wisuda itu. Tak lupa ia berfoto untuk menjadi kenangan terindah.

"HUA GAIS TAK TERASA KITA UDAH LULUSAN AJA"

"IYA KITA BAKAL PISAH"

"kita enggak bakal pisah, kita masih bisa kok bertemu tapi sudah jarang" ujar Kaila yang tidak mau hal ini terjadi karena ia sudah nyaman sama pertemanannya.

Acara wisuda itu berlangsung selama 3 jam, ditambah dengan beberapa acara yaitu berfoto dan ramah tamah terhadap wali murid.

Tiba tiba ada seorang siswa berpakaian hitam putih menuju kearah Aya. Ya itu adalah Darrel sahabat dari Kaila. Aya sengaja mengajak Idan ke acara wisudanya.

"Ya, ini aku gimana orang orang pada melihat kearah ku" bisik Darrel kepada Aya

"Gini aja nanti aku bakal ajak Kaila dan yang lainnya untuk keluar dari gedung ini sebentar terus kamu datang dari arah belakang Kaila, gimana?"

"Boleh boleh" ujar Darrel yang menyetujui perkataan Aya.

Sebenarnya Aya dan teman temannya menyuruh Darrel untuk menembak Kaila, karena Aya telah bekerjasama dengan Darrel untuk menyatakan cinta nya.

"Eh Kai, ikut kita yuk ke belakang gedung" ujar Aya sambil tersenyum untung saja Kaila tidak curiga kepada Aya.

"Oke, tapi kita ngapain" tanya Kaila sedikit ragu "udah gapapa santai aku gak bakal aneh aneh" ujar Aya meyakinkan Kaila.

Setelah sampai dibelakang gedung Aya mengajak Kaila dan teman temannya bermain sebentar sebelum tujuan awalnya terlaksana.

Darrel memantau Aya dan lainnya untuk bisa mencari timing yang pas. Aya pun memberi kode kepada Darrel, dan Darrel segera menuju kearah belakang Kaila.

"Eh Kai Kai, di sebelah kaki kamu ada apa" tanya Faisha. Setelah mengatakan itu Kaila langsung berbalik untuk mengecek surat itu. Tetapi ia tidak menemukan apa apa hanya sepucuk surat berada disebelah kakinya.

"Duar, hai Kaila kamu pasti tidak kenal kepada ku karena aku beluk membuka topeng ku. Jadi aku disini akan menyatakan cinta ku kepada mu karena aku tahu kamu menyukai aku. Ini Darrel kamu pasti kaget ya aku bisa ngasih surat ini padahal aku sudah pergi ke luar negeri. Berita itu adalah berita bohong aku tidak jadi pergi ke luar negeri, aku ada didepanmu."

Deg.

Kaila sangat terkejut karena Darrel ada dihadapannya sedang berjongkok lalu membawa bunga dan cincin.

"Mau kah kamu jadi pacar ku?" Kata Darrel to the point, karena ia tidak menyukai basa basi.

"Eh eum eee, aku m-mau jadi pacar kamu Rel" jawab Kaila setengah gugup dan grogi karena ia diliat oleh 4 sahabatnya.

"Yuhuu, selamat Kaii kesayangan akuh" ujar keempat sahabatnya yang senang karena Kaila ditembak oleh seorang yang Kaila sukai dari kelas 10.

"Jadi kita udah jadi?"

Pertanyaan itu muncul karena Kaila masih deg degan dengan kejadian itu.

"Kamu bertanya apa nona manis, hm?"

Sungguh tidak kuat rasanya, Kaila hanya ingin menghilang karena menanyakan hal itu kepada Darrel, untung saja Darrel tidak menertawakan pertanyaan itu.

"Yasudah, Rel aku bawa pacarmu kedalam lagi ya. Kamu kalo mau pulang gak papa kok Rel. Besok kan ketemu buat acara Anniversary persahabatan kita jadi kita mengajak kamu." ujar Ani kepada Darrel dan Darrel menyetujui tawaran itu.

Tak terasa acara wisuda itu telah selesai, banyak para siswa dan siswi menangis karena tak ingin berpisah dengan temannya yang mereka anggap saudara sendiri. Kaila dan teman teman pun demikian, mereka menangis bersama dan Ani berpesan bahwa kita tidak boleh melupakan tentang putih abu abu kita suka duka harus dilewati secara bersama sama tanpa adanya perbedaan.

"Eh gais besok jadi kan kita?" tanya Aya Setelah sampai di rumahnya lewat ponselnya.

"Jadi kok, jam 13.30 ya ges" ujar Ani dari chat wa 5 sahabat itu.

Besok harinya..

Five BestfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang