01. Buka

186 14 2
                                    

Lonceng pintu terdengar, semua orang yang berada di ruangan langsung menoleh ke arah pintu, terlihat sesosok laki-laki berambut puding masuk dengan gontai. Kozume Kenma.

Sebetulnya Kenma bekerja sebagai editor. Tapi dia dipaksa datang oleh Akaashi, katanya, mereka kekurangan orang. Kenma, yang selama hidupnya tidak pernah jadi waiters menolak permintaan Akaashi.

"Lo bakalan digaji lebih kok." Tawaran yang menarik, jadi Kenma ikut. Walau setengah hati.

"Loh? Kok tumben si kucing ikut." Tendou, baker yang sudah teruji secara BPOM ini bertanya.

"Dipaksa Akaashi." Kenma menuju kasir, masih dengan wajah yang penuh dengan paksaan.

"Gue udah minta maaf loh tadi, Kak Suga juga bilang gaji lo bakalan di double." Akaashi tidak terima jika dirinya di salahkan, padahalkan dia hanya menyampaikan pesan Sugawara!

"Ya." Singkat, padat dan jelas. Tendou yang menunggu acara tonjok-menonjok pun menghela napas kecewa. Pintu cafe kembali dibuka, kali ini yang membuka memasang wajah cemberut.

"Kenapa lagi lo sama Iwa?" Tebak Tendou yang ternyata tepat sasaran. Oikawa mengerucutkan bibirnya. Sugawara yang baru keluar dari ruangan menjadi korban pelukan Oikawa.

"Nape lo?" Tanya Sugawara, yang ditanyai malah mengeratkan pelukannya, membuat Sugawara bingung. "Ada masalah sama Iwa?" Oikawa melepaskan pelukannya, menghentakkan kaki kesal.

"Iwa tuh nyebelin banget! Dia kan lagi dideketin orang ya, tapi dia gak sadar!" Acara gibah dimulai. Tendou yang niatnya mau membuat kue malah tidak jadi karena ingin mendengarkan cerita Oikawa.

Sugawara sudah duduk manis diatas kursi, tidak tau kursi mana yang ditarik olehnya. Kenma dan Akaashi bergeming, berpura-pura untuk tidak peduli. Walau sebetulnya mereka ikut menyimak.

"Iwa tuh emang baik, ganteng juga, terus gagah," Sugawara dan Tendou memasang wajah jengah, muak mendengar penuturan bulol Oikawa. "TAPI TETEP AJA! IWA UDAH NIKAH SAMA GUE!" Oikawa teriak mencak-mencak, beruntung mereka belum buka.

"Kayak, gak liat kah dia cincin yang ada di jari manis nya Iwa? PUNYA GUE ITU! IWA PUNYA GUE!" Sugawara menepuk punggung Oikawa, berusaha menenangkan. Gawat kalau Oikawa bad mood berkepanjangan, nanti dia tidak fokus bekerja yang menyebabkan cafe mereka malah bangkrut. Mana wajah Oikawa saat sedang bad mood minta di gampar lagi.

"Mending lo ke belakang. Siap-siap buat kerja, sekalian bertapa, siapa tau lo gak bad mood lagi." Oikawa menurut, walau jalannya masih dihentak-hentak seperti anak kecil, dan bibir yang masih mengerucut seperti bebek.

"Btw, Ken." Kenma yang sudah berdiri di depan kasir menoleh ke arah Sugawara. "Gue emang minta bantuan lo, tapi kalo ngerasa capek bilang ya." Kenma mengangguk. Sugawara menepukkan tangannya, membuat masing-masing dari mereka bersiap di tempat. Seperti Tendou yang sudah kembali ke dapur, dan Akaashi yang berdiri di dekat bar.

Sugawara memutar papan tanda, yang tadinya bertulis close berubah jadi open. Yang artinya, Aromatic Cafe sudah dibuka.

Selamat datang di Aromatic Cafe. Semoga kami bisa mengehilangkan rasa lelah kalian!

 Semoga kami bisa mengehilangkan rasa lelah kalian!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

> next

dan book ini, resmi di upload! yey!!

twitterpatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang