Sugawara menatap smartphone nya, Oikawa tadi meneleponnya, meminta izin untuk tidak bekerja atas larangan Iwaizumi. Mana Iwaizumi juga mengirimkan pesan kepadanya semalam. Sugawara menghela napas. Berpikir siapa yang bisa menggantikan Oikawa.
"Yamaguchi? Hinata? Kageyama? Tsukishima? Atsumu?" Kageyama wajahnya terlalu menyeramkan, Tsukishima mulutnya seperti boncabe level 15, Atsumu kelakuannya suka meresahkan. Berarti antara Hinata dan Yamaguchi.
Sugawara menekan foto profil Hinata dan meneleponnya, suara dering terdengar, Sugawara menunggu, namun suara denting terputus malah menyapa pendengarannya. Sugawara hanya bisa berharap kepada Yamaguchi.
"Halo mas?" Sugawara menghela napas lega.
"Lagi sibuk gak dek?" Sugawara menunggu, harap-harap cemas.
"Kebetulan lagi kosong sih, kenapa mas?" Sugawara tersenyum.
"Bisa ke cafe sekarang gak? Oikawa gak masuk soalnya." Suara berisik terdengar, sepertinya Yamaguchi masih diatas kasur.
"Bisa kok, tapi maaf kalo datengnya telat." Sugawara melambaikan tangannya.
"Santai aja." Telepon berakhir. Suara lonceng pintu terdengar, Sugawara yang berdiri di depan kasir langsung menoleh ke arah pintu. "Pagi Akaashi." Akaashi menganggukkan kepalanya.
"Pagi juga kak." Akaashi berjalan menuju ruang ganti. Setelah beberapa menit terlewati, dia keluar menggunakan baju waiters miliknya.
"Udah sarapan?" Sugawara meletakkan smartphone nya di atas meja kasir. Akaashi menganggukkan kepalanya.
"Udah kak, tadi sarapan bubur sama Kak Bo." Sugawara mengangguk.
"Kak Tendou mana?" Akaashi berjalan menuju bar, mengeluarkan biji kopi dan coffee grinder dari atas kabinet.
"Beli bahan." Jawab Sugawara. Akaashi menatap Sugawara.
"Sendirian?" Sugawara menggeleng.
"Sama Ushijima." Akaashi mengerjap, sedikit terkejut dengan ucapan Sugawara.
"Tumben?" Sugawara menepuk tangannya.
"Iya 'kan?! Tumben kan?!" Akaashi mengangguk, tumben sekali Tendou pergi bersama Ushijima, biasanya dia belanja bahan dengan Oikawa, sekalian mencari sarapan.
"Kak Oikawa belum dateng?" Tanya Akaashi yang tengah menggiling biji kopi dengan penuh fokus, Sugawara meregangkan tubuhnya.
"Enggak kerja, soalnya dia lagi diikutin sama orang." Akaashi meletakkan kopi yang sudah dihaluskan ke dalam moka pot.
"Bukan Kak Ushijima?" Sugawara menggeleng. Sebetulnya Sugawara sedikit prihatin dengan Ushijima karena selalu di fitnah, terutama dengan hal-hal yang menyangkut Oikawa. Tapi Sugawara juga tidak bisa menyalahkan Akaashi karena dia juga sempat berpikir begitu.
"Oikawa dari dulu fans nya ada banyak." Akaashi mengangguk, dia kembali fokus dengan moka pot yang berada di hadapannya.
^^
Suara bising memenuhi cafe, Sugawara senang karena cafe nya ramai, tapi juga lelah karena harus mengantarkan pesanan ke meja pelanggan. Yamaguchi sedikit ketir karena ini pertama kalinya ia bekerja sebagai waiters, tapi di sisi lain dia juga senang karena bisa mendapatkan pengalaman.
Semuanya baik-baik saja, sampai sesosok perempuan masuk ke dalam cafe dengan tergesa-gesa, dia mengambil minuman yang dibawa oleh Akaashi, kemudian menyiram salah satu pelanggan disana. Suasana tiba-tiba menjadi senyap.
"Lo apa-apaan sih?!" Salah satu dari mereka berdiri, suara decitan kursi terdengar. Tendou yang mendengar suara ribut-ribut keluar dari dapur.
"Maksud kakak apa hah jalan sama dia?!" Perempuan itu menunjuk laki-laki berponi miring.

KAMU SEDANG MEMBACA
twitterpated
Hayran KurguTentang sebuah cafe dan cerita yang menghiasi di dalamnya. Warning: bxb, gxg, harshwords, lokal, fluff (?) chara milik Haruichi Furudate, aku cuman minjem. Terutama oknum Oikawa Tooru, ku pinjem buat selamanya.