4. Different Approach

954 54 0
                                    

Apabila Jaemin dan Renjun mendekati Jeno dan juga Guanlin secara perlahan? Berbeda dengan Haechan dalam mendekati pria asal Canada bernama Mark Lee. Dirinya malah langsung melakukan making out bersama Mark disebuah apartemen pribadi milik pria itu.

Haechan sangat tidak menyukai perkenalan yang penuh basa-basi dan drama. Lebih baik gasspoll daripada bertele-tele tak pasti.

"Mengapa kau tidak memakai pengaman dan mengeluarkannya didalam?!" Protes Haechan, yang sudah berpakaian rapih. Menyesapi tehnya dan memakan cake yang telah disediakan pria bermarga Lee ini.

Sedangkan Mark yang saat ini tengah mengerikan rambutnya dengan handuk pun terkekeh. "Kenapa emang? Lebih baik mengeluarkannya didalam bukan? Lebih enak." Ujar Mark, yang langsung mengambil tempat disamping Haechan.

"Yak! Kalau sampai aku hamil bagaimana?!" Protes Haechan, kepada pria yang terlihat sangat santai ini.

"Menikah." Jawab Mark yang terlihat sangat acuh. Bagi dia, kenapa harus di persulit sih? Ya kalau hamil, ia harus menikahi wanita inu. Mudah bukan?

"Tapi aku tidak mau memiliki anak!" Sambung Haechan, yang benar-benar tidak mau memiliki seorang anak. Selain dirinya ini sedang menjalani misi, dia juga emang enggan untuk mempunyai anak. Merepotkan.

"Kenapa? Bukankah akan sangat menyenangkan. Aku dan Kamu akan menjadi orang tua?" Balas Mark, yang sepertinya menyukai ide ini.

Haechan mengambil nafasnya dalam-dalam, sebelum dirinya menimpuk pria yang ada di sampingnya ini dengan Sendok yang ia pegang. "Yak! Kita baru hari ini berkenalan, dan kau dengan gampangnya bicara menikah, orang tua dan anak?!" Oceh Haechan, yang tidak habis pikir dengan cara berpikir pria bermarga Lee ini.

"Lalu, kau mau apa? Ini semua sudah terjadi, aku menikmati dirimu dan kau menikmati diriku. Apa yang harus disesalkan? Toh kalau misalkan kamu hamil, aku akan bertanggung jawab menikahi dirimu. Kenapa harus kau bawa susah sih?" Sahut Mark, yang aneh akan letak kesalahan yang ia punya.

Haechan pun langsung mendecak, dan bangun dari duduknya. "Terserah kau!" Kesal Haechan, lalu pergi meninggalkan pria ini sendirian.

Bukannya mencegah atau menghampiri, Mark menatap punggung wanita yang memiliki marga yang sama dengan dirinya, yang kian menjauh. Mengambil ponsel yang ada disaku celananya setelah ia memastikan bahwa wanintanya sudah benar-benar pergi.

"Berikan aku data mengenai Lee Haechan, gadis asal Korea. Kutunggu dalam waktu 5 menit untuk kau memberikan semua data tentang dia." Mark langsung mematikan teleponnya secara sepihak, setelah mengatakan semua yang ia perlukan.

"Lee Haechan." Gumam Mark, dengan salah satu tangan yang sibuk memutar gelas yang berisi Wine sebelum meminumnya.

Dilain sisi, Haechan terus memaki pria bernama Mark Lee itu, dengan berbagai umpatan di sepanjang jalan menuju asrama. "Menikah? Punya anak? Kau bercanda! Dia pikir pernikahan hanyalah lelucon sesaat?!" Geram Haechan, yang masih terngiang-ngiang oleh perkataan Mark tadi.

Haechan itu sangat menjunjung tinggi pernikahan. Ia tidak akan bermain-main dengan ikatan sakral itu. Apalagi mengenai anak. Ia tidak mau mempunyai anak sebelum ia menikah, dan juga ia mau mempunyai anak dengan orang yang ia cintai dan juga mencintai dirinya. Bukan seperti pria berasal dari Canada itu, yang terlihat bajingan terhadap pernikahan.

Kalau saja ia tidak ingat dengan misinya? Ia sudah pastikan pria itu akan terkapar dengan lubang yang ada di dahinya, karena ulah yang dirinya perbuat, karena sudah menembaknya tepat di dahi pria itu.

Sampai di asrama, Haechan langsung memasuki kamarnya dan terlihat temannya yang sedang membaringkan tubuhnya, dengan earphone yang menggantung di dua telinganya.

MAYBE POSSIBLE - MARKHYUCK, NOMIN, GUANRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang