9. Make Me Your Mine

814 43 3
                                    

"Chan, ayolah. Masa iya kau masih mendiamkan diriku?" Bujuk seorang pria kepada seorang wanita yang saat ini tengah merajuk. Siapa lagi kalau bukan Mark, pria asal Canada ini yang sedang membujuk Haechan yang tengah merajuk perihal masalah kemarin.

Haechan sendiri lebih memilih untuk diam. Sedari tadi dirinya ini tidak menghiraukan pria asal Canada yang sedari tadi membujuk dirinya. Baginya dan prinsipnya itu, kalau pria ini bisa? Dirinya juga lebih bisa! Alhasil ia mendiamkan pria ini. Tidak menghiraukan keberadaannya dari awal pria ini menjemput dirinya, sampai kelas berakhir. Bahkan ketika didalam kelas, ia sama sekali tidak menoleh, menatap, mendengarkan serta membalas perkataan pria ini.

"Terima kasih, Ahjumma." Ucap Haechan kepada bibi pembuat makanan kampusnya. Setelah mengambil makanannya, ia segera duduk dibangku yang ada. Ia tidak memilih bangku seperti biasanya. Memakan makanannya tanpa menghiraukan perkataan pria yang terus mengekorinya inu.

Mark yang kesabarannya sudah diambang batas, ia pun segera merebut makanan wanita yang ada di sampingnya ini  Berharap wanita inu menatap dirinya, memarahinya atau bahkan memukulnya. Asalkan wanita ini mau melihatnya, ia tidak mempermasalahkan itu. Tapi dugaannya salah! Wanita ini malah menaikan kedua alisnya, beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan pria asal Canada ia.

Mark menggeram, mengacak rambutnya frustasi, sebelum akhirnya menyusul wanita yang bermarga sama dengannya. Dicekal tangan wanita ini, lalu dipojokkan lah sang wanita oleh dirinya. Di rapatkan ke tembok kampus dengan salah satu tangannya yang berada disamping kepala sang wanita, mencegah wanita itu kabur.

"Aku minta maaf! Jadi, bisakah kau kembali normal? Kau bisa melakukan sesuatu pada diriku, asalkan kau mau memaafkan aku! Memarahi aku atau memukul aku juga tidak apa---- aw!" Ringis Mark diakhir kalimat, ketika wanita ini benar-benar menendang tulang kering serta alat vitalnya.

Bukan hanya meringis, ia juga menahan sakitnya serta makiannya agar tidak meledak didepan wanita ini.

"Apa?! Mau marah?!" Sarkas Haechan, dengan tatapan tajam menatap Mark, yang saat ini tengah mengadu kesakitan karena ulahnya.

Marj meringis, menggelengkan kepalanya. "Aniya." Jawab Mark dengan terbata, karena masih menahan sakit dibagian bawahnya.

"Bajingan! Brengsek!" Maki Haechan tepat di depan wajah pria ini.

Mark membelalakan matanya, mendengar kalimat makian yang keluar dari mulut wanita manis ini untuk dirinya. Ia ingin sekali marah dan menghajar apabila ada orang yang memaki dan menyentuh tubuhnya. Namun karena orang itu adalah Haechan, ia jadi mengurungkan niatnya. Ia tidak mau jika kucing kecil itu berubah menjadi maung yang menyeramkan seperti yang kemarin ia lihat di mall.

"Sudah?" Tanya Haechan, yang sukses membuat pria yang ada di hadapannya ini menatap dirinya dengan tatapan bingung.

"Apa?" Tanya balik Mark, yang benar-benar tidak mengerti

"Aku sudah memaki dirimu, memukul dirimu serta menendang-mu seperti apa yang kau minta, kan?" Tanya Haechan, yang dibalas anggukan oleh pria yang ada di hadapannya ini.

"Oke! Aku pulang!" Pamit Haechan, meninggalkan pria berzodiak Leo ini, yang saat ini tengah menatapnya tak percaya.

Baru kali ini ada seorang perempuan yang berani memaki, menendangnya, bahkan meninggalkannya. Seumur hidupnya, dari ia embrio sampai sekarang? Tidak ada perempuan yang berani berbuat hal ini kepada dirinya.

Ia langsung menghilangkan lamunannya, dan segera menyusul Haechan yang pergi meninggalkan dirinya.

Dilain sisi, jika Haechan yang tengah merajuk dengan pria asal Canada itu. Berbeda dengan Renjun yang harus membujuk pria jangkung bernama Lai Guanlin, dari acara merajuknya.

MAYBE POSSIBLE - MARKHYUCK, NOMIN, GUANRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang