Moment I: Pertemuan

1.6K 31 0
                                    

"Sayang, mama dan papa mau menjenguk tante Zalfa dan bayinya, Pasha mau ikut?" Ucap Rahma mencoba mengajak anak semata wayangnya untuk ikut serta pergi ke rumah Zalfa dan Malik, sahabatnya.

"Ada kak Adam dan kak Ilham tidak, Ma? Kalau ada mereka Pasha ikut." Balas Pasha menanggapi ajakan sang mama masih dengan terus menonton televisi di kamarnya.

Kak Adam dan kak Ilham adalah anak-anak tante Zalfa dan paman Malik, sahabat mama dan papa Pasha. Sesungguhnya anak-anak tante Zalfa dan paman Malik yang Ia ingat sebelumnya ada enam tapi selain mereka berdua semuanya perempuan sehingga Ia tidaklah dekat dengan yang lain.

"Harusnya ada ya, mereka kan sedang libur juga seperti Pasha. Sudah ayo ikut mama dan papa saja, Sayang. Di rumah tante Zalfa ada adik bayi yang cantik lho, kemarin tante Zalfa ada kirim fotonya ke mama. Tante Zalfa baru saja melahirkan, Sayang. Pasha siap-siap ya, mama tunggu di bawah, Sayang." Rahma meninggalkan kamar Pasha setelah mencium kening anak semata wayangnya.

"Oke, Ma, Pasha ganti baju terlebih dahulu." Ucap Pasha menjawab sang mama.

----------

"Eh Pasha ikut, sedang libur ya, Sayang?" Ucap Zalfa saat melihat Pasha, anak sahabatnya yang berusia sepuluh tahun ketika ikut serta menjenguknya dan bayinya di rumahnya.

"Iya, Tan, Pasha sudah libur. Ada kak Adam dan kak Ilham tidak, Tan?" Pasha tersenyum saat menjawabnya.

"Ada. Mereka sedang bermain di kamar kak Adam, Sayang." Zalfa menjawab Pasha dengan yakin.

"Pasha naik ke kamar kak Adam ya, Tan? Boleh kan, Ma?" Pasha bertanya kepada tante Zalfa dan juga sang mama yang sedang sibuk dengan aktifitasnya di sudut ruangan.

"Boleh, tapi ke sini sebentar deh lihat nih adik bayinya cantik sekali, Sayang." Rahma tersenyum saat mengatakannya. Bayi di hadapannya saat ini sungguh cantik Ia meyakini sang anak akan menyukainya.

Mendengar itu Pasha pun mendekati sang mama yang berada di sudut ruangan yang sedang menundukkan kepalanya ke arah box bayi di hadapannya.

Begitu berdiri di depan box bayi itu Pasha pun terdiam seketika. Bayi perempuan di dalam box itu sungguh cantik dan harum meski Ia tidak begitu dekat dengannya. Dipandang olehnya bayi yang sangat putih dan bersih itu lama hingga hadir kebahagiaan di dalam hatinya secara tiba-tiba.

Senyum yang jarang sekali Pasha tunjukkan kepada orang lain pun kini terlihat jelas di wajahnya dengan sang mama yang tepat berada di sisinya menjadi saksi.

Rahma begitu bahagia karena sang anak yang selalu menampilkan wajah datarnya dapat tersenyum dengan lebar. Benar praduganya bahwa Pasha akan menyukainya. "Pasha mau coba menggendong Icha, Sayang?"

Pasha menjawab sang mama dengan anggukkan tanpa memalingkan pandangan dari bayi perempuan di hadapannya.

"Pasha boleh menggendong Icha tidak, Fa?" Rahma meminta izin terlebih dahulu kepada Zalfa sebelum menggangkat Icha dari dalam box bayinya.

Icha adalah nama panggilan yang diberikan oleh Zalfa dan Malik kepada bayi perempuan yang baru saja lahir dua hari lalu itu, Annisa Khairunnisa Ahmad.

"Tentu saja boleh. Pelan-pelan ya, Sayang." Zalfa dengan antusias menjawab Rahma. Jarang sekali dapat melihat senyuman anak sahabatnya seperti ini.

----------

Rahma pun menggendong Icha dan meletakkannya di pangkuan Pasha yang sudah duduk di nursing chair di sisi box bayi.

Pasha perlahan menyentuh bayi kecil di pangkuannya dengan sangat hati-hati karena tidak ingin melukainya. Ini adalah pengalaman pertamanya berinteraksi dengan bayi.

MOMENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang