Setelah penantian selama sepuluh tahun, pernikahan Icha dan Pasha pada akhirnya dilangsungkan. Icha dan Pasha yang pada pertemuan pertama kali hanyalah seorang bayi berusia dua hari dan anak laki-laki berusia 10 tahun kini sudah bertumbuh menjadi manusia dewasa. Baik dewasa secara fisik maupun dari cara berfikir.
Akad nikah Icha dan Pasha dilaksanakan pada hari Sabtu, di waktu Dhuha dan langsung dilanjutkan dengan resepsi. Waktu berlangsungnya acara sudah direncanakan dengan baik sehingga tidak mengganggu waktu sholat. Akad dan resepsi diadakan di lokasi yang sama, di salah satu hotel berbintang lima ternama di Jakarta.
Sesungguhnya Icha dan Pasha hanya menginginkan acara pernikahan yang sederhana namun mengingat bahwa pernikahan merupakan acara orang tua juga maka mereka mengalah dan menyetujui keinginan kedua orang tua mereka. Bagi kedua orang tua mereka pernikahan merupakan suatu kabar bahagia sehingga harus disebarluaskan, semakin banyak para undangan yang datang maka semakin baik. Oleh karena itu, untuk dapat menampung semua undangan di waktu yang bersamaan diperlukan suatu tempat yang nyaman.
----------
Setelah selesai acara akad dan resepsi, Icha, Pasha dan keluarga besar melakukan sholat Dzuhur berjamaah di lokasi yang sama sekaligus untuk mengucapkan syukur karena acara telah berjalan dengan lancar dan kini Icha dan Pasha pun telah resmi menjadi sepasang suami istri.
Waktu terus berlalu hingga tiba saatnya keluarga besar Pasha dan Icha harus pamit pulang dan hanya menyisakan Pasha dan Icha saja di hotel. Pasangan pengantin baru itu akan tetap tinggal di hotel untuk hari ini dan esok hari, memanfaatkan keuntungan yang ditawarkan oleh tim marketing hotel berdasarkan paket acara pernikahan yang mereka pilih.
----------
Setelah mengantarkan seluruh keluarga besar hingga ke lobby hotel, Pasha menggenggam erat tangan kiri Icha dan berjalan bersama menuju kamar yang sudah disediakan secara khusus untuk mereka.
Sesampainya di dalam kamar, Pasha langsung menarik sang istri, Icha, untuk dipeluknya erat lalu menangis tanpa suara di bahu sang istri yang masih mengenakan pakaian pengantinnya. Meski tidak berinteraksi selama sepuluh tahun lamanya, kecanggungan di antara Ia dan Icha tidaklah ada. Lagi dan lagi mereka dapat menjadi diri mereka sendiri tanpa ragu.
Mendapati laki-laki yang dicintainya, yang kini telah sah menjadi suaminya, Pasha, menangis saat memeluknya erat membuat Icha hanya diam dan membalas pelukannya tak kalah erat. Icha paham betapa emosionalnya sang suami akan moment mereka saat ini. Ia sudah banyak mendengar bagaimana perjuangannya menjalani hari-harinya menahan diri darinya demi tetap menjaga marwahnya sebelum Ia halal untuknya. Ia pun mengusap punggung sang suami dengan penuh rasa sayang.
Setelah beberapa waktu hanya diam, Icha pun mengatakan sesuatu untuk menenangkan sang suami. "Icha akan selalu ada untuk kakak. Icha akan selalu bersama kakak. Selamat, kak Pasha berhasil."
Mendengar perkataan Icha, Pasha melepaskan pelukannya lalu mengusap air matanya. Malu terhadap Icha yang melihatnya dalam kondisi rapuh seperti ini.
Icha tersenyum melihat sang suami dan mengambil kedua tangannya yang masih mengusap air mata untuk disatukan dengan tangannya. Icha menurunkan tangan mereka yang bertautan dan meletakkannya di sisi kanan dan kiri tubuh mereka. Icha memberanikan diri menatap mata sang suami kemudian mengucapkan dengan lembut kata-kata yang ingin Ia katakan. "Terima kasih. Terima kasih, Kak, sudah menunggu Icha."
Mendengar apa yang sang istri ucapkan, Pasha pun lagi-lagi menangis. Namun, berbeda dari sebelumnya kini Ia menangis dengan bersuara. Ia pun kembali memeluk Icha dengan erat. "Icha milik kakak sekarang dan seterusnya. Kakak sayang Icha, sayang sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
MOMENTS
RomanceAnnisa Khairunnisa Ahmad adalah seorang gadis remaja 17 tahun yang biasa dipanggil Icha. Icha terlahir sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara dari pasangan Malik Ahmad dan Zalfa Khairunnisa. Orang tua Icha memberikan nama tersebut dengan harapan...