~Putus~

7 3 0
                                    

Happy Reading

.
.
.
.
.
.

Ran merebahkan tubuhnya ke kasurnya. Matanya memandang kosong ke arah langit-langit kamarnya. Ia bertanya-tanya, apakah ia salah sudah mempercayakan kebahagiaannya pada Raka? Namun, saat Raka berjanji padanya akan membahagiakannya ia yakin bahwa cowok itu tulus.

Ran menghela nafas kasar. Cewek itu memiringkan posisi tubuhnya. Ia meraih bantal gulingnya dan mulai memeluknya. Perlahan-lahan matanya terpejam. Semoga dengan tidur, ia bisa melupakan sejenak masalah hidupnya.

Baru saja akan pergi ke alam mimpi, suara dering pada ponselnya membuat matanya langsung terbuka. Ia meraih ponselnya. Menatap nama sang penelpon sebelum mengangkatnya.

"Kenapa Mei?"

"Ada yang nantangin lo lagi bos, taruhannya lumayanlah!"

"Oke, gue bakal ke sana!"

Ran bangkit dari tidurnya. Ia meraih jaketnya dan juga kunci motornya.

Ia berjalan keluar kamarnya. Langkahnya terhenti saat matanya tidak sengaja menatap ruangan papanya. Ia terdiam sesaat, lalu kembali melangkahkan kakinya keluar rumah.

Ran menghela nafas, lalu menaiki motornya. Ia mulai melajukan motornya.

Sesampainya di area balap, Ran melepaskan helmnya. Hal itu membuat rambut panjangnya tergerai bebas diterpa angin malam.

Seorang cowok berjalan ke arah Ran dengan helm di ketiaknya. Cowok itu tersenyum miring melihat penampilan Ran.

Cowok itu menyodorkan tangannya dihadapan Ran. "Gue David, lawan lo."

Ran hanya diam menatap datar tangan David. Cewek itu mendongak menatap David. "Taruhannya?"

David tersenyum canggung. Cowok itu menurunkan tangannya. Ia memasukkan tangannya ke saku celananya. Perlahan, ia tersenyum miring. "Lo bisa ambil motor edisi terbaru gue."

Ran melirik ke arah motor David, ia mengangguk kecil. "Oke!"

David menjilat bibirnya menatap tubuh Ran intens dan itu membuat Ran merasa risih dan jijik akan tatapan David padanya. "Tapi kalo gue yang menang, lo one night ama gue? Gimana?" ujar David.

Ran tertawa sarkas. "Itupun kalo lo menang lawan gue!"

David menyeringai. "Gue pasti menang!"

Ran mengangkat bahunya cuek. Cewek itu kemudian memasangkan helmnya ke kepalanya. Ia lalu menaiki motornya.

Ran menatap datar ke depan. Tangannya mencengkram erat stang motornya.

"Kita mulai ya? 1 ... 2 ... Go!"

Sorak sorai dari penonton membuat area balap semakin panas.

David yang memimpin balapan menyeringai. Cowok itu melepaskan satu tangannya dan memberikan jari tengah ke Ran yang berada di belakangnya.

Ran menggertakkan giginya. Cewek itu semakin melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Tak peduli dengan kecepatan ke berapa sekarang, karena baginya kalah adalah hal yang memalukan. Apalagi harus one night dengan cowok brengsek seperti David.

Senyuman miring melengkung dibilah bibirnya saat berhasil menyalip David.

David mengeram marah. Cowok itu juga ikut melajukan motornya, namun Ran tidak akan membiarkan David di depan.

Dan akhirnya Ran menang.

Ran melepaskan helmnya. Ia menyeringai. "Lo kalah!"

"Bangsat!" umpat David sembari melemparkan helmnya kesal.

RAN {Hiatus}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang