Happy Reading
.
.
.
.
.Raja melepaskan helmnya, ia lalu turun dari motornya. Cowok itu berjalan ke arah dua cewek yang tengah berdiri di dekat pagar sekolah.
"Hey?" sapanya dengan senyuman manisnya, yang mana kedua matanya melengkung seperti bulan sabit.
Kedua cewek itu menoleh ke arah Raja. Salah satu dari mereka menatap Raja dari atas sampai bawah, menelisik penampilan cowok itu.
"Lo siapa?" Salah satu dari mereka menyahut.
Raja tersenyum lebar, menampilkan gigi taringnya. Cowok itu menyodorkan tangannya ke hadapan cewek yang menyahutinya. "Gue Raja, penggemar Ran!"
"Penggemar?"
Raja mengangguk. "Iya!" Raja menoleh ke gedung tinggi yang berada di hadapannya. "Btw, lo tau Ran dimana?"
Dina, cewek yang menyahutinya tadi mengerutkan keningnya. "Ngapain lo nyariin dia?"
"Gue mau ketemu!"
Dina terdiam sesaat. "Gue kagak tau, soalnya dia sering bolos!"
Raja mengangguk kecil. "Thanks ya!"
Raja menghela nafas kasar.
..OoO...
"Ran?"Ran hanya menatap datar ke arah Raja.
Raja merebut rokok di tangan Ran lalu memasukkannya ke mulutnya sendiri. Ran berdecak kesal melihat sikap semena-mena Raja. Cewek itu kembali memusatkan pandangannya menatap langit.
Raja merogoh saku jaketnya, mengeluarkan permen rasa stroberi dari jaketnya. Ia menyodorkan permennya itu ke arah Ran. Ran melirik permen itu sekilas, lalu menatap Raja dengan tatapan bertanya.
"Buat lo," ujar Raja seraya tersenyum.
"Gue kagak suka yang manis!"
Raja menghela nafas. "Lo kagak suka manis belum tentu lo kagak bisa makan kan? Ayo ambil!"
Ran terdiam. Cewek itu lalu meraih permen itu. "Thanks!"
"Sama-sama."
"Eh iya, lo kagak balik? Dah malam nih!"
Ran menoleh menatap Raja dengan wajah datar. "Terserah gue!"
"Balik gih! Atau mau gue temenin balik? Sekalian biar tau rumah lo," pungkas Raja seraya menghembuskan asap rokok di mulutnya.
Ran menghela nafas. "Kalo lo mau balik, balik aja sono! Kagak usah peduliin gue. Gue kagak kenal ama lo!" ucap Ran dengan nada datar.
Raja mendengus kesal. "Gue fans lo, ya kali gue kagak peduli ama lo?"
"Kagak usah ngefans ama gue, gue kagak maksa apalagi nyuruh lo!"
Raja berdiri. Cowok itu meraih tangan Ran agar ikut berdiri. "Ayo gue anterin!" ajaknya seraya menarik lengan Ran agar berjalan mengikutinya.
Ran menghempaskan tangan Raja dengan kasar. "Kagak usah pegang gue, gue bisa jalan sendiri." Ia berujar dengan cetus.
Raja mendengus pelan melihat sikap Ran yang keras kepala. Cowok itu mulai kembali melangkahkan kakinya lebih dulu dan diikuti oleh Ran di belakang.
Ran yang tidak melihat jalan karena terlalu fokus memikirkan masalahnya tanpa sengaja tersandung batu. Cewek itu terduduk di atas tanah seraya memegang kakinya yang sakit dan ngilu.
Raja menoleh menatap Ran. Matanya membulat. Ia berjongkok dihadapan Ran dengan membelakangi cewek itu. "Naik!" ujarnya seraya menepuk pundaknya dengan kepala yang menoleh ke arah cewek itu.
"Kagak usah!" tolak Ran.
"Naik Ran, kagak usah kepala batu deh!"
"Gue kagak mau, jadi kagak usah bantuin gue."
"Mana bisa gue kagak bantuin lo?! Lo itu idola gue. Jadi sebagai penggemar yang baik, gue kagak mau lo kenapa-napa. Jadi, naik?!"
Ran menghela nafas. Ia perlahan melingkarkan kedua tangannya ke leher Raja.
Raja dengan perlahan bangkit dari jongkoknya. Ia lalu memperbaiki posisi gendongan Ran.
"Gue boleh kagak foto bareng ama lo?" tanya Raja seraya melangkahkan kakinya.
"Terserah lo!"
---------
Makasih karena udah setia baca cerita aku! Jangan lupa vote sama komen ya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
RAN {Hiatus}
Подростковая литератураKarya asli, no plagiat! Jadi jangan di plagiat, dan tolong hargai sang penulis. Jika tidak silahkan pergi, karena disini hanya menerima yang bisa menghargai! ------ Ran Evelyn, cewek badgirl penyuka kegelapan yang gemar balapan tidak seperti kebanya...