~End~BL~ 2 Novel gabung 1 : Shòu xīn (1)

Bab 50 Ciuman dan Pelukan

Feng Yang pada awalnya tidak melihat sesuatu yang aneh tentang Jiang Chen, tetapi ketika dia mengangkat selimut dan duduk di tempat tidur, dia sangat menyadari bahwa Jiang Chen menghindarinya.

Bukannya mereka tidak tidur di ranjang yang sama, Jiang Chen tidak akan begitu jelas pada saat itu, mengapa Jiang Chen mulai menghindarinya hari ini, selain itu, mereka dianggap bersama sekarang, tidak peduli aspek mana yang seharusnya. , seharusnya tidak seperti ini.

Feng Yang merasa sedikit tidak nyaman di hatinya, dia meraih tangan Jiang Chen dan membawanya ke pelukannya.

Jiang Chen sangat terkejut hingga pupil matanya membesar, menatap Feng Yang yang tiba-tiba mencengkeramnya.

“Mengapa kamu bersembunyi dariku?” Feng Yang tidak ingin menebak, mungkin dia tidak bisa menebak sama sekali, jadi sebaiknya dia bertanya saja.

Jiang Chen baru saja mengelak secara tidak sadar, dia pikir Feng Yang tidak melihatnya, tetapi persepsi Feng Yang terlalu tajam.

“Aku tidak bersembunyi darimu.” Jiang Chen menurunkan matanya, dan ketika dia melihat baju tidur Feng Yang yang terbuka dan otot dada yang kencang yang membuatnya gelisah tadi, Jiang Chen segera mengangkat matanya lagi. Yang menabrak tepat di depan dia, jadi dia bisa melihatnya dengan jelas.

Apa masalah dengan dirimu sendiri?

Feng Yang juga melihat dadanya, itu normal, tidak ada yang salah.

Feng Yang menggenggam tangan Jiang Chen, mengendalikan kekuatannya, dan memegang pinggang Jiang Chen dengan tangan lainnya pada saat yang sama, agar pinggang Jiang Chen tidak terjepit, lagipula, ada seorang anak yang mereka berdua miliki bersama.

“Kamu tidak?” Feng Yang tidak merasa bahwa persepsinya salah, “Saat aku duduk, kamu bersembunyi sebentar.”

Feng Yang tampak bertekad untuk mendapatkan jawaban dari Jiang Chen, matanya yang gelap terus menatap Jiang Chen.

Jiang Chen mendorong bahu Feng Yang, dan pada saat yang sama, telinganya mulai memerah dengan kecepatan yang terlihat.

Memalingkan pandangannya, Feng Yang memperhatikan telinga Jiang Chen yang tiba-tiba berwarna merah darah, dia terdiam, dan kemudian kepalanya seperti kilat, Feng Yang merasa bahwa dia mungkin tahu mengapa Jiang Chen menghindarinya.

Sebelumnya ketika dia keluar dari kamar mandi, Jiang Chen melihatnya, dan segera mengalihkan pandangannya.Feng Yang menggenggam pinggang Jiang Chen, dan saat berikutnya mereka berdua berganti posisi, Jiang Chen berada di bawah, Feng Yang berada di atas.

Feng Yang menekan pergelangan tangan kanan Jiang Chen, tubuhnya disandarkan di atas tubuh Jiang Chen, menatap lurus ke bawah ke arah Jiang Chen yang sedang berbaring telentang.

Kelopak mata berkedip, dan wajah Jiang Chen kosong sesaat, setelah itu, tidak hanya telinganya yang merah darah, tetapi wajahnya langsung tersumbat darah.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Feng Yang membungkuk, dan untuk sesaat, mata Jiang Chen berkedip dengan keras, dia mengira Feng Yang akan menciumnya, tetapi ketika Feng Yang hendak menciumnya, dia tiba-tiba berhenti.

Sementara pihak lain berbicara, udara panas yang dihembuskan menyembur ke bibir Jiang Chen, menyebabkan sedikit gatal dan mati rasa, dan Jiang Chen menahan gagasan untuk menjilat bibirnya sendiri.

Jiang Chen mengatupkan bibirnya, matanya terhuyung-huyung, dan dia tidak menatap langsung ke arah Feng Yang.

Tapi bagaimana Feng Yang bisa menyerah begitu saja, dia langsung mencubit dagu Jiang Chen, membuat Jiang Chen menatapnya.