🌠BIHW-Dua Lapan🌠

3.7K 392 2
                                    

"Buk Lana, Pak Michael sudah menunggu." Lana sebenarnya enggan.

Tapi ini semua demi uang dan pegawai, Lana mengangguk dan berdiri dari duduknya, dia merapikan sejenak jas abu-abu nya. "Kamu ikut Neron, temankan saya." perintah Lana.

Neron tentu tak menolak, dia tersenyum manis dan mengangguk patuh. Mereka berjalan bersama keluar dari ruangan Lana, rasanya Neron ingin menggenggam tangan Lana.

Tapi dia sadar akan statusnya, Neron menunduk dan sedikit menjaga jarak.

Dia tak mau melampaui batas dengan melewati status bos sekretaris mereka saat ini.

"Neron, apa kamu tadi sudah sarapan?"

"Ah? sudah buk."

"Sarapan dengan apa?"

"Dengan nasi goreng."

"Yang kamu bawa kemarin ke apartemen saya?"

Neron malu, dia mengangguk pelan. Pipinya memerah. "Enak loh, lain kali boleh bawakan bawakan saya lagi?"

Neron sontak mengangguk cepat. "Baik, baik buk akan saya bawakan lagi besok." ujarnya semangat.

"Kamu datang saja ke apartemen saya, kita sarapan bersama lagi." Lana sengaja mengatakan hal ini, karena dia tau betapa kesepiannya Neron selama ini.

Semenjak Neron menjadi sekretaris Lana, Neron nampak kesepian karena tak ada yang mau menjadi temannya di kantor.

Karena itu lah Lana berlaku baik padanya.

"Baik buk, terima kasih karena mengizinkan saya datang ke Apartemen anda lagi." nada suara Neron gemetar, dia terharu.

Lana terkekeh pelan, dia menepuk bahu Neron pelan. "Sama-sama."

Akhirnya mereka berjalan sampai keluar gedung kantor, disana 2 mobil dari kantor Michael sudah datang.

Michael menyambut Lana dengan senyum lembut penuh kebahagiaan. "Selamat siang Ratu, silahkan masuk." Michael membuka pintu mobil dan membiarkan Lana masuk.

Sementara Neron sadar diri untuk duduk dibelakang, Michael yang mengemudi sementara Lana disebelahnya.

"Sudah makan siang?" tanya Michae lembut.

"Sudah tadi sama Neron." itu bohong, Lana hanya tak mau menghabiskan waktu lebih lama bersama Michael. Rasanya enek.

"Oh begitu."

Michael tersenyum tipis melihat penampilan Lana hari ini, rasanya Michael ingin membuka kameranya dan memotret Lana untum koleksinya lagi.

Tapi sayangnya saat ini, itu belum bisa Michael lakukan. Takutnya nanti Lana marah dan malah membatalkan segala kerja sama mereka.

Perjalanan hanya diisi dengan percakapan Lana dan Neron, sesekali percakapan singkat bersama Michael.

Kring.

Lana merogoh saku jasnya, ponselnya berdering pertanda panggilan masuk.

"Ah, Halo Arka. Ada apa?"

Telinga Michael dan Neron langsung berfungsi kuat saat itu juga. "Kamu lagi dimana sayang?"

Lana mendengus geli, apa ini sayang-sayangan, padahal status saja masih temen udah sayang-sayangan. "Lagi ke protek sama Michael dan Neron."

Alis keduanya menukik mendengar nama mereka disebut. "Jaga jarak dari mereka, aku gak suka."

Lucu sekali sih mendengar nada kecemburuan dari Arka. "Kamu emang siapa aku sih, pake segala ngelarang." sial, jantung Arka sakit mendengarnya.

Dia jadi mengingat kembali status mereka yang memang hanya berteman tak lebih.

"M-maaf kalau mengganggu. Aku hanya tak suka kalau kamu deket sama yang lain." lirih Arka sedih.

Lana ber oh ria, kemudian mengangguk pelan sebagai jawaban walau tau Arka tak akan melihat anggukan itu.

"Oke jangan sedih gitu, nanti malam jemput aku, kita makan malam bareng lagi." ujar Lana lagi.

Kekehan diiringi isakan terdengar dari sana.

"Nangis? kamu nangis?"

"Enggak..hiks..aku gak nangis."

"Bohooong."

"Enggak, aku jujur tauuu."

"Ya udah, nanti malam jangan lupa ya."

Panggilan berakhir, Lana tak sadar tatapan Michael dan Neron sudah kecut dan tak enak dipandang, kasihan sekali harus menahan kecemburuan.

Jadi, Arka sudah jauh di depanku? batin Michael tak terima.

Sepertinya sudah saatnya Michael mengeluarkan rencana besarnya, yaitu menyingkirkan Arka dan Zion secepatnya.

...........


Michael memakaikan Lana topi begitu mereka sampai di lokasi pembangunan, pengawas langsung mendekati Lana begitu melihat Lana datang.

Mereka mengerubungi Lana untuk memberikan laporan mingguan.

Sementara Michael dan Neron hanya saling pandang.

"Kau menyukai Lana kan?" tebak Michael tepat sasaran.

Neron mengangguk. "Kau mau mendapatkan Lana? tapi harus berbagi denganku."

"Aih, anda kira Buk Lana apa dibagi-bagi."

"Mau atau tidak?"

"Tidak, aku bisa mendapatkan buk Lana tanpa harus berbagi pada anda atau yang lainnya."

Neron berjalan menyusul Lana, meninggalkan Michael yang terdiam dengan emosi yanf membesar didadanya.

"Lihat saja, Lana akan menjadi milikku, bukan milik kalian sama sekali. Lana akan menjadi milikku seutuhnya." bisik Michael serius.

Kalau dia sudah mengatakan hal ini, maka itu akan segera terjadi. Cepat atau lambat itu akan Michael lakukan.

Sendiri atau dengan orang lain, jelasnya Lana akan menjadi miliknya.

Karena dari awal, Lana kan memang menjadi miliknya, mau Lana yang lama atau Lana yang baru.

©^^©

...Bersambung😾...

Lana's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang