🌠BIHW-Tiga Enam🌠

3K 296 7
                                    

Lana mengernyit, apa lagi ini. Kenapa ada bingkisan di depan Apartemennya, perlahan Lana menunduk dan mengambilnya.

"Hah? apa nih? klise sekali memberikan coklat." komen Lana sembari meletakan coklat itu di meja yang tersedia disamping pintu apartemennya.

Lana tak merasa curiga sama sekali, mungkin saja itu dari salah satu pria yang mendekatinya, mungkin si Nalka atau Zion, terserah deh siapapun itu.

Lana berjalan tenang menuju lift, dia harus segera ke Kantor karena hari ini akan ada meeting bersama beberapa Klien dari Luar Negeri.

Ckrik

Langkah kaki jenjang wanita 28 tahun itu terhenti saat itu juga, dia berbalik dan menatap lorong Apartemen dengan tatapan datar, Stalker atau apapun itu sangat menganggu di pagi hari Lana yang cerah ini.

"Ck, mengganggu saja." ketusnya kesal, siapa sih yang suka difoto diam-diam, pasti tak ada yang suka. Begitu juga dengan Lana, dia benci difoto diam-diam.

Lana masuk ke dalam lift dan langsung menekan angka 1, dia di jemput Arka jadi mobilnya jarang terpakai.

Sekarang Lana punya supir yang setiap hari ganti-ganti, terkadang berangkat bersama Arka, nanti siang makan barent Nalka, baru nanti malam pulang sama Zion.

Supir gratis pula, sekalian menghemat uang bensin. jadinya uang Lana gak keluar banyak dan dia bisa berhemat.

Lift sampai di lantai 1, Lana keluar dengan tenang dan dagu yang terangkat, cara jalannya memang terlihat pongah sekali.

Wajar kali ya, namanya juga pemimpin Perusahaan jadi harus berwibawa sedikit kalau di luar.

"LANAAAAAAA." Lana memejamkan matanya begitu Arka berlari ke arahnya dan menerjangnya dengan kuat dan sangat keras, untung saja Lana tidak terjungkal ke belakang.

"Ugh, kamu berat Ka astaga."

"Ih, Aku gak berat Lanaaaaa."

"Berat tau, sadar diri dong."

"Ish..kok jahat sih.."

"Iya aku jahat, kamu doang yang baik."

Arka tertawa pelan mendengar jawaban Lana, dia melepas pelukannya dan merengkuh pinggang Lana. "Mau sarapan dulu?" tanya Arka.

Lana berfikir sejenak, kemudian mengangguk pelan. "Boleh, kebetulan sekali aku kelaparan." jawab Lana.

Kedua nya berjalan menuju mobil, tak menyadari adanya tatapan penuh iri dan dengki yang tertuju pada Arka, sangat benci melihat pemandangan barusan.

"Ck." decak pria asing itu lalu pergi dari sana.

...........


Berkas yang selalu menggunung di meja kerja nya sudah biasa bagi Lana, wanita itu mengerjakan cepat tanpa mengeluh sedikitpun, dia harus cepat.

"Buk, ini susunya." Neron meletakan susu hangat pesanan Lana, senyum manis dia berikan untuk Lana seorang.

Lana berhenti mengetik, dia mengambil susu itu dan meminumnya pelan. "Ah, enak. Terima kasih Neron, kamu boleh kembali bekerja." ucap Lana lembut.

Neron mengangguk semangat, dia berjalan keluar dari ruangan Lana dengan wajah yang bersemu merah, acie dia baper cuma dipuki gitu doang.

Lana sendiri terdiam kembali, dia sudah mencari data tentang siapa yang memata-matainya sejak beberapa hari belakangan ini.

Senyum miring terulas diwajahnya, dia tertawa pelan menyadari siapa pelakunya. "Bodoh nya, bisa-bisa nya dia melakukan itu." cibir Lana.

Masih agak tidak percaya kalau sebenarnya yang memata-matai Lana adalah Pria itu, shock juga sebenarnya.

Tak menyangka jika pria itu pelakunya, Lana kira yang melakukannya adalah Michael, nyata nya bukan.

Lana harus minta maaf sama Michael karena sudah suudzon dan mencurigainya.

"Lucu sekali." gumamnya masih tak percaya, yah heran saja kenapa bisa dia yang jadi Stalkernya.

Padahal Lana kira bukan dia, memang tidak bisa menilai orang dari luarnya saja, karena yang jadi cover nya belum tentu baik dan benar.

®^^©

Bersambung😾

Lana's Harem [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang