5 - Mencurigakan

76 10 2
                                    


Mobil Chan berhenti tepat di depan rumah Ino. Ino tak kunjung turun dari mobil Chan, ia menatap Chan dan yang ditatap pun membalasnya

"Apa? Mau ditemenin ke dalem?" tanya Chan dengan lembut

"Nggak.." balas Ino dengan pelan

"Kenapa? Kok lemes" tanya Chan lagi. Ino menggeleng dan turun dari mobil Chan

Chan yang tak tahu apa apa hanya melihat si manis yang sedang berjalan menuju kediamannya

Chan menghela nafas berat, ia tak mengerti dengan hatinya.

-

Sesampainya dikamar, Ino langsung membaringkan tubuhnya di ranjang empuknya. Ia lelah walaupun sudah tertidur di kafe Chan

"Gue kerjain tugas dulu apa ya" Ino pun mengeluarkan ponselnya

Abon ngok 🐽

Bin abin abeenn|

|Mau nyontek kan lo

Sudah jelas donk! 😛|

|Nyontek doang
|Bangga kali lo

Tentu tuan awowkwo|
21.58
Gak dibales???|
Abonnn 😭😭😭|
Besok gue traktir deh😭😭|

|Oke deal. Dimana?

Kafe 🤪🤪🤪|

|AH ELAH kaga ada tempat lain selain tuh kape kape apa?!
|Gue mau cobain yang sebrang kampus tuh, rame tau disana

Mau cobain atau mau deketin Felix?|

|Tai.
|Lo tau banget semua niat jahat gue

AWOAKWOKW IYA DONG|
OIII mana tugasnya amjinkk|

|Kerjain sendiri aja dah sono!

Ih Abon gitu|
IHHH ABIN! 😭😭😭🥺🥺😰|
22.15

|_File-TugasBin_
22.40 

LAMA BANGET LO BARU KERJAIN YA|

|Y
|Udah dikasih gak bilang makasih

MAKASIH ABINNN LOVYU 5000 😍❤️❤️❤️|
22.43

-

Selesai mengerjakan tugas--contekan lebih tepatnya, ia pun kembali berbaring di ranjangnya. Ia melihat langit-langit kamarnya yang berwarna putih itu. Ia berguling guling untuk menghilangkan kebosanannya

Srcckk..

Ino tersentak, ia pun terdiam lalu mengecek kantong celananya, seperti ada yang ikut terguling

"Ah, gelang"

Ini gelang yang ia temukan di kafe Chan tadi, ia seperti pernah melihat orang memakainya

"Siapa.." manik Ino membulat, mengingat siapa yang pernah memakainya

🐺🐰

Pagi ini Ino memasuki kuliahnya dengan biasa, tak ada kendala sama sekali

"Weh, jalan kuy mau gak? Ke kafe disebrang" ajak Changbin pada temannya Ino, Hyunjin dan Han

"Rame anjir disitu males guee, kalo di kafe Chan aja gimana?" ujar Hyunjin sambil menggendong tas nya

"Lo sama aja kek Ino, kalo udah nyaman kagak mau pindah pindah 😑" ucap Changbin dengan wajah datarnya

"Dih kok gue" balas Ino lalu menarik lengan Hyunjin dan berjalan beriringan bersamanya

"Kak Ino kenapa bang?" tanya Han pada Changbin disebelahnya

"Kagak tau, kesambet kali" ucap Changbin asal sambil terus mengekori dua orang sejoli didepannya

-

Mereka sudah sampai di kafe, sepi namun nyaman

"Hyun. Ikut gue bentar" Ino menarik tangan Hyunjin untuk ikut bersamanya. Yang ditarik hanya pasrah

"Kenapa Ino?" mereka kini berada di meja lain, menghindari kedua temannya yang lain mendengar percakapannya

Ino mengambil sesuatu di kantongnya, membuat manusia didepannya mendapat jiwa penasaran

"Ehm, lo merasa ada yang kurang gak di badan lo?" pertanyaan Ino membuat pria bertahi lalat itu melihat ke seluruh badannya, tangannya, kakinya

"Gak ada No?"

Ino mengeluarkan gelang yang semalam, ia taruh di meja yang ada diantara mereka. Kedua alis Hyunjin terangkat, ia langsung melihat ke lengannya dan benar saja gelangnya tak ada disana

"Ini gelang lo?" Hyunjin yang tadi ingin mengambil gelang itu pun mengurungkan niatnya karena tatapan yang mengintimidasi dari Ino

"Iya"

"Oh. Yaudah ambil lah" Ino pun meninggalkan Hyunjin di meja itu, perlahan Hyunjin berdiri dan mengekori si manis

Chan datang di hadapan mereka semua, tentu saja untuk menanyakan pesanan

"Mau pesan apa?"

"Gue latte" ucap Changbin sambil terus melihat ke ponselnya

"Gueh matcha bang!" seru Han menatap wajah Chan yang menurutnya seperti serigala yang baik

"Kalian berdua?" Chan menatap kearah Ino dan Hyunjin, keduanya seperti mengabaikan orang yang menanyakannya

"Ah, gue americano" Hyunjin mencairkan kecanggungan itu. Lalu tatapan Chan menuju kepada Ino

"Ino-"

"Red velvet, kayak biasa" ucapnya yang menatap Chan sekilas lalu kembali kepada ponselnya

"Red velvet, as usual" kata Chan menganggukkan kepalanya patah patah. Sedetik kemudian terdengar suara alat tulis yang bergesekan dengan kertas

Setelah menuliskan pesanan, Chan kembali ke tempatnya. Sedangkan Ino sedang menidurkan kepalanya di atas meja bermotif kayu itu

-

Chan datang membawa pesanan mereka semua. Semua mata tertuju pada Chan disana yang membawa semua pesanan mereka

Semua pesanan sudah mereka dapat, kecuali Ino. Ia pun kembali menidurkan kepalanya di meja

"Hmmhh" gumam Ino malas di atas meja

"Ikut aku sini No" yang dipanggil kemudian mendongak ke sumber suara dan menaikkan salah satu alisnya

"Berdiri dong" yang disuruh pun berdiri dari tempat duduknya kemudian hanya mengikuti Chan, membiarkan lengannya ditarik dan tubuhnya dibawa yang lebih tua

"Red velvet aku manaaa! Kenapa malah dibawa ke pantry?!" omel Ino kemudian Chan menaruh jari telunjuk nya didepan bibir Ino untuk menenangkannya

"Sshht. Kamu apain Hyun tadi?" tanya Chan dengan tatapan mengintrogasi

"Cuma ngobrol bentar, kenapa?"

"Nanya aja sih" Ino memiringkan kepalanya sambil menyeringai, ada apa dengan Chan?

"Nanya doang pake bawa bawa ke pantry?" Chan mengangguk

"Iya, kamu balik sana deh" Chan mengusir Ino dari sana

"Red velvet aku-"

"Nanti aku buatin" Ino mengerutkan keningnya kemudian menghampiri teman temannya lagi

.

.

.

.

TBC!

Menurut kalian kalau segini kira2 terlalu pendek gak?

byee 😗

Senior [ BANGINHO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang