08. Masa lalu (2)

6 2 0
                                    

"Dasar anak sialan, gara-gara kamu anak yang udah saya nantikan malah keguguran. Saya nyesel udah ngadopsi kamu!" bentak seorang pria pada anak kecil berusia sekitar 6 tahun.

Bentakan tersebut diiringi dengan perlakuan kasar yang ia berikan pada anak kecil tak berdosa tersebut. Yang dianiaya tak sanggup melakukan apapun dengan tubuh kecilnya yang sudah kesakitan.

"Huhu...ayah maafin aku. Huhu...sakit" isakan tangis terus keluar dari bibir kecilnya.

"Maaf-maaf kamu ga tau kan apa yang saya rasain gara-gara kebodohan kamu! Mulai besok kamu tinggal sama om kamu!" titah terakhir dari sang ayah sebelum meninggalkan Pelang berusia 6 tahun dengan memar di sekujur tubuhnya.

"Bunda, sakit" kalimat terakhir yang keluar sebelum Pelangi kehilangan kesadarannya di toilet.

Keesokan Harinya

"Sayang aku pulang. Nah, Pelangi untuk sementara ini jadi tempat tinggal kamu. Yang baik ya, jangan nyusahin tante kamu." ucap Om Segi kepada Pelangi.

"Iya om" balas Pelangi lirih.

3 Tahun Kemudian

"Heh Pelangi, bangun cepet! Udah siang nih, tidur mulu kerjaannya. Kamu itu numpang disini! Jadi harus tau diri, dasar pemalas. Sekarang cepet nyapu terus nge pel rumah." setelah memberikan perintah dengan ketus,
Tante segera melenggang pergi dari kamar atau lebih tepatnya gudang yang ditempati Pelangi.

Pelangi kecil pun mulai melakukan hal yang diperintahkan sang Tante, walaupun tubuhnya merasa sedikit lelah dan lapar, tapi tak mengapa. Itu yang ada di pikiran Pelangi, daripada harus bertemu dengan Om Segi—

"Heh Pelangi kamu apain, kenapa masih pagi gini kamu suruh dia nyapu." ucap Om Segi kaget, ketika memasuki rumahnya.

"Tuh kan, kamu gini lagi. Kenapa sih?! daripada dia cuma diam doang di kamar, dia juga numpang disini, ga ada bayar uang yang udah kita habisin buat dia!" balas Tante Amel tak mau kalah.

"Astaga, dia kan masih kecil juga. Gimana kalo tangannya lecet? Sini Pelangi, ikut om!" ucap terakhir Om Segi, sambil menarik Pelangi keluar dari Rumah. Mereka memasuki mobil, Pelangi kecil pasrah tak tau akan dibawa kemana.

"Kamu lain kali kalo di suruh tante tuh jangan mau dong. Saya ga mau tangan kamu sampai lecet. Mana sini liat tangannya." perintah Om Segi, lalu Pelangi pun memperlihatkan tangannya.

"Nah untung tangan kamu ga lecet." setelah mengucapkan hal itu, Om Segi menghentikan mobilnya di tempat yang sepi. Dia memaksa Pelangi untuk melakukan tindakan asusila.

Pelangi kecil yang malang, ia selalu mencoba untuk memberontak. Namun apa daya, tubuh kecilnya tak bisa melakukan apa yang ia inginkan. Orang dewasa kejam yang selalu semena-mena terhadap dirinya. Ia selalu mengutuk mereka, dalam setiap nafasnya.

Pelangi selalu mengharapkan agar ada seseorang yang membantunya, pun jika tidak bisa. Ia berharap agar jiwanya segera terpisah dengan raganya. Ia lelah dengan dunia. Ia tak sanggup lagi menghadapi dunia.

5 Tahun Kemudian

"YEAYYY KAK PELANGIII BALIK LAGI KERUMAH INI. SENJA UDAH KANGEN BANGET SAMA KAKAK" teriakan disertai pelukan menyambut dirinya ketika ia menginjakkan kakinya ke rumah yang sudah lama ia nantikan. Senyuman sedikit terpatri di bibirnya. Adiknya ternyata sudah setinggi ini, rambut yang dulunya pendek sekarang sudah memanjang, banyak yang berubah dari Senja. Hanya saja senyum itu, sikap itu, tak pernah berubah dari dulu. Ia senang dengan kenyataan itu.

—🌼

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANDELIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang