bertemu

990 58 1
                                    

Mimpi sialan! Yozaka menjadi ketakutan sendiri. Yozaka kembali takut kepada Alex. Padahal sebelum mimpi itu yozaka baik-baik saja berada di dekat Alex.

Yozaka melihat tangannya yang gemetar. Tiba-tiba yozaka merasa mual dan berlari ke dalam kamar mandi memuntahkan isi perutnya ke dalam walk closet. yozaka memegang kepalanya yang pening jika saja dia berdiri mungkin sekarang dia akan terjatuh. Beberapa menit kemudian  yozaka masih duduk di lantai kamar mandi rasa peningnya belum kunjur hilang malah makin kesini rasanya semakin sakit.

Yozaka memaksakan untuk keluar dari kamar mencoba meminta bantuan pada silas yang berada di hadapan kamarnya. Sempat beberapa kali terjatuh tapi yozaka tetap berjalan bermodalkan dinding dijadikan sanggahannya. Saat hendak membuka pintu kamar yozaka terjatuh.

Brak!

"Aahkk" racau Yozaka kala kepalanya seakan ingin pecah. Dia memegang hidungnya saat merasakan sesuatu mengalir di sana. Berdarah. Sepertinya yozaka mimisan. mengabaikan rasa sakitnya yozaka kembali berdiri dan menuju kamar Silas.

Ceklek!

Berhasil.

"Kak.."

"Kak Silas"

"Akh h-huh" nafas yozaka tersengal-sengal kemudian kegelapan menyerangnya.

***
Pria dengan piyama bulan sabit berdiri di depan unit gawat darurat. Tangannya terkepal kuat. Kenapa lagi? tuhan tidak kah mengabulkan doanya? Haruskan dia membawa adik kecilnya ke negara seberang?

Ia menoleh saat mendapat usapan dari wanita paruh baya yang tetap cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi.

"Ini salah aku. Harusnya aku sadar kalau adik ke kamar minta bantuan, kalau aja tadi Kalix gak random nelfon-nelfon kek kakak mungkin kakak enggak bakal sadar bun" Silas menundukkan kepalanya takut menatap sang bunda.

"Kita semua sedih, tapi tugas kita disini bukan buat terlarut-larut. Yang harus kita lakukan itu berdoa agar adik baik-baik saja di dalam sana. Kedepannya kita pikir lagi" ucapan lembut sang bunda berhasil membuat Silas tenang lalu ia memeluk bundanya mencari kehangatan di sana.

"awww" Silas menjerit tak kala papinya menjewer telinganya.

"awas boy gak usah peluk-peluk istri papi" ucap sang papi sinis.

"papi ajak ribut ya! Silas lagi gak mood"

"sosoan banyak gaya kamu"

"dih"

"ew" akibat pertengkaran pendek dari papi dan anaknya itu suasana kini lebih mengalir. Silas tau papinya sedang berusaha menghibur dirinya tapi Silas juga tau bagaimana sang papi memasang topengnya agar tidak memperburuk suasana. Jika bisa mereka semua mungkin akan menangis tersedu-sedu melihat keadaan Yozaka sekarang.

Namun balik lagi mereka membangun tembok yang kokoh di hati mencoba untuk runtuh saat ini juga. Yozaka butuh mereka. Mereka harus kuat. Terdengar aneh tapi keadaan yozaka sekarang ini sebenarnya mampu membuat ketiga orang ini kehilangan akal.

Yozaka adalah dunia mereka. Mereka menyayangi yozaka melebihi apapun. Apapun untuk yozaka.

Ruang UGD terbuka menampilkan dokter lengkap dengan beberapa perawat di belakangnya.

"Bagaimana dok anak saya?" Ucap

"anak bapak sekarang sudah membaik setelah ini tolong dijaga pola makan dan istirahat nya dia tidak boleh kelelahan hal ini memicu jantungnya yang lemah"

"Jantung lemah?" Tanya Silas.

"Iya, biasanya penyakit ini merupakan penyakit turunan karena jika dilihat pasien tidak memiliki badan obesitas"

YOZAKA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang