WR - 6

379 34 0
                                    

Jangan lupa di vote, dan komen
Enjoy :)

Mereka telah tiba di restaurant tersebut
Di setiap detik, Oliver hanya dapat menggelengkan kepalanya
Bagaimana tidak ?
Lihat saja temannya yang satu ini
Sangat rakus, begitu banyak makanan telah masuk ke perutnya, namun dia belum kenyang - kenyang juga

Heran Oliver
Apakah perutnya tidak penuh - penuh ?

"Perlu makan obat cacing nih anak" Ucap Oliver dalam hatinya sambil melihat Iris yang masih aja terus menuangkan makanan ke mulutnya

"Heh Iver!!, gimana ?" Tanya Iris ke Oliver

"Ck! Apanya ?" Decak Oliver

"Itu si Liam,comut lo itu"

|| Note : Comut : Cowo imut ||

"Biasa" Ucap Oliver

Oliver sebenarnya tidak mau menerima fakta itu.
Fakta bahwa Liam tidak menyukai lawan jenis

"Belum takluk kah ?" Tanya Iris yang mengerti maksud dari ucapan Oliver

Iris tahu bahwa Liam bertemu dengan Oliver sedari mereka ketika kecil.
Ia juga tahu sejak saat itu, Oliver mulai mengejar sesosok Liam, namun sayang Liam malah melupakannya.

"Belum"

"Sabar ya Ver, lo pasti bisa kok buat dia jatuh cinta sama lo" Ucap Iris menyemangati

"Thanks"

"Lo gimana ?" Tanya Oliver ke Iris

"Apanya ?"

"Ya lo.. lo mau jomblo sampai tua ?"

"Mau jadi perawan tua ?" Ucap Oliver mengejek Iris yang belum juga menikah, padahal umur Iris sudah 25 tahun, sudah matang untuk menjalin rumah tangga ( menikah )

"Ya gimana Ver, gua mau fokus dulu"

"Mau fokus atau engak laku ?" Ucap Oliver ke Iris, Oliver tahu itu hanya alasan saja
Aslinya mah gak laku !!

"Woy !! Gua laku ya, model kek gini siapa yang engak suka" Ucap Iris tak terima Ucapan Oliver yang mengatainya tidak laku

"Ok ? Tapi kenapa belum juga ?" Tanya Oliver

"Hehehe belum ada yang pas" Ucap Iris cengengesan

"Ck.. Ck.."

"Udahlah makan itu !!"

"Siap bos" Ucap Iris hormat ke Oliver

Oliver yang melihat itu mengelengkan kepalanya
Aneh' aja tingkah sahabatnya ini

***
Pukul 20.00
Oliver sudah berada di dalam rumah, setelah 2 jam dalam mobil berjuang melawan macet, akhirnya dia bisa lolos

"Aishh.. lelahnya" Ucap Oliver sambil meregangkan ototnya

Lelah, badan Oliver semuanya sakit
Kayaknya dia perlu untuk masang koyo di seluruh tubuhnya

"Macet bat tadi"

"Mana pada ribut lagi, engak liat apa kalau semuanya terjebak" Keluh Oliver kesal sambil masuk kedalam rumahnya

"Baru dari mana lo ?" Ucap Liam melihat Oliver pulang ke rumah

"Ehh Liam udah pulang ?" Ucap Oliver ke arah Liam yang sedang menonton tv dituang tamu

Oliver mendatangi Liam, dan duduk di sampingnya

"Lagi nonton apa ?" Tanya Oliver

Jelas' Oliver lihat Liam sedang menonton
Upin Ipin, masih aja nanya ;)

"Lo engak lihat !!" Ucap Liam

"Ohh Upin Ipin"

"Kamu suka Upin Ipin ya ?

"Hmm"

"Liam tadi mama nelpon, katanya udah membaik, besok kita jenguk ya ?" Tanya Oliver

"Lo aja, malas gua" Ucap Liam

"Ishh Liam, kan itu udah mama kamu juga, kita jenguk ya ?" Tanya Oiver

"Ya.. ya.." Ucap Liam pasrah

"Ok" Ucap Oliver sambil senyum ke Liam

Deg.

"Apa ini ?"

"Mengapa hatiku berdetak lebih kencang ketika melihatnya tersenyum ?" Ucap Liam dalam hatinya

Melihat senyuman tulus dari Oliver membuat hati Liam berdetak lebih kencang
Namun dia menepis itu semua

Harga diri teman - teman :>

"Ck.. mana mungkin" Ucap Liam menepis perasaan itu

"Lebih baik aku kekamar ngechat Alan"

Liam pun berlalu dari situ, menuju ke kamarnya

Oliver yang melihat Liam beranjak, bertanya

"Liam mau kemana ?" Tanya Oliver

"Kamar" Jawab Liam

"Kenapa engak disini, Upin Ipin ya masih main loh ?" Tanya Oliver

"Mau ngechat Alan, lagian Gua Jijik nonton bareng lo" Jawab Liam, menusuk hati Oliver dan pergi ke kamar

Yahh..
Mungkin miris liat percintaan Oliver, tapi Oliver bukan orang lemah, yang jika disakiti menangis terisak di dalam kamarnya
Oliver bukan tipe orang yang seperti itu
Oliver akan diam, dan menyimpan semua kesedihannya, tanpa mengekpresikannya ke orang lain

Oliver pun mematikan Tv, dan beranjak ke kamar untuk tidur
Dari pada sedih, lebih baik dia tidur, dan mendapatkan berbagai hal indah yang tidak diberikan dunia kepadanya

Disisi lain, seseorang terus memerhatikan gerak - gerik Oliver, mulai dari mematikan Tv, hingga masuk ke kamarnya untuk tidur

Siapa lagi kalau bukan Liam
Setelah beranjak dari ruang Tv, Liam belum masuk ke kamarnya, tapi dia melihat apa saja yang diperbuat Oliver ketika diperkakukan seperti itu

Liam pikir, Oliver akan menangis setelah sampai ke kamarnya
Namun, dia salah, yang ia lihat hanya Oliver yang beranjak tanpa berekspresi apapun, hanya datar

"Engak nangis ?" Ucap Liam, melihat gerakan Oliver

"Kenapa dia engak nangis ?"

"Biasanya kalau wanita digituin kan nangis"

"Kenapa dia engak ?"

"Ck.. sudahlah ngapain aku mikirkan dia" Ucap Liam

Liam pun menaiki kasurnya, dan tidur

Sepertinya Liam lupa akan apa yang akan diperbuatnya
Tapi sudahlah biarkan mereka mengisi energi mereka untuk hari' yang akan mereka lalui

Mari juga kita lekas tidur, kumpulkan energi, menjalani dan memperjuangkan hari esok dengan hati yang bahagia

Bersambung..

William's Regrets Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang