WR- 3

398 30 2
                                    

Pukul 12.00
Waktu telah menunjukkan siang yang berarti jam istirahat
Oliver menelpon Liam dengan niatan dapat makan bersama

"Halo ?" Ucap seseorang diseberang sana

"Halo Liam"

"Liam makan bareng yuk, kan sedang istirahat, aku udah pesan restaurant, kata orang - orang restaurant nya enak loh banyak makanan yang e-"

"Alan ngajak aku makan" Potong Liam yang membuat ucapan Oliver terpotong

"Ah..." Oliver menghela napas kecewa

"Liam bisa dibatalkan ?, aku udah pesan restaurant nya loh, kan engak baik jika dibatalkan lagi"

"Itu urusanmu"

"Aku engak menyuruhmu untuk melakukan itu" Ucap Liam ketus

"Sudah, aku mau pergi dengan Alan, dan KAU JANGAN NGANGU KAMI !!" Ucap Liam dan mematikan telepon secara sepihak

Tit.

.....

"Huh lagi - lagi dia menolakku, apa yang kurang dariku ya ?"


Oiver termenung dengan pikiran memikirkan alasan mengapa Liam selalu menolaknya

Padahal kita sudah tahu alasan Liam menolak Oliver bukan karena Oliver ada yang kurang, tetapi kesadaran Liamlah yang kurang

Selagi Termenung
Tiba - tiba seseorang mengetok pintu ruangan Oliver

Oliver yang mendengar menyuruh orang tersebut untuk masuk, tapi hal yang tidak terduga terjadi, orang tersebut membuka pintu dengan kuat, dan lompat menerjang tubuh Oliver

Oliver yang tidak siap dengan serangan secara tiba - tiba terjatuh bersama orang tersebut ke sofa yang ada di ruangan tersebut

"Siapa sih !!" Ucap Oliver kesal dengan seseorang yang sekarang sedang berada di atas Oliver dan menutup mata Oliver dengan kedua tangan mungilnya

"Coba tebak" Kata orang tersebut, menyuruh Oliver untuk menebak

Oliver yang familiar dengan suara tersebut mencoba menebak siapa yang sedang menutup matanya

"Kamu adalah..."

"Avin ?"

"Huh.. kok tahu sih !!" Ucap seseorang yang bernama Gavin itu dengan kesal

Gavin dan Oliver merupakan sahabat dari kecil.
Semua berawal dari kecelakaan yang menimpa Gavin ketika waktu kecil

| Flashback |

Sekitar 10 tahun yang lalu, Oliver kecil dan kedua orang tuanya berkunjung ke pemakaman neneknya.
Di hari itu pemakaman sangat sepi, hanya terlihat gundukan - gundukan tanah dan saking sepinya Oliver hanya dapat mendengar suara hembusan angin

"Nek, nenek apa kabar ?"

"Nenek baik - baik aja kan ?"

"Kami disini baik - baik saja nek"

"Nenek tenang disana ya"

"Iver selalu doakan nenek"

"Iver sayang nenek" Ucap Oliver kecil ke gundukan tanah tempat neneknya dimakamkan.

Setelah selesai berkunjung, Oliver pun berniat pulang kerumah.
Namun tiba - tiba..

"Hiks.."

Oliver berhenti ketika mendengar isakan tangis seseorang, dan mencari asal suara tersebut

Terlihat seorang anak laki - laki sedang menangis di antara dua makam.

Dari jumlah makam tersebut Oliver dapat menarik kesimpulan bahwa makam tersebut punya dari kedua orang tua anak laki - laki itu

"Jangan menangis" Ucap Oliver kecil ke anak laki - laki yang terlihat seumur denganya

Anak laki - laki itu pun menoleh ke Oliver, dan mulai menangis kembali

"Hiks.. mereka jahat, mereka meninggalkanku sendiri hiks.."

"Mereka tidak sayang denganku hiks.."

"Tuhan jahat !!,hiks.. Tuhan mengambil mereka denganku, Tuhan juga tidak menyayangiku"

"Kau tahu ?
Sebenarnya mereka sekarang sedang berada di sampingmu loh, namun mereka sedih melihat kamu sedih, jadi jangan sedih ya,mereka selalu akan selalu berada dihatimu"

"Tuhan juga menyayangimu loh, lebih besar dari yang kamu kira, bahkan di saat susah senang pun Ia selalu setia berada di sampingmu"

"Jadi sebenarnya kamu itu tidak sendiri"

"Hiks..jadi aku engak sendiri ?"

"Tidak" Ucap Oliver sambil senyum ke anak tersebut

"Tapi sekarang aku engak punya apa - apa lagi, aku juga tidak punya keluarga" Ucap anak tersebut sendu

"Hmm.. Bagaimana kalau kamu ikut denganku ?"

"Maksudnya..?" Tanya anak itu dengan polosnya

"Maksudnya kita jadi keluarga, kamu mau engak ?"

"Apa boleh ?"

"Tentu" Jawab Oliver dengan senyuman

"Namaku Oliver,Nama kamu siapa ?" Tanya Oliver

"Namaku Gavin" Jawab anak yang bernama Gavin tersebut

"Nama yang bagus, sekarang Avin ikut denganku ya.. panggil saja aku Iver"

"Makasih banyak Iver" Ucap Gavin

Dan yah..
Iver pun memiliki anggota keluarga baru.

| End |

Bersambung....

William's Regrets Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang