WR - 8

203 26 1
                                    

Sudah 30 menit Oliver berkeliling rumah sakit, tapi dia tetap belum menemukan keberadaan Liam
Tubuhnya memang kekar untuk seorang omega di kalangannya, namun seorang omega tetaplah omega, banyak alpha yang mengincar omega apalagi Liam merupakan omega laki - laki yang langka di zaman sekarang membuat Oliver lebih khawatir akan matenya tersebut

"Dimana lagi aku harus mencarinya ?"

"Diseluruh penjuru rumah sakit dia tidak ada" Ucap Oliver yang masih mencari keberadaan Liam

Hingga Oliver berhenti melihat sosok yang tengah ia liat didepannya
Itu Liam
Oliver berhasil menemukannya di taman rumah sakit
Namun Oliver masih diam tidak bergeming di tempatnya ketika melihat bahwa didepannya bukan hanya ada Liam
Tapi juga sosok lain
Sosok yang tengah dijadikan sandaran bagi Liam
Sosok yang sedang menenangkan Liam

Oliver terpaku seharusnya, ialah yang ada di posisi itu, namun ia sadar bahwa ialah dalang dari rasa dendam dan trauma yang dialami Liam

Oliver tidak menyerah, tidak sebelum Liam yang memintanya

Ia maju perlahan mendekati 2 sosok yang ada di depannya itu

"Lepaskan Liam"  Ujar Oliver sembari menarik tangannya Liam berusaha menjauhkan Liam dari sosok tersebut

"Sh ..."

Oliver yang mendengar Liam kesakitan langsung melepaskan genggamannya dari tangan Liam

" Maaf"

" Apakah masih sakit ?" Tanya Oliver khawatir kembali meraih tangan Liam yang sakit

"Lepaskan aku !?" Bentak Liam ketika Oliver kembali menarik lengannya

Liam menepis tangan Oliver yang membuat Oliver tersentak dan memandang sendu tangannya yang ditepis

"Apa maumu !?"

" Maaf "

" Aku hanya khawatir kamu pergi tiba - tiba   tadi "

" Aku takut kamu kenapa napa " Ucap Oliver memandang sendu Liam

" Khawatir ? "

" Bodoh ! "

" Harusnya kau khawatirkan dirimu sendiri yang selalu membuat semua orang sengsara "

" Mengapa harus kau yang selamat ! "

" Mengapa bukan kau yang mati !! "

" Hiks.. mengapa harus ayahku yang tenggelam "

" Kenapa harus keluarga kami yang sial olehmu ?! Hiks... " Isak Liam menangis

Oliver POV :

Kulihat Liam mulai terisak dan menangis

Aku perlahan jalan kedepan untuk meraih tubuh yang sedang rapuh itu

Menenangkannta dan memberikan kedamaian

Namun ...

Sosok yang disampung Liam telah duluan merengkuh badan yang sedang rapuh itu

Menyalurkan ketenangan yang tadinya ingin kuberikan

Aku terlambat dan dia sudah berada dipelukan orang lain

Yang pastinya orang itu bukan aku

POV end

" Hiks dia pembunuh Alan ! "

" Shh .. tenang aku disini " Ucap sosok yang bernama Alan sambil memeluk dan mengelus kepala Liam lembut berusaha memberikan kehangatan

" Dia membunuh ayahku hiks.. dan menyebabkan ibuku depresi "

" Aku takut "

" Hanya tinggal ibu yang satu - satunya kupunya hiks "

" Aku takut pembunuh itu mengambil ibuku juga hiks "

" Hiks.. aku takut Alan "

" Hei "

" Dengar aku "

" Kau memilikku kan ? "

" Aku akan selalu ada untukmu "

" Kau tau itu ? " Ucap Alan mengelus lembut kepala Liam

"Iy - "

" Tidak ! " Potong Oliver

" Dia masih punya aku "

" Aku ta mungkin akulah sumber trauma yang dialami Liam "

" Tapi selamanya aku akan selalu berada di sampingnya "  Ucap Oliver memandang sendu Liam

" Dan membuatku semakin trauma ? ! "

" Aku tidak membutuhkanmu ! " Bentak Liam menarik tangan Alan pergi dari hadapan Oliver

Sebelum pergi

Alan sempat berhenti tepat disamping Liam dan berbisik yang membuat Oliver geram

" Hah .. "

" Aku tau dia bukan pria yang baik " Ucap Oliver mengepalkan tangannya

Tidak akan menyerahkan Liam ke alpha licik itu




















Bersambung ...

William's Regrets Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang