Tambatan Hati Yang Baru

101 13 2
                                    

Hari ini hari terakhir liburan akhir tahun. Orang rumah juga nggak ada yang punya jadwal keluar. Tapi sibuk masing-masing juga sih. Jaewoo yang main game di kamar, Zaina yang tiduran di karpet depan TV, Papa yang lagi tiduran di atas paha mama sambil nonton Tv, dan Woojae yang ikut nonton Tv juga tapi pikirannya entah di mana.

Oh ya, tentang Woojae sama Adinda. Woojae kehilangan minat dengan gadis itu semenjak Adinda digosipkan berpacaran dengan kakak kelas, dan tentang rumor yang ternyata ia sering gonta ganti pacar. Woojae baru dengar setelah 2 minggu mengira dia suka pada Adinda. Dan sekarang kayaknya Woojae punya tambatan hati yang baru. Dia bilang rasanya agak beda dibanding saat dia mengagumi Adinda.

Dia ini tetangga kelas yang baru Woojae lihat pas Penilaian Akhir Semester kemarin. Maklum, anaknya agak kurang bergaul, teman sekelas aja belum tentu kenal semua apalagi tetangga kelas, 2 tahun di sini baru tau kemarin-kemarin.

Namanya Siti Jaenab. Kalau kata teman-temanya, Siti ini agak mirip Karina Aespa. Cantik lah pokoknya.

"Ma" Panggil Woojae. 

"Iya? Kenapa?"

"Anu.." Mau nanya dan bertanya-tanya tapi susah keluar kata-katanya.

"Apa? Mau apa? Ngomong aja" Kata mama. Tepat setelahnya, Papa bangkit dari pangkuan mama lalu beranjak ke kamar. Mau ganti bawahan katanya, yang tadinya pakai sarung, mau ganti pakai celana. Mau nongkrong di warung depan katanya.

"Ma—

Suka sama orang itu rasanya gimana?" Tanya Woojae akhirnya ngeberaniin diri. Habis itu mama ketawa, Zaina pun diam-diam cengengesan dengernya.

"Mas lagi suka sama orang?"

"Nggak. Bukan gitu, Mas cuma nanya aja, penasaran hehe"

"Yaa... Gimana ya Mas. Rasanya yaa.. Ya begitu lah susah didefinisikan"

Mendengar jawaban mama Woojae cuma manggut-manggut sambil ber 'oh' ria.

"Ada apa Ma?" Tanya papa pas keluar kamar. Sarungnya udah diganti sama celana pendek selutut.

"Ini, Woojae nanya rasanya suka sama orang itu gimana" jelas mama seadanya.

Papa agak cengengesan juga, tapi abis itu langsung jalan gitu aja ke pintu depan. Woojae kira papa mau ikut jawab. Jawaban mama belum bisa buat Woojae puas soalnya.

"Apa nanya ke Odin si pakar cinta ya?" pikir Woojae. Tapi habis itu dia geleng-geleng kepala. Ide itu nggak cukup bagus.

Obrolan tentang rasa suka selesai gitu aja. Nggak lama, Woojae bangkit buat ke kamar. Butuh rebahan.

"Suram amat tuh muka" Kata Jaewoo sembari mengotak-atik ponsel pintar di tangannya.

"Lagi bingung nih"

"Bingung kenapa lagi?"

"Eh Bang, lo pernah pacaran kan ya?"

"Iya, jangan kasih tahu Papa loh tentang itu. Kenapa? Tiba-tiba nanya gitu"
Mama sama papa emang nggak terlalu mempermasalahkan soal percintaan anak-anaknya. Bebas, asal tak melewati batas. Tapi, kalau soal pacaran, mereka sedikit punya kekhawatiran soal itu.

"Mau nanya aja, rasanya suka sama orang tuh gimana?"

"Lo lagi suka sama orang?"

"Bukan gitu... Haaa respon Lo sama kayak Mama tadi"

"Nanya ke Mama juga? Gimana katanya?" Anak ini malah balik bertanya sebelum jawab pertanyaan Woojae.

"Katanya, rasa suka sulit didefinisikan"

Jamal FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang