Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ayunan dari kayu menggantung pada dahan pohon oak berusia ratusan tahun. Perempuan dengan potongan rambut sebahu menekan kaki ke tanah untuk mengayun tubuhnya sendiri.
Didepannya berdiri laki-laki berwajah oriental mengenakan hoodie hitam—membelakangi. Daun-daun kering berserakan menyelimuti rumput, terjatuh dari pohon oak yang menaungi mereka. Keduanya memandangi danau dengan seksama.
"Seperti biasanya," laki-laki itu menoleh kebelakang seraya mengeluarkan kedua tangannya dari dalam saku hoodie. Menunjukkan telapak tangannya yang kosong, "See? Aku tidak bawa apapun."
"Bagus lah." jawab si perempuan, menikmati hembusan angin.
Laki - laki itu tersenyum puas, kemudian mengalihkan pandangan ke arah danau lagi.
"Kau masih tidak mau ada kado di hari ulang tahun mu?" tanya nya, tak selang lama setelah mengambil duduk di dekat tepian danau.
"Ya. Apa kau kecewa padaku?"
"Sedikit."
"Sorry.."
"it's okay, bagaimanapun itu adalah permintaan mu."
"Meski terkesan tidak mau menyusahkan, aku tahu, mungkin kau justru tak senang dengan permintaanku ini." Dilihatnya jemari laki-laki itu sedang memainkan daun kering ditangannya.
"Tapi aku tak pernah menyesal mengatakannya, karena memang bukan kado berupa barang yang aku inginkan." lanjut si perempuan, ayunannya berangsur pelan.
"Lalu apa yang kau inginkan?"
"Sudah terkabul, bahkan setiap tahunnya. Kau selalu ada saat aku berulang tahun."
Perempuan itu mengangkat tubuhnya dari ayunan, berjalan mendekat ke arah si laki-laki. Duduk disebelahnya menekuk kedua lutut. Mereka saling bertatapan.
"Bagaimana jika suatu saat aku tidak ada di hari ulang tahun mu?"
"Kurasa tidak masalah, itu kan hanya keinginanku."
"Lalu, bagaimana jika aku tidak mengabulkan permintaanmu lagi? Aku akan memberi sebuah kado di hari ulang tahunmu? Kado kecil yang berkilau?"
