"Maaf, apart ku tak sebesar di rumahmu pasti." Ujar Minjeong saat memasuki apartemennya."Gak papa, Jeong." Karina menulusuri sekeliling apart Minjeong, terlihat sangatlah rapi pokoknya beda sama kamarnya.
"Ini... Lo bisa pake kamar ini kalo mau tidur." Minjeong menunjuk kamar tamu.
"Kalo tidur bareng kamu boleh, gak?" Karina tersenyum nakal.
"Ne?"
"Gak deh, lupakan. Oke?" Tanpa persetujuan dari sang pemilik apartemen, Karina langsung masuk kedalam kamar.
-///-
"Aaaa~ kita harus mulai darimana, Ju?" Lia memiringkan kepalanya tandanya dia sedang bingung."Gak tau, tapi... Ayo besok kita bawa ke rumah."
"Ngapain? Dia tuh pacar Karin, nanti dia curiga anjirt." Lia menepuk pundak Minju.
"Ihh, ya jangan ngasih tau Karina lah Lia. Nanti lo bilang juga ke Minjeong." Minju tersenyum gemas kepada saudara tirinya.
"Oh, oke oke." Lia mengangguk paham.
"Udahlah, noh homework nya kerjain Li." Minju tidur terlentang dengan kepala yang berada di bawah dan kakinya berada di ranjang.
"Tuh kepala Lo gak pusing Ju?" Lia meringis pelan, melihatnya saja sudah membuatnya pusing.
"Gak, dong. Lo gimana sih Li, bokap Lo aja lentur gitu badannya, masa Lo kagak." Lia mendengus kesal mendengarnya. Mau ngamuk tapi bener.
Dulu Lia pernah mencoba kepala dan badannya di tarik kebelakang hingga menyamakan kaki, cuma bisa bertahan sebentar. Bagus enggak, encok iya. Setelah meniru gaya dari ayahnya, Lia mengeluh selama seminggu Karena pinggangnya merasa sakit.
Maklum remaja jompo.
"Diam lo, jangan di ingetin!"
."Kamu kemana aja Karin? Kenapa baru pulang?" Pagi pagi seulgi sudah naik pitam lantaran Karina yang baru saja pulang.
"Karin nginep di rumah teman."
"Siapa?" Seulgi melipatkan tangan.
"Y-ya ada, pah."
Seulgi menghelakan nafas, "nanti malam ada pertemuan dengan keluarga Lee. Tolong, jangan cari alasan lagi kamu."
"Karin gak mau pah, udah beberapa kali Karin bilang." Ujar Karina.
"Kenapa?..."
"Karna Karin gak mau dijodohin! Kalo mau kalian aja yang pergi!!"
"Astaga karinn... Ini bukan soal perjodohan, cuma dinner aja."
Karina menghelakan nafas, "yaudah. Tapi ini terakhir lohh buat Karin."
"Ma-"
"Udah, gi. Jangan dimarahin terus anak kamu." Irene bergerak menengahi.
"Tap-"
"Karin, masuk kamar terus bersih bersih, ya." Titah sang ibunda, Karina mengangguk.
"Kamu kenapa sih selalu bela anak kamu itu, perjodohan ini penting buat perusahaan kita, mah." Ucap seulgi setelah Karina masuk ke kamar.
"Bukan gitu, gi. Dia masih kecil, jangan dipaksa nikah. Masa depan dia masih panjang." Irene mencoba untuk menjelaskan.
"Yang kamu pikirin itu kebahagiaan Karin, bukan tentang perusahaan terus yang kamu pikirin." Setelah mengucapkan itu, Irene pergi meninggalkan seulgi yang terdiam.
-///-
"Eh, kalian tau gak chaer kenapa? Kok perasaan dia ngindarin gue Mulu." Ucap ryujin, matanya masih fokus pada stik Ps nya.
"Gak tau, tanya aja sendiri. Gue kan beda kelas Sama Lo berdua." Ucap yujin.
"Betul, bahkan kalian duduknya sebangku masa gak tau." Tambah Ning Ning, lalu memasukan kripik kentang nya ke mulut.
Hari Minggu ini mereka memang ngumpul dirumah yujin. Minjeong hanya diam menyimak pembicaraan mereka, tapi matanya fokus ke Ps nya.
"Minjeong, aaaaa~" yujin menodongkan keripik kentangnya, dan Minjeong menerimanya.
"Btw, kemarin waktu itu gue ngeliat lo sama Lia. Udah jadian, Ryu?" Tanya Minjeong, ryujin hanya tersenyum malu.
"Hehehe..."
"Jadian kapan Lo, kok gak ngasih tau kita." Ning Ning memicingkan matanya.
"Ummm.. beberapa waktu lalu, hehehe."
"Bangsat, traktir kita pokoknya, dua kali lipat!" Seru yujin.
"Idihh, ini mah namanya pemerasan."
"Bodoamat!!!"
"Lo udah ngasih tau chaeryeong?" Tanya Minjeong, ryujin mengangguk.
"Iyaa, dan abis itu dia mulai ngehindarin gue. Kenapa ya?" Tanya ryujin, membuat mereka saling menatap seolah olah berbicara menggunakan telepati.
"Makanya peka dong, kek gue nihh." Yujin Menaik turunkan alisnya.
"Kannn, mulai lagi narsisnya." Ujar Ning Ning.
"Kenapa? Iri yaa?"
"Idih, najis." Yujin tergelak mendengar umpatan dari Ning ning.
"Yujin kalo sekalinya pede, pede banget yaa." Bisik Minjeong ke Ryujin.
"Emang, jadi lo gak usah heran ya."
"Udah anjirt, jangan ke narsisan Lo!" Ning ning melempar bantal akibat jengah dengan tingkah laku yujin yang bergaya ala model.
"Yujin ke habisan obat nih." Sahut Minjeong.
"Shembarangan Lo, Jeong."
"Ah Ryu, nanti lo pulang sekalian beliin obat buat yujin yaa." Ucap Ning ning.
"Okee, siap kalo itu mahh."
.
.
.
To be continued
Jangan lupa votmet 😍
![](https://img.wattpad.com/cover/327719553-288-k119447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling For You; Winrina [END]
FanfictionKang Karina, atau kang Jimin anak dari kang seulgi dan Bae Irene pemilik kwangya high school, serta seorang pengusaha ternama di Korea. "Memangnya ada yang mau menghukum kita? Lo lupa gue siapa? Gue anak dari kang seulgi, pemilik sekolah ini." . Kim...