19

1.4K 164 5
                                    


"Ihhh, kasian banget gak sih itu?"

"Hooh si jantan itu juga maksa padahal yang cewe kagak mau." Timpal yujin.

"MATAKU TERNODAI JINJJA." Teriak Minjeong.

"Mereka gak punya malu apa ya, nganu di tempat umum gini." Ucap ryujin.

"Goblok hewan mana ada rasa malu." Ning ning menggeplak kepala ryujin.

Ke gabutan mereka ngeliat kucing yang mau nganu aja sampe di ghibahi dan di julidin. Kurang kerjaan emang.

"Nih ya kalo di pelajaran IPA, kemungkinan anaknya bulu kuning."

"Soalnya 50% bulu kuning, 50% bulu campuran. Tapi gak pasti kuning, mungkin aja si kucing campuran selingkuh sama kucing putih hitam atau hitam atau putih atau abu." Jelas Ning ning.

"Astaga, jangan bahas pelajaran nyett." Sahut yujin kesal.

"kucing campuran bilek, engghh, b-berhenti-ahh~ ak-aku masih perawan-oowwhhh te-terlaluh dalam."

"Ryujin geblek malah ngedesah anjengg." Sahut Ning ning.

"Ya astaga Ryu.. bukan temen gue yakin" Minjeong memalingkan wajahnya pura pura gak kenal.

"Ya tuhan, ampunilah dosa temanku inii." Ucap yujin seraya menyatukan kedua tangannya.

"Nih, teman kek gini enaknya di apain yaa." Ucap Ning ning.

"Buang ke jurang aja, atau ke kandang buaya." Sahut Minjeong seraya memainkan kukunya.

"Idihh, teman Baek Baek gini kok mau kalian jahatin." Ryujin mengibaskan rambutnya.

"Hihhh, enyah lo sana." Sinis yujin.



-///-



Seperti biasa sepulang dari kerja paruh waktunya, minjeong bersenandung kecil dengan earphone yang terpasang di telinganya.

Dari jarak yang tak jauh darinya ada siluet orang yang sedang melambaikan tangan. Minjeong kenal orang itu, udah dua hari sejak di mana dia tidak kelihatan setelah mendapatkan telepon dari seseorang. Dengan langkah cepat minjeong menghampirinya, tak di pungkiri juga ia merindukan Karina nya.

Disinilah mereka duduk di bangku taman dengan di temani keheningan. Tak ada satu suara yang di keluarkan oleh keduanya. Mereka sibuk dengan dunianya.

"Kakak kemana aja?" Tanya minjeong memecahkan keheningan.

"Aku ada urusan Jeong, maaf kalau aku gak bilang ke kamu." Sesal Karina.

"Gak papa, lagian aku bukan siapa siapa kok."

"Maksud kamu? Tentu kamu siapa siapa aku, sayang. Kamu itu pacar aku!" Minjeong menghelakan napas mendengarnya.

"Aku mau nanya, dan ini penting. Jadi kamu harus jawab dengan jujur." Ucap minjeong dengan tegas, Karina mengangkat sebelah alisnya.

"Kamu sama heeseung udah tunangan kan?"


"..."


"Ku anggap diam-mu itu benar, Karin." Ucap minjeong dengan senyum getir.

"Maaf, Minjeong-ah."

"Kenapa gak jujur dari awal? Dan kenapa kakak malah milih pacaran sama aku, kalo kakak sendiri mau tunangan?" Akhirnya pertanyaan pertanyaan yang bersarang di pikirannya pun di keluarkan.

"I-ituu.. a-aku takut kamu kecewa Jeong." Karina menunduk memainkan jari jarinya.

"Nyatanya mendengar kakak dan heeseung tunangan dari orang lain itu lebih mengecewakan plus sakit, kak." Ucap minjeong dengan mimik wajah kecewa.

"Maaf..."

Keadaan kembali hening, Karina juga tak berani mengeluarkan suara, ia terus menunduk. Sedangkan minjeong mengedarkan pandangannya mencoba mencari sesuatu untuk menghibur dirinya.

"Kalo gitu, kajja aku akan mengantarmu pulang."

"Ayoo." Minjeong menggandeng tangannya Karina.

.

"Darimana aja kamu? Katanya mau keluar sebentar tapi ini udah ngelewatin jam yang udah kamu janjikan Karin." Sang ayah bersedekap dada menatap putrinya tajam.

"Jalanan sedikit ramai ayah, maaf." Bohong Karina.

"Heeseung mencari-mu, dia tadi menelepon. Kenapa gak di angkat?"

"Ayah.. kalo Jimin minta perjodohan ini buat di batalin, bisakah?" Seulgi mengerutkan kening, ia semakin tajam menatap Karina.

"Apa maksudmu Karin? Itu tidak akan pernah terjadi."

"Aku tidak menyukai heeseung, ayah." Ucap Karina dengan lesu.

Duhh, rasanya Karina ingin berteriak sekencang-kencangnya di depan wajah sang ayah bahwa dia hanya mencintai minjeong.

"Lama lama kamu pasti bisa mencintainya."

"Jangan dekati gadis itu lagi, Karin. Atau mau ayah keluarkan saja?" Tanya seulgi mengancam.

"Jangan ayah, jangan keluarin minjeong." Ucap Karina panik.

Jika dulu Karina yang mengancam akan mengeluarkan minjeong. Sekarang ayahnya lah yang ingin mengeluarkan minjeong.

"B-baiklah, aku akan menjauhinya." Ucap Karina dengan lesu.

"Tapi bisakah ayah membatalkan perjodohan ini?" Tanya Karina sekali lagi.

"Enggak. Udahlah jangan aneh aneh. Sana masuk ke kamar." Titah seulgi, Karina hanya mengangguk lemah.

.

.

.

To be continued


Jangan lupa votmet ❤️





Falling For You; Winrina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang