16

1.5K 153 2
                                    


Minjeong dan Karina tertawa bersama sepanjang koridor dengan berpegangan tangan. Mereka sengaja pergi tanpa bilang bilang Giselle dan Lia yang sedang cekcok itu.

"Sekarang mau kemana, hm?" Tanya minjeong.

"Ayo ke kelasku, disana pasti sepi." Ajak Karina, minjeong mengangguk kecil.

Lagipula Minjeong gak suka keramaian dan ia juga merindukan Karina nya.

.

"Annyeonghaseo, doyoung-ssi."

"Eoh, tuan Lee, annyeong." Sapa doyoung seraya membungkuk kecil.

"Bagaimana kabarmu? Wahh, kau sudah besar ya. Bahkan sudah bisa mengendalikan perusahaan ayahmu ini."

"Terimakasih atas pujiannya tuan Lee, kabarku baik!" Ramah doyoung.

"Mari kita mulai meetingnya." Ajak tuan Lee.






Doyoung menghelakan napas, sudah sepuluh menit yang lalu namun sepertinya doyoung belum mau beranjak dari duduknya.

Sekertarisnya, yuta, datang menghampirinya lalu duduk disampingnya. "Tak ingin keluar, huh?"

"Yee, heh putra duyung kalo ada yang tanya tuh di jawab." Kesal yuta saat pertanyaannya tak di jawab. Tapi orang mana ya sekertaris tak bersikap sopan pada atasannya? Maklumlah mereka temenan dari kecil.

"Kamu nanyeaa?"

Yuta memejamkan matanya supaya emosinya tidak meledak-ledak dan membuatnya harus membogem bosnya ini. Namun yuta mengurungkan niatnya, dia masih ingin di gaji.

"Yang bener, anjing." Lirih yuta di akhir kalimat.

"Gue masih curiga tuy, disaat perusahaan ini dulu bangkrut tapi secara bersamaan perusahaan Lee naik daun? Apa ini juga ada berkaitannya dengan kecelakaan keluarga gue beberapa tahun lalu?" Doyoung berusaha berteori, yuta pun ikut berpikir.

"Mungkin kebetulan, Doy."

"Enggak, Hyung. Ini tuh kejadiannya seperti berurutan. Pertama dulu kejayaan perusahaan Lee. Kedua, bangkrutnya perusahaan Kim. Ketiga, kecelakaan yang menimpa keluarga gue." Jelas doyoung.

"Ayolah Doy, ini udah bertahun-tahun. Mungkin siapa tau bukan dari tuan Lee, mungkin musuh bisnis ayahmu yang lain." Jelas yuta.

"Lo bener juga."

"Oh iya, btw gue denger lo udah tau ya kalo adek masih idup." Doyoung mengangguk.

"Nee, dia masih hidup. Bahkan kemarin kata minju dia bawa minjeong ke rumah."

"Dia menginap?" Tanya yuta doyoung menggeleng.

"Enggak."

-///-


Malam Minggu pasti identik dengan malamnya sepasang kekasih menghabiskan waktu bersama. Sama seperti sepasang kekasih yang sedang dimabukkan asmara ini, minjeong dan Karina sekarang sedang berkencan.

Setelah menghabiskan waktunya untuk berkeliling dan makan. Sekarang mereka sedang menikmati pemandangan indah sungai Han.

"Aku menyukai tempat ini." Minjeong memecahkan keheningan.

"Karena disini aku mendapatkan ketenangan." Lanjutnya.

"Iyaa, disini memang menenangkan." Timpal Karina lalu menghirup napas rakus rakus.

"Lo tau? Gue jarang pergi keluar, dan hari ini gue beruntung bisa keluar bareng Lo." Jelas Karina membuat Minjeong tersenyum.

"Kalo gitu aku akan sering mengajakmu keluar."

"Gue pegang ucapan lo." Ucap Karina.

.

Minggu pagi yang cerah, ya gimana gak cerah orang tanggal merah, dan hari ini pula Ryujin akan mengajak pacar cantiknya jalan jalan.

Ryujin bersenandung kecil seraya menyisir rambutnya. Merasa sudah rapi, ryujin pun bergaya seperti model.

"Widihh.. mau kemana lo? Rapi bener." Pujinya, ryujin menengok ternyata chaeryeong yang sedang melipatkan tangannya didepan dada.

"Chaer? Tumben kesini?" Heran Ryujin.

"Tadi di suruh eomma buat nganterin makanan." Jelas Chaeryeong lalu duduk di pinggir kasur.

"Mau kemana lo? Pergi sama Lia, ya?"

"Iya."

"Oh ya chaer, ini gue udah keren belum?" Ryujin membalikan badannya ala slow motion lalu bergaya, jangan lupakan ryujin Menaik turunkan alisnya.

"Yang ada mah sok keren." Chaeryeong memasang wajah geli nya.

"Gak ding jin, lo keren banget kok." Chaeryeong meralat.

"Ini mah mata lo yang katarak, orang keren gini kok dikatain sok keren. Dahlah, gue pergi dulu, Byeee.." ryujin keluar dan meninggalkan chaeryeong sendirian.

"Andai sekarang kita pacaran Ryu, pasti seru." Gumam chaeryeong.






"Pagi cantikk." Sapa Ryujin dengan senyum manisnya, yang disapa hanya tersipu malu.

"Pagii. Semangat bener kamu hari ini."

"Iya dong, kan mau jalan sama kamu." Ryujin mengedipkan matanya.

Sesampainya di tempat tujuan, lia terpana dengan tempat itu, penuh dengan pepohonan dan hijaunya rumput.

"Ini tempat yang biasa gue datengin. Apalagi kalo bolos." Jelas Ryujin.

"Ishh, bolos mulu kerjaannya." Ucap Lia malas.

"Bukan ryujin cakep namanya kalo gak bolos." Ryujin Menaik turunkan alisnya.

"Pede banget."

"Harus pede dong, biar gak gampang insecure." Balas Ryujin.

"Au ah males."

"Baiklah, ayo keliling biar kamu terpesona sama keindahan alam. Tapi lebih baik lagi kamu terpesona sama aku." Jelas Ryujin.

Yang tadinya Lia bersemangat tiba tiba langsung berekspresi ingin muntah karna kenarsisan pacarnya yang udah di atas rata rata ini.

"Ayo!" Ryujin mengulurkan tangannya, lalu mereka berjalan bersama.

.

.

.

To be continued

Jangan lupa votmet yaaa ❤️

Falling For You; Winrina [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang