6. maaf

1.2K 64 2
                                    

Hanan keluar dari kamar Hadorik langsung mencari Fajri, dia sudah berkeliling akhirnya menemukan Fajri sedang mengobrol dengan para ustad di sebuah ruangan. Hanan memberanikan diri untuk memanggilnya.

Setelah Fajri setuju ikut dengannya, Hanan membawa Fajri kesuatu tempat yang sepi, yaitu belakang asramanya.

Disana Hanan tampak memberi ekpresi kesal pada diri sendiri.

Hanan mengusap wajah dan rambutnya, lalu bertanya
"Apa Hadorik itu memiliki parno aktif?" Tanya Hanan pelan.

Fajri jongkok tidak jauh dari Hanan, sambil mencabut rumput kecil dia bergumam lirih.
" Jujur saja, aku tidak pernah melihat Hadorik seperti tadi, biasanya dia selalu baik dan ramah dengan siapapun, bahkan sekalipun dia marah dia akan diam, baginya mengabaikan adalah satu cara ampuh untuk tidak peduli dengan apa yang orang lain lakukan"

"Aku hanya menaruh kain di lemari nya, aku berbicara dengan kasir koperasi, dia bilang Hadorik menjahit sarungnya yang robek,  aku berniat memberikan satu yang baru,aku  benar-benar tidak tau dia akan semarah ini"

"Mungkin beberapa hari ini Hadorik terlalu sibuk, dia membagi waktu untuk belajar, OPS, sakaligus membimbing santri kelas satu, jadi dia terbawa emosi. Sebenarnya aku tidak tau dia marah karena kau membuka lemarinya yang privasi itu, atau marah karena orang yang membuka lemari itu adalah kau. Tapi yang aku lihat, Hadorik sedang memiliki tekanan batin. "

"Maksudnya, Hadorik memiliki seseorang yang membuat dia paranoid?"

"Aku rasa begitu,".

"Siapa?"

" aku tidak tau, sebenarnya Aku tidak ingin menceritakan ini, tapi kau orang yang sudah mengganggu nya, aku merasa harus membantu memperbaiki kesalahpahaman kalian"

"Beri tau aku apapun yang bisa aku lakukan, dan beri tau aku alasan Hadorik memiliki sikap paranoid."

"Dulu waktu dia kelas satu, Hadorik pernah bertengkar dengan salah satu santri baru, santri itu membuka lemari Hadorik, dia merendahkan Hadorik karena Hadorik tidak memiliki pakaian yang cukup, waktu itu Hadorik cuma punya tiga baju, dua Koko dan satu kaos oblong, santri itu mencela dan merendahkan Hadorik, bahkan Hadorik sampai menjadi buah bibir disini karena dia miskin."

"Seberapa miskin diA?"

"Aku tidak tau, yang aku tau, dia sangat kekurangan."

Hanan menghela napas, dia mengerti sekarang alasan Hadorik sampai semarah itu padanya. " Fajri tolong aku katakan pada Hadorik, aku bersumpah tidak akan mengejeknya seperti yang pernah dia alami, aku bersumpah akan merahasiakan ini, katakan padanya, aku akan melakukan apapun untuknya asalkan dia tidak mengabaikan aku."

"Aku tidak yakin ini berhasil, tapi akan aku lakukan seperti yang kau jelaskan, aku memang teman Hadorik, tapi Hadorik itu sangat tertutup, bahkan hampir tidak ada yang bisa mendekati nya."

"Juga tolong beri tahu dia, aku sangat minta maaf. Pandanganku tentang dia tidak berubah sedikit pun, aku tidak akan mengungkit kejadian ini lagi, Aku mohon."

"Iya, kalau begitu aku pergi dulu, mungkin Hadorik membutuhkan aku sekarang"

"Iya, terimakasih Fajri. Jika aku bisa membayar, aku pasti akan membayar mahal untuk ini"

"Aku tau kau hanya tipekal  orang yang suka menganggu, aku juga tau niatmu bukan seperti ini."

"Terimakasih,sekali lagi terimakasih kasih."

Fajri berjalan pergi, sementara Hanan duduk berjongkok di tanah mengusap wajah prustasi sampai semua kekhawatiran nya menghilang dari dirinya.

(。♡‿♡。)

BL Hanan HadorikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang