24

686 43 4
                                    

"Hadorik!!"

Suara teriakan Hanan menggema di dalam kamarnya yang kedap suara, dia merasakan sesak didada lalu meraba lampu pilar di samping nya. Setelah lampu itu menyala Hanan perlahan duduk menyeka keringat yang membanjiri tubuhnya.
'aku bermimpi buruk'
Hanan mengambil jam tangan di laci samping tempat tidur, mendapatkan jam tangan edisi terbatas yang sudah lama tidak terpakai.
"Jam dua subuh, ternyata aku bermimpi"
Hanan menghela napas pelan, menarik seluruh selimut nya menutupi dada, hanya sebagian kecil mimpinya yang bisa dia ingat, dia menghela napas berat.
"Hadorik aku tidak akan menyerah padamu. Aku pasti kembali dalam beberapa hari kedepan."

Hanan perlahan berdiri dengan rasa malas, kakinya mengarungi sandal karet yang lama berdiam di bawah ranjang lalu membawa nya ke kamar mandi.

(◍•ᴗ•◍)✧*。

"Ustad"
Hadorik tertunduk didepan Ustad Safar yang sedang meneguk teh di teras rumah.

"Hadorik, silakan duduk"

Hadorik menyalami ustad Safar kemudian duduk disalah satu kursi di dekatnya.

"Ada apa hadorik, apa  dalam belanja tadi siang ada masalah?"

"Ngak ustad, semuanya sesuai dengan kebutuhan disini"

"Begitu, lalu, ada masalah apa kamu tiba-tiba datang, kalau bukan tentang masalah belanja pesantren"

" ana kesini mau bertemu ustad untuk bertanya tentang seorang santri bernama Hanan"

"Hanan?, Setahu saya tidak ada santri disini bernama Hanan Hadorik"

"Hannani Kholiq, dia menyebut namanya itu, sebelumnya dia tinggal di asrama 23 dan dipindahkan keasrama 27 selama hampir tiga bulan, dia berada di kelas A5 duduk di kursi nomor 17"

"Hanani Kholiq?. antum cobak tanya ke tata usaha, dan liat sendiri apa ada santri yang bernama Hanani holiq itu atau tidak."

"Baik ustad, terimakasih"

Hanan berlari ke kantor pesantren, didalam ruangan tata usaha ada seorang laki-laki yang memiliki postur tubuh kurus dan wajah yang cerah sedang menghap komputer, orang itu bernama Haikal.

"Pak Haikal"
Hadorik berdiri didepan Haikal. Haikal melirik sedikit, setelah tau itu adalah Hadorik Haikal langsung menyambut dengan tersenyum.

"Eh silakan duduk Hadorik"

Hadorik duduk di kursi di depan Haikal, Haikal langsung menyuguhkan air minum.

" Hadorik apa pengurus meminta saya untuk mengubah salah satu data yang saya buat, atau ada kesalahan dari data yang saya berikan?, Beri tau saja, biar saya mengubahnya."

Hadorik sedikit menarik kursinya lebih dekat dengan meja kerja Haikal, dia meletakkan kedua tangannya di meja. " Ana kesini tidak diutus oleh pengurus, ana kesini mau bertanya pak, tentang santri bernama Hanani Kholiq"

"Hanani Kholiq, saya baru mendengar nama itu, setau saya tidak ada santri disini dengan nama itu, tetapi entah lah mungkin saya lupa. Kita coba cari dulu di data santri."

Jari Haikal mulai menari di keyboard mengetik sesuai nama yang di sebutkan Hadorik di dalam file pencarian.

Hadorik menunggu dengan santai.

BL Hanan HadorikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang