BAGIAN DELAPAN

22 4 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku yang tadinya tiduran sambil menyekrol chat Mirza refleks terduduk begitu melihat pesan terakhir darinya yang baru masuk ke room- ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Aku yang tadinya tiduran sambil menyekrol chat Mirza refleks terduduk begitu melihat pesan terakhir darinya yang baru masuk ke room- ku. Aku langsung berdiri mendekati jendela kamar, membuka gorden untuk melihat keadaan di luar. Memangnya benar, ya, Mirza sudah di luar? Namun akhirnya aku justru mundur selangkah saat melihat laki-laki yang amat ku kenali, yang bahkan dari belakang saja mampu diketahui kalau itu adalah dia, sedang mengobrol ringan dengan Kang Fatur di bawah sana. Dari jendela lantai 2 ini aku melihat Mirza lagi setelah beberapa hari ini sempat menghindar.

Setelah memastikan kalau Mirza benar-benar berada di depan, Aku akhirnya memutuskan untuk turun. Di ruang makan, Bibi Ren menawariku sarapan -seperti biasa-. Sayangnya, aku sedang tidak mood sarapan pagi ini. Aku harus segera pergi menghindari Mirza lagi_ maybe.

Begitu sampai di depan pintu utama, air mataku nyaris luruh saat melihat Mirza dari jarak 10 meteran. Hatiku sakit saat tangan ini tak dapat meraihnya. Amat sakit.

"Ay." Bukan memanggil juga, bukan meneriaki. Mirza hanya menyapaku. Bibirku nyaris melengkungkan senyuman kala mendengar suaranya menyebut Namaku. Tahan Ayla, tahan. Jangan tunjukkan kelemahanmu. Jangan tunjukkan kalau kamu kalah dan amat merindukannya.

"Hmm... Kenapa?" Kok kenapa, sih? Duh, otak. Kenapa kemampuan The Power Of Kepepet otakku tidak mempan pada Mirza, sih, kali ini?

"Bukannya aku udah chat ya?" Kang Fathur yang tadinya mengobrol ringan dengan Mirza menepi. Memberi ruang untuk kami berdua _saja.

My Heavenly Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang