SEBELAS

36 4 5
                                    


Mata ini terbuka dengan disuguhi objek serba putih. Meski otak ini sering nge-lag, tapi untuk kali ini aku sangat cepat menangkap sinyal di mana keberadaanku. di mana lagi kalau bukan di rumah sakit.

Aku menoleh ke arah kanan kiri mencari-cari sosok yang mungkin bisa ku tanyai saat ini. barangkali jawabannya bisa sedikit melonggarkan beban pikiranku. soal Bunda.

Karena tak mendapati siapapun dalam ruangan tempatku berbaring, aku memutuskan untuk bangun. lagi pula tanganku juga tidak disambungi dengan saluran infus. aku keluar ruangan i dan segera menuju ke deretan ruang ICU, barangkali bibi ren dan Kang Fatur ada di sana.

sekali lagi, juga aku kali ini tidak salah feeling. Aku segera mendekat Sambil menanyakan keadaan Bunda Kepada bibi ren dan Kang Fatur .

Wajah bibi ren tampak semakin pucat mendengar pertanyaanku. ini maksudnya apa? kenapa jadi Melow begini sih? bukannya bunda pasti akan sadar kembali ya? mengingat tadi pagi Bunda masih baik-baik saja. 

Bertanyanya pada bibiren tapi Kang Fatur yang berdiri dari duduknya mendekat ke arahku. wajahnya tak kalah cemas. 

Kang Fatur menggenggam kedua tanganku memberikan semua sebuah atensi yang sulit untuk aku definisikan. kemudian matanya mulai berkaca-kaca, membuatku semakin sulit untuk menebak Apa yang sebenarnya terjadi. sebelumnya aku tidak pernah mendapati Kang Fatur dengan kondisi seburuk ini, sekalipun itu tidak pernah. 

Apa mungkin Bunda perlu operasi atau perlu ditangani medik lebih jauh lagi? Memangnya Bunda sakit apa? bukannya waktu itu Bunda bilang kalau beliau hanya kecapean? semakin banyak pertanyaan yang muncul di otakku. otak yang presisi ini, semakin Menampung banyak pertanyaan yang entah apa jawabannya.

"maafin saya ya mbak," kang Fatur mengucapkannya dengan nafas yang tampak tercekat. tunggu, ini maksudnya minta maaf soal apa? kang Fatur kan, nggak sedang berbuat salah.

"Kang Fatur, Kenapa? ini Emangnya ada apa?" aku semakin gelisah dengan semua tingkah orang di sini.

"Allah sayang Mbak, sama Bunda. sayaaang... banget. Allah nggak mau Bunda sakit-sakitan. Allah gak mau Bunda kecapean di dunia. Allah sendiri yang akan merawat Bunda, Mbak. kita harus sabar ya? tubuhku refleks lemas kembali. bukan ini jawabannya aku mau. 

jelas bukan ini, seratus persen pun bukan ini. seharusnya ada jawaban lain. Seharusnya ada jawaban yang bisa menenangkanku. Bahkan aku baru bangun, aku baru siuman dari pingsan ku, tapi ini? apa? Hati kecilku mulai berontak. Bunda nggak mungkin ninggalin aku sendirian kan? kalau Bunda ninggalin aku aku harus sama siapa? harus bagaimana? bagaimana aku harus menjalani dunia ini tanpa kehadiran Bunda? kakiku lagi-lagi melemah, kesadaranku nyaris hilang kalau saja Kang Fathur tidak menggoyang-goyangkan tubuhku agar aku tetap tersadar.

Aku kemudian memberontak, aku mendorong Kang Fatur dan berlari menuju ruang ICU yang kutebak adalah ruangan Bunda. aku harus bertemu bunda. harus. aku tidak bisa Hanya berdiam diri di luar. aku harus memastikan semuanya. aku yakin Bunda masih hidup. Yakin sekali.

semalam aku masih melihat senyumnya, Tadi pagi aku masih melihatnya bernafas, kasih sayangnya saja masih melekat. apa-apaan ini? di dalam ruangan serba putih ini tak tampak seorang dokter pun dalamnya. namun satu yang mengagetkanku, Bunda benar-benar ditutupi dengan kain putih bahkan sampai menutup wajahnya. aku langsung berlari menghampirinya, membuka kain putih itu. melihat wajah pucat pasi Bunda yang tak lagi memancarkan ketenangan seperti biasanya. Tidak ada selang infus, tidak ada alat bantu apapun di sini. perawatan macam apa ini kenapa Bunda tidak...

Aku kehilangan kata-kata.

Tanganku menggenggam jemari Bunda. air mataku tak kuasa lagi untuk aku mendung. ini hanya mimpi buruk bukan? setelah aku bangun aku akan kembali ke kehidupan nyata bukan? Bunda, kan, masih hidup. ini pasti halusinasi. ini pasti mimpi. Bunda masih hidup. Bahkan aku masih bisa merasakan kasih sayangnya sampai saat ini. ya, bundaku masih hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Heavenly Husband✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang