اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍHidup itu seperti buku, beberapa halaman sedih, dan beberapa menarik, tetapi jika anda tidak pernah membalik halaman, anda tidak akan pernah tahu apa yang ada di halaman selanjutnya
●●●
●●
●
Tandai typo dan jangan lupa vote sebelum membaca.
Happy reading
"Yahh, rame dong yang ikut jemput abi umi?"
"Iya, ngga papa kan? Kamu sama kakak terus nanti, ngga usah takut ya?"
"Iya kak." Lirih Aura.
Aura selesai berganti baju, ia memakai gamis berwarna cream dengan pashmina coklat tua, tak lupa juga tas selempang dan sepatu berwarna putih yang membuatnya terlihat begitu menggemaskan.
Aura mengambil handphonenya untuk menelpon Fathan.
Tutt tuttt.....
Empat panggilan telepon berturut-turut tidak terjawab oleh Fathan."Kak Fathan kok ngga jawab sih, masa aku harus ke area asrama putra. Gimana ini... Soalnya tempat ustadz Fahri masuk di asrama putra." Aura menghembuskan napasnya kasar dengan kesal.
Ia akhirnya keluar ke depan rumah, melihat sekitarnya yang begitu sepi dan angin malam yang berhembus mengenai gamis dan tubuhnya, membuatnya merinding.
Setelah isya' ini mungkin para santri sedang mengkaji kitab di masjid, jadi tidak terlihat santri yang berkeliaran. Dan rumah ndalem yang ditempati Aura ini berada di antara asrama putra dan putri, namun lebih menjorok mendekati asrama putri.
Maka dari itu jarang yang mengetahui bahwa kyai mereka memiliki anak perempuan, karena memang tidak pernah dilihatkan dan memang tidak pernah keluar beraktivitas di sekitar pondok. Mungkin hanya beberapa santri putri saja yang sedikit mengetahui adanya Aura.
Back to the topic...
Aura terus berusaha mencoba menelpon Fathan, namun tetap tidak bisa. Ia akhirnya memberanikan diri untuk menelpon ustadz Fahri.Sekali menghubungi langsung tersambung.
"Halo, assalamualaikum. Ada apa ning?"
"W-waalaikumsalam, eee...ustadz. Kak Fathan ada disitu tidak?"
"Gus Fathan? Saya dan para ustadz juga daritadi sedang menunggu gus Fathan ning."
"Hah, terus kak Fathan dimana?" Batin Aura.
"Disini saya juga menunggu kak Fathan ustadz, s-saya ingin menyusul ustadz kesana, tapi saya takut..." Lirih Aura.
"Ning mboten sah wedi nggih, gus Fathan tadi sudah menemui saya dan bilang ingin menemui keamanan santri putra dulu ning." Jelas ustadz Fahri.
(Ning tidak perlu takut ya)"Owh, nggih ustadz kalau begitu. T-terimakasih infonya. Wassalamualaikum."
"Nggih ning, waalaikumsalam warahmatullah."
Aura mematikan telponnya, lalu ia mengambil napas rakus untuk menetralkan kegugupannya.
Huh melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AndA ||ON GOING||
Spiritualاَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Singkatnya... "Seorang gadis yang dipenuhi suatu trauma, yang membuatnya takut dengan lelaki. Dipertemukan dengan sosok yang menyebabkan nya trauma. Sosok lelaki itu kemba...