12. DISIDANG?!

100 30 32
                                    

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan keburukan, orang yang berjihad adalah orang yang berperang melawan hawa nafsunya

●●●

●●

Happy Reading

"Dia bukan yang pertama kalinya kak, santri favorit kakak yang sudah merenggut kesucian tanganku pertama kali," lirih Aura dalam hati.

Matanya penuh air yang hanya bisa ia tahan, bahkan tangannya menggengggam tangannya sendiri dengan erat. Bagaimana pun juga ia merasa bersalah karena tidak lebih menjaga dirinya lagi.

"Maaf kak," maaf Aura pada Fathan dengan air mata yang luruh melewati pipi mulus Aura membuat Fathan sadar bahwa ia sudah berbicara keras kepada Aura.

"Dek, maksud kakak bukan ingin memarahi kamu, tapi...," ucap Fathan yang ingin menjelaskan terpotong.

"Aura tau maksud kakak kok. Aura juga tau kalau Aura salah dan Aura menyesal tidak menjaga diri lebih baik lagi. Aura menangis karena itu, perkataan kakak yang tadi benar, seharusnya Aura tidak menyepelekan hal itu," sela Aura menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus terjatuh tanpa izin.

"Maafin kakak, ya?" Aura mengangguk menanggapinya. Fathan yang melihat Aura terus menundukkan kepalanya pun mengangkat dagu Aura dengan ujung jarinya, sehingga Fathan dapat melihat mata Aura yang sembab, lalu mengelus puncak kepala Aura dengan lembut.

"Sudah, tidak perlu menangis, kakak harap kamu bisa lebih menjaga diri lagi. Hal yang tadi kamu lupakan saja, kakak tau kamu juga tidak tau kalau akan disentuh oleh lelaki tadi."

☆☆☆


"Ahmad!"

"Astagfirullah, antum ini ngagetin saja."

"Haha... afwan, Mad. Wah temen ana udah sembuh nih, alhamdulillah. Yok buruan ke asrama, banyak hal yang mau ana tanyain ke ente," ajak Lukman.

Mereka berdua berjalan beriringan dari gerbang pesantren menuju asrama putra. Di tengah perjalanan, mereka berpapasan dengan Fathan. yang langsung berhenti di hadapan Ahmad dan Lukman.

"Assalamu'alaikum, Gus," sapa Ahmad dan Lukman.

"Wa'alaikumsalam, Ahmad sudah sembuh?" tanya Fathan yang sadar Ahmad sudah kembali ke pesantren.

"Sudah, Gus. Ini baru pulang dari rumah sakit."

"Loh sendirian saja? Orangtua antum? Semisal antum tidak langsung balik ke pesantren sebenarnya tidak apa-apa, pulang ke rumah dulu istirahat."

"Orangtua saya tadi mengantar sampai depan saja, Gus. Alhamdulillah saya sudah merasa benar-benar pulih, jadi langsung kembali ke pesantren saja," jelas Ahmad.

"Oh alhamdulillah jika seperti itu, jaga kesehatannya terus, Mad. Jangan terlalu keras beraktivitasnya," peringat Fathan.

"Nggih, Gus. Terimakasih pengertiannya."

"Saya pamit, mau ke ndalem dulu. Assalamu'alaikum," pamit Fathan yang langsung melenggang pergi setelah mendengar jawaban salam dari Ahmad dan Lukman.

"Wa'alaikumsalam, Gus," jawab mereka berbarengan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AndA  ||ON GOING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang