اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Perasaan terbaik adalah ketika dirimu menoleh ke wajahnya dan menemukannya sedang menatap dirimu
●●●
●●
●
Happy Reading
"Kalau begitu kami pamit tante, wassalamu'alaikum," salam pamit Aura, lalu keluar ruang rawat inap Ahmad bersama Farah setelah mendengar balasan jawaban salam dari Umma Hani dan Ahmad.
Akhir pekan ini, Aura habiskan untuk mengerjakan tugas kelompok dan lain hal untuk mengisi waktu luangnya. Dan tak terasa hari ini sudah harus mulai menjalani aktivitasnya seperti biasa dimana ia harus berseragam rapi untuk berangkat ke sekolah. Ya, hari ini adalah hari dimulainya pekan baru, yaitu hari Senin. Dimana hari yang tidak disukai oleh kebanyakan manusia karena menandakan hari libur akhir pekan telah usai.
"Hai beb!"
"Astagfirullah Farah! Bikin kaget aja."
"Haha maaf, lagian lo jalan ke kelas sambil bengong gitu. Kenapa sih lo? Lo lagi ada yang disembunyiin dari gue ya?" tanya Farah dengan tatapan menyelidik yang kerap merasa aneh dengan tingkah Aura saat bertemu laki-laki, apalagi saat bertemu dengan Ahmad kemarin.
"Ng..ngga ada, apa memangnya?" balas Aura resah.
"Lah, malah nanya balik nih bocah. Yaudah sih, ngga apa-apa kalau misal lo belum siap cerita ke gue. Tapi ingat, gue bakal selalu siap sedia saat lo butuh cerita, butuh didengerin," ucap Farah tulus sambil menepuk dadanya sendiri merasa bangga.
Aura melihat Farah yang bersikap seperti itu pun merasa sedikit terharu, sehingga Aura menampilkan senyuman yang lebar di bibirnya.
"Iya, Rah. Terimakasih ya."
"Ngga perlu terimakasih, Ra. Santai aje."
Waktu istirahat pun tiba dengan ditandai bel sekolah yang berbunyi untuk mengakhiri jam pelajaran sejenak. Lantas Aura pergi ke kantin untuk menuntaskan rasa laparnya di sana, tentu saja bersama Farah. Karena kedua sejoli itu sudah seperti perekat yang saling menempel kuat.
"Assalamu'alaikum cantik," salam Reza yang tiba-tiba saja menghadang jalan Aura dan Farah yang hendak menuju ke kantin.
"Wa'alaikumsalam," jawab Aura pelan.
"Stop!" teriak Aura saat melihat pergerakan Reza hendak mendekat ke arahnya.
"Aura, lo kenapa?" tanya Farah heran sekaligus khawatir.
"Aura, pulang sekolah kita harus bicara!" ucap Reza dengan tegas. Itu bukanlah pertanyaan, maupun pernyataan. Tetapi merupakan ajakan dengan nada memaksa, sehingga Aura hanya bisa diam tidak menjawab apapun hingga Reza menjauh dari mereka sendiri.
"Reza kenapa sih dia? Tumben maksa," heran Farah.
Reza yang letaknya belum terlalu jauh dari kedua sejoli tadi pun masih bisa samar mendengar perkataan Farah.
"Tumben kata Farah? Kalian aja yang belum tau gue aslinya seperti apa," ujar Reza lirih sembari terus berjalan menjauh dengan senyuman smirknya yang terus terbit.
"Aku ngga jadi ke kantin Rah, maaf. Kamu kalau mau ke kantin sendirian dulu ya, aku ngga bisa temenin," setelah Aura berucap langsung meninggalkan Farah yang berdiri termenung kembali ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AndA ||ON GOING||
Spiritualاَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ Singkatnya... "Seorang gadis yang dipenuhi suatu trauma, yang membuatnya takut dengan lelaki. Dipertemukan dengan sosok yang menyebabkan nya trauma. Sosok lelaki itu kemba...