Sesampainya Raka di toko bunga miliknya, ia dengan cepat menurunkan barang-barang yang sudah dibeli dan segera memulai proses renovasi. Ia memulai dengan melepas barang-barang yang sudah tidak terpakai dan rusak, menggantikannya dengan barang-barang baru yang lebih modern dan indah. Sementara Raka sedang sibuk bekerja, tiba-tiba datanglah seorang nenek tua yang tidak sengaja melintas di depan toko itu. Nenek tersebut tersenyum lebar saat melihat Raka yang bekerja dengan sungguh-sungguh dan ia pun menyapa Raka dengan lembut.
"Permisi, nak," ucap sang nenek tua dengan lembut.
"Ya, nek. Bagaimana apa ada yang bisa saya bantu?" jawab Raka dengan senyuman ramah.
"Hum..., boleh saya tahu apakah kamu adalah anak dari Ibu Ranti?" tanya sang nenek tua dengan rasa penasaran.
Raka menyambut dengan ramah sang nenek yang tiba-tiba datang, dan dengan lembut ia mempersilahkan sang nenek untuk duduk dan berbicara dengannya. Raka mendengarkan dengan penuh perhatian setiap kata yang diucapkan oleh sang nenek, dan dalam waktu yang sama ia membalas dengan senyumannya yang lembut dan penuh kehangatan.
"Dan kalau boleh tahu ke mana ibu Ranti?" Tanya nenek tua dengan penasaran
Raka, yang sejak tadi telah mendengar pertanyaan dari nenek tersebut, berbicara dengan perlahan, "Iya saya anak Ibu Ranti dan Ibu sudah tidak ada lagi, nek. Ia meninggalkan saya pada usia 17 tahun."
"Oh, sungguh menyedihkan. Apa yang menyebabkan ibu Ranti meninggal?" tanya nenek penuh keprihatinan.
"Ibu meninggal karena serangan jantung, nek," jawab Raka dengan suara pelan. Air matanya hampir tumpah, namun dia berusaha untuk menahan.
"Saya sangat menyayangkan ibu Ranti. Ia adalah wanita baik yang lembut dan lemah lembut. Saya selalu membeli bunga di sini saat ibumu masih hidup," ujar nenek sambil memegangi bahu Raka.
"Terima kasih, nek, saya sangat berharap untuk membuka kembali toko bunga ini sesuai dengan pesan ibu saya. Saya minta doanya ya nek" ujar Raka dengan wajah penuh harapan.
"Tentu saja, nak. Nenek akan selalu berdoa untukmu. Jika kamu membutuhkan sesuatu, jangan segan untuk datang ke rumah nenek. Rumah nenek berada tak jauh dari sini," ujar nenek tua dengan senyum lembut.
"Terima kasih, nek. Saya antar nenek pulang?" ujar Raka dengan tulus.
"Tidak usah khawatir, nak. Nenek akan pulang sekarang. Teruskan pekerjaanmu, ya. Semoga sukses!!" ujar nenek tua sambil beranjak dari kursinya.
"Baik, nek. Terima kasih, dan selamat pulang, hati-hati di jalan" ujar Raka sambil membungkuk hormat pada nenek tua.
Setelah selesai bercakap dengan nenek yang ramah itu, Raka kembali fokus pada tugasnya. Dengan tekun dan bersemangat, dia melanjutkan pekerjaannya. Terlihat dari sinar matahari yang mulai terbenam, waktu berlalu dengan sangat cepat. Raka dengan penuh keyakinan menyelesaikan tugasnya, mengecat ulang tokonya dan memberikan sentuhan akhir dengan menempatkan bunga-bunga indah di dalam toko.
Pekerjaan yang sangat berat telah selesai dan Raka merasa sangat puas. Ia pulang ke rumahnya, menikmati istirahat yang layak setelah bekerja keras sepanjang hari. Raka tersenyum puas, dalam pikirannya dia sudah mengatasi segalanya dan bersiap untuk kembali beraksi di toko bunga pada hari esok.
Sementara matahari pagi yang bersinar mulai menyinari kamarnya, Raka terjaga dari tidurnya. Setelah membersihkan dirinya, perutnya memerintahkan dia untuk mencari makan sebelum memulai hari pertamanya di toko bunga. Raka berjalan menuju restoran terdekat untuk menikmati sarapannya, dan tak lama setelah dia memesan, dia bertemu kembali dengan Zana yang sedang berada di restoran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen FictionRaka adalah seorang remaja yang harus hidup mandiri setelah kehilangan ibu tercintanya. Namun, dia memutuskan untuk melanjutkan usaha milik ibunya, yaitu sebuah toko bunga, sebagai bentuk penghormatan terhadap pesan terakhir ibunya. Dalam upaya untu...