PENGAKUAN ZANA

5 13 5
                                    

Dengan bersahaja, malam pun tiba dan Raka, pemilik toko bunga yang indah, menutup pintu tokonya dengan perlahan. Setiap harinya ia bangun pagi, bekerja dengan tekun, dan pulang ke rumah dengan letih. Namun, sebelum mencapai tempat bernaungnya, Raka selalu melangkahkan kakinya ke taman kota, tempat kebahagiaan baginya. Ia ingin menghirup udara segar dan merilekskan pikirannya setelah seharian beraktivitas. Sungguh, ia merasa begitu bersyukur bisa menikmati keindahan malam ini.

Saat Raka tiba di taman kota, dia langsung menuju bangku taman yang menjadi tempat favoritnya. Ia duduk dan menarik napas dalam-dalam, menikmati keindahan malam yang indah. Namun, tak disangka, tiba-tiba Raka terkejut oleh suara seseorang yang memanggil namanya. Ia menoleh dan terkejut melihat Zana, seorang gadis yang pernah ia temui waktu di restoran dan toko perlengkapan lalu.

ZANA POV

Setelah seharian bersama Jovan di mansion, Zana memutuskan untuk pulang dan berjalan-jalan ke taman kota. Ia ingin bertemu dengan temannya yang sering ditemuinya di sana. Saat dia sampai di taman, dia melihat seorang pemuda yang sedang duduk sendirian di bangku taman. Zana berjalan mendekat dan terkejut saat mengenali pemuda itu sebagai Raka, dia adalah yang sosok orang yang selalu terlintas di pikirannya karena pertemuan di toko perlengkapan itu.

"Dorr!", Zana memanggil Raka dan membuat Raka terkejut. Zana segera duduk di samping Raka, dengan wajah yang penuh kebahagiaan.

"Apa yang kamu lakukan disini, Raka?" tanya Zana penuh antusiasnya.

"Saya hanya duduk menikmati suasana malam, begitu juga dengan kamu?" Raka menjawab dengan senyum.

"Oh, sebenarnya saya ingin bertemu dengan seorang teman, tetapi dia tidak datang." jawab Zana sedikit kecewa.

"Ah, begitu." Raka terheran, "Tapi, bertemu dengan saya sekarang bukanlah hal yang buruk, bukan?"

Zana tersenyum dan membulatkan hatinya. Ya, bertemu dengan Raka sekarang lebih baik daripada harus menunggu temannya yang belum juga datang. Mereka berdua mulai berbincang dan berbagi cerita, dan Zana merasa sangat bahagia saat bersama Raka.

"Oh, ya!" pikir Zana dalam hatinya. "Ada hal yang ingin saya tanyakan kepadanya."

"Bolehkah saya tanya, sudahkah kamu memiliki pacar?" tanya Zana penasaran.

"Belum," jawab Raka, "saya belum pernah berpacaran. Mengapa bertanya?"

"Oh, begitu," ucap Zana sambil tersenyum. "Bagaimana kalau kamu menjadi pacarku? Sering Kah kita bertemu tidak sengaja seperti sekarang ini? Siapa tahu kita berjodoh, bukan?" Zana mengatakan dengan ceria.

"Tentu saja," jawab Raka sambil tersenyum.

Namun, Raka tidak memiliki pengetahuan bahwa sebenarnya Zana memiliki kekasih, seorang pria bernama Jovan. Meskipun Zana tidak mengatakan apapun tentang Jovan, rasa cintanya pada Jovan tetap tersembunyi dalam hatinya, dan dia memutuskan untuk tetap menjalani hubungan barunya dengan Raka tanpa mengatakan sepatah kata pun tentang Jovan.

ketika Zana mendengar jawaban Raka, ia terkejut dan merasa malu. tawa Zana pecah, bersamaan dengan rasa gembira yang meluap-luap dari dalam dirinya. ia merasa bahwa misinya selama ini untuk memiliki Raka sebagai kekasihnya akhirnya tercapai. tanpa merasa malu, Zana meminta nomor telepon Raka, dengan harapan untuk memudahkan komunikasi mereka. Zana kini fokus pada Raka, karena dalam pandangannya Raka tampak lebih tampan dan lebih menawan daripada Jovan. namun, hatinya masih dipenuhi rasa bersalah karena ia tidak ingin menyakiti perasaan Jovan.

Dengan riang dan hati yang terbuka, Raka pun beranjak pulang menuju rumahnya untuk beristirahat dan meresapi kebahagiaan yang baru saja ia dapatkan. Sementara Zana, dengan wajah penuh senyum dan hati yang dipenuhi kebahagiaan, pulang ke mansion nya untuk mimpi indah mengenai hubungan barunya bersama Raka.

RAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang