JOVAN POV
Setelah memperhatikan Kevin yang terluka akibat tabrakan dengan tiang, Jovan membuka ponselnya dan memasukkan telinganya ke dalam dunia musik. Namun, setelah beberapa saat, ia dikejutkan oleh suara berdering dari perangkatnya, menandakan adanya panggilan masuk.
Suara ponsel Jovan berbunyi memecah keheningan, menandakan adanya panggilan masuk. Dengan nada kesal, Jovan menegaskan, "Siapa yang menggangguku?" Ia lalu mengangkat panggilan dan terkejut melihat bahwa sang papa yang sedang meneleponnya. "Ya, pa? Ada apa?" Jovan bertanya dengan suara yang lembut.
"Anakku, aku membutuhkan bantuanmu. Pak Tio berhutang sebesar 500 juta pada ku dan belum juga melunasinya. Jika dia tidak dapat membayar utangnya atau kabur, kamu boleh melakukan apa saja yang kamu inginkan." Seru sang papa kepada Jovan.
Mendengar permintaan papanya, Jovan merasa gembira karena dia selalu berhasil mengatasi masalah seperti ini. "Baiklah, papa" jawab Jovan dengan antusias.
Lalu, Jovan dengan tenang mematikan ponselnya dan segera menuju ruangan tempat Kevin berada. Kevin sedang dalam perawatan setelah terluka, dan tiba-tiba Jovan membuka pintu ruangan dengan keras, membuat Kevin terkejut dengan tindakan drastis Jovan.
Suara Kevin menyambut dengan amarah saat Jovan membuka pintu kamarnya, "Apakah kau tidak bisa berbicara dengan lebih sopan?"
Jovan tertawa smirk, "Aku baru saja menerima tugas dari papaku untuk membantu menagih hutang Pak Tio."
"Tunggu, nama Pak Tio tampak familiar. Apakah ada yang salah dengan dia?" Tanya Kevin dengan kerut di dahinya.
Jovan menghela napas, "Dia berhutang sebesar 500juta pada papaku. Sungguh, Kevin, seperti kukang."
"Sudahlah, aku bukanlah kukang!"
"Sudah cukup banyak omonganmu? Ayo bergerak, kau seperti perempuan desa yang terlalu lama!" Jovan berkata.
Akhirnya, mereka berdua berangkat bersama menaiki mobil Jovan, dengan Kevin yang menyetir mereka menuju ke rumah Pak Tio. setelah mengalahkan rasa kesal dan kebingungan, Kevin mengikuti Jovan menuju tujuan yang telah ditentukan. Mereka berdua berangkat bersama menaiki mobil milik Jovan, dengan Kevin yang mengambil alih tugas menjadi pengemudi. Mereka berdua berbicara dengan santai dan bercanda selama perjalanan, membicarakan hal-hal kecil yang membuat mereka tertawa.
Tak lama kemudian, mereka sampai di rumah pak Tio. Jovan dan Kevin berjalan bersama dengan perlahan menuju pintu rumah, mempersiapkan diri untuk melakukan tugas yang diberikan oleh papa Jovan. Mereka berdua yakin akan mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tak gentar akan rintangan yang mungkin mereka hadapi.
Dengan berjalan dengan perlahan dan penuh keyakinan, Jovan dan Kevin melangkah menuju rumah Pak Tio. Mereka memakai jas hitam dan dasi, memberikan kesan yang serius dan membuat orang takjub melihat mereka. Jovan memegang saku kantong yang misterius, memberikan tekanan pada situasi yang sudah memanas.
Tiba-tiba, Jovan menendang pintu rumah Pak Tio, membuat Tuan rumah terperanjat dan terkejut dari kenyamanan duduknya di sofa tamu.
Ketegangan memenuhi udara saat Jovan dan Kevin memasuki rumah Pak Tio. Dengan nada tinggi dan marah, Pak Tio bertanya, "Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah kalian tidak memahami arti dari sopan santun?"
Namun, Jovan dengan tenang dan dalam memberikan jawaban. "Saya memahami arti sopan santun, namun Anda yang sepertinya tidak memahami. Anda berhutang sebesar 500 juta kepada ayah saya dan sampai saat ini belum membayarnya. Waktu sudah terlambat, seharusnya Anda sudah membayar hutang ini sekarang juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen FictionRaka adalah seorang remaja yang harus hidup mandiri setelah kehilangan ibu tercintanya. Namun, dia memutuskan untuk melanjutkan usaha milik ibunya, yaitu sebuah toko bunga, sebagai bentuk penghormatan terhadap pesan terakhir ibunya. Dalam upaya untu...