Pada pagi hari, saat matahari baru saja terbit dan cuaca sangat gelap karena hujan yang turun dengan deras, Raka berniat untuk berangkat ke toko bunganya. Namun, keadaan cuaca yang tidak menentu membuat hatinya sedikit sedih karena harus menunggu hujan reda sebelum dapat bekerja. Dia tahu bahwa hari ini akan sangat sibuk, tetapi hujan yang deras memaksanya untuk tetap berdiam diri di rumah. Saat dia duduk di sofa kamarnya, handphonenya berdering, menandakan adanya panggilan dari Zana, pacar Raka.
Panggilan dari Zana pada pagi itu sangat mengejutkan bagi Raka, karena jarang sekali mereka berkomunikasi sejak Raka sibuk dengan pekerjaannya. Namun, dengan rasa penasarannya, Raka akhirnya memutuskan untuk mengangkat panggilan itu. Saat berbicara dengan Zana melalui telepon, dia dapat merasakan suasana yang tenang dan nyaman, sambil menunggu hujan yang sedang turun reda.
Zana mengangkat telepon dan dengan suara penuh semangat menyapa Raka, "Hai Raka, selamat pagi. Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah lama kita tidak berkomunikasi, aku benar-benar merindukanmu!"
Raka membalas sapaan Zana dengan ramah, "Hai pagi, saya baik-baik saja. Maafkan saya karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Bagaimana denganmu?"
"Iya aku baik juga kok" Zana menjawab pertanyaan dari Raka dan Zana ingat bahwa dia pernah bertemu Raka di sebuah mall, berusaha untuk menanyakannya. "Mmm..., kalau boleh tahu, apa kamu waktu itu ke mall batavia ya?"
Raka menjawab dengan penasaran, "benar, Bagaimana kamu tahu?"
Zana merasa sedikit malu, "Yah, aku waktu itu sedang bersama temanku di mall dan tanpa sengaja melihatmu berbelanja." Zana membohongi Raka kalau dia pergi ke mall sama temanya padahal dia pergi sama Jovan
Raka menjawab dengan tenang, "Oh begitu, waktu itu saya hanya beli bahan-bahan dapur dan beberapa sayuran dan makanan karena stock habis."
Sayangnya, sebelum Zana bisa melanjutkan perbincangan dengan Raka, tiba-tiba handphone Raka dimatikan dan panggilan telepon terputus, membuat Zana kecewa karena tidak ada kesempatan untuk menyelesaikan perbincangan.
Raka mematikan handphonenya dengan perlahan, setelah mengamati dengan seksama bahwa hujannya sudah mulai mereda. Ia merasakan keinginan untuk segera berganti pakaian dan keluar dari rumah untuk melanjutkan tugas hariannya di tokonya yang menjual berbagai jenis bunga. Dengan langkah yang cepat dan pasti, ia bergegas menuju kamar untuk menyelesaikan persiapan sebelum berangkat ke tempat kerjanya.
Tiba di tokonya yang indah, Raka dengan cepat membuka pintu dan memasuki dunianya yang penuh warna dan aroma bunga. Setelah hujan tadi, matahari kembali bersinar dengan indah memancarkan sinarnya yang ceria. Raka mulai bekerja dengan fokus dan teliti, merapikan setiap pot bunga dan memastikan bahwa setiap bunga tampil dalam keadaan terbaiknya. Setiap bunga bermekaran indah dengan warna-warna yang menyegarkan, memikat para pengunjung toko yang datang untuk membeli bunga untuk suatu acara atau hanya sebagai hadiah untuk diri sendiri. Raka bekerja dengan tulus dan memastikan bahwa setiap pembeli merasa puas dengan pemilihan bunga yang mereka beli.
"Bulan Februari, Saya berharap bahwa bunga-bunga yang kupelihara dengan penuh cinta ini akan laris dibeli, terlebih lagi karena sudah dekat dengan hari Valentine," ujar Raka dengan senyum yang penuh harap.
Raka berdoa agar bisnisnya akan berjalan dengan lancar dan setiap bunga yang diterima oleh pembeli akan menjadi simbol cinta dan kasih sayang bagi mereka. Ia bekerja dengan semangat dan tekad untuk memastikan bahwa setiap pembeli merasa puas dan merasa bahwa mereka telah membeli bunga yang indah dan berkualitas.
"Kring...!" Suara telepon berdering melalui toko bunga, memecahkan keheningan dan menandakan bahwa ada pengunjung yang ingin melakukan pemesanan melalui telepon. Raka dengan sigap mengangkat telepon dan memperhatikan dengan seksama apa yang diinginkan oleh pelanggan. Ia mencatat setiap butir pesanan dengan teliti dan memastikan bahwa setiap detail dicatat dengan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA
Teen FictionRaka adalah seorang remaja yang harus hidup mandiri setelah kehilangan ibu tercintanya. Namun, dia memutuskan untuk melanjutkan usaha milik ibunya, yaitu sebuah toko bunga, sebagai bentuk penghormatan terhadap pesan terakhir ibunya. Dalam upaya untu...