Forelsket O1

618 61 21
                                    

forelsket
(n.) the euphoria you experience when you are first falling in love.

) the euphoria you experience when you are first falling in love

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ F O R E L S K E T ]

CERITA ini dimulai dari sudut pandang Asakura Jo, dua puluh tahun, pemuda yang menyandang julukan 'kakak kikuk-kikuk manis'. Jangan tanya siapa dalang yang memberi julukan tersebut, sudah pasti penghuni sebelah yang acap kali mengundang amarah Jo mengudara—padahal selama ia paham akan perputaran dunia yang tak seindah negeri dongeng, Jo dikenal sebagai pribadi pendiam, tapi selama pindah dan menghuni kamar di salah satu kos milik Pak Sihyuk, predikat pendiamnya mendadak sirna berganti, 'awas, penghuni galak, jangan mendekat!'.

Sedikit mengenai Jo, saban hari yang ia lakukan selain berkuliah ialah mengasah kemampuan lari dan lempar lembing (sapu).

Hal itu bisa terjadi karena kelakuan penghuni sebelah yang selalu berhasil membuat Jo naik darah. Dan pada akhirnya, untuk menyelesaikan masalah, Maki dan Yuma—penghuni lantai dua—menyarankan pada Jo pakai cara kekerasan saja untuk membalas perbuatan jahil penghuni sebelah. Contohnya? Mengejar si penghuni pakai sapu. Syukur-syukur kalau lemparan sapunya bisa kena ke kepala—biar padan muka.

Namun, sayang beribu sayang, aksi itu juga tak mempan membuatnya jera. Justru dia makin menjadi-jadi untuk mengganggu ketenangan batin seorang Asakura Jo.

Sungguh ironis.

Lupakan sejenak mengenai kehidupan nelangsa Jo selama tinggal di kos Pak Sihyuk, sebab poros cerita ini bukan pada dirinya. Melainkan pada bocah berpipi gembil, dalang yang tiap hari membuat emosi Jo meledak-ledak, penghuni kos yang tinggal tepat di samping kamarnya. Dia tampak asik mewarnai kukunya dengan kutek milik penghuni kos putri yang ia jagal tadi pagi. Bocah berstatus omega, bocah yang baru menginjak usia sembilan belas tahun di samping Jo ini, tiap hari, tanpa henti, selalu mengoceh mengenai kapan kira-kira ia bisa beruwu ria seperti kisah-kisah wattpad yang kerap ia baca.

Dia—Taki, mahasiswa program studi ilmu perpustakaan tahun kedua. Sering berangan-angan pasal calon mate yang ia idam-idamkan. Bercerita pada Jo bahwa dia bukanlah tipikal pemilih. Kualifikasi tipe idealnya sendiri tak muluk-muluk; harus lebih tua, cukup tinggi, cukup tampan, cukup berduit, dan yang pasti, cukup sabar dan memiliki selera humor yang sama!

Ha, tak muluk apanya! Jo mendengus. Ia kesal sekali mendengar penuturan si brunette yang tak tahu diri ini. Ingin rasanya Jo mengelus pipi Taki pakai linggis atau kalau perlu, pakai kapak sekalian, biar tahu rasa!

"Duh, bagusnya." monolog Taki, melihat kuku-kukunya yang terlihat cantik setelah sapuan kuas kutek terakhir di jemari kiri.

Omong-omong soal Taki, ini adalah penilaian singkat dari kacamata Jo terhadap si omega; Taki secara visual; anaknya super manis, ganteng, imut, dan yang pasti, ia juga punya sisi cantik. Ditambah feromon perpaduan peach dan vanilla yang menguar dari tubuhnya, telak dapat memikat alpha manapun, apalagi saat masa heat datang—kecuali Jo, tentunya. Ya, tipikal omega pada umumnya gitulah.

Forelsket | NikiTakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang