[ F O R E L S K E T ]
PERSETAN soal tipe ideal, Taki sudah putuskan untuk mendeklarasikan diri masuk keperkumpulan pecinta berondong!
Berondong harga mati! Hidup berondong!
"Kambuh lagi sawannya?"
Itu Sunoo yang baru turun dari lantai dua, bertanya pada Jungwon terkait kelakuan Taki yang rusuh malam-malam di teras kosan. Anak itu tampak menggenggam kuat-kuat sapu di tangannya, menggerakkan benda itu naik-turun dengan gerakan konstan, seakan sedang melakukan ritual penolak bala. Di keningnya, sudah terikat sapu tangan merah milik Euijoo yang sempat ia curi. Mulutnya tak lupa komat-kamit mengatakan, 'hidup berondong!' berulang kali. Sunoo yang melihat jadi ngeri sendiri, takut-takut kalau si brunette kemasukan arwah nyasar penunggu pohon belakang.
"Ya, gitu, kayak yang kamu lihat." jawab Jungwon, sembari memasukkan beberapa ciki ke mulutnya, masih tenang menonton kelakuan Taki yang sekarang sudah memiliki pengikut; Yunjin dan Beomgyu—entah bagaimana ceritanya Yunjin yang notabene penghuni kos-kosan putri di seberang, tiba-tiba nyasar, lalu ikut bergabung dikegilaan ini. "Tapi, itu masih mending. Tadi aja sehabis ketemu tamunya Jo, dia langsung teriak histeris sambil nyium ubun-ubunnya Mas Heeseung, terus ngomong, 'Mas Hee, akhirnya hilal jodohku kelihatan', mana dramatis abis dia ngomongnya." sambung Jungwon, meniru ucapan Taki beberapa saat lalu.
Keduanya terus memandang perkumpulan omega sawan yang masih mengelu-elukan pasal calon (semoga) alpha yang umurnya lebih muda. Baik Jungwon maupun Sunoo menatap miris juga prihatin, terlebih manakala dua orang yang terkenal memiliki pemikiran rasional itu ikut bergabung diritual tak jelas yang dijalani Taki.
"SIAPA KITA?!"
"PECINTA BERONDONG!"
Wah, betulan sudah kena ini LCD-nya.
***
Tiga hari berlalu, Taki kini berada di kafetaria kampus. Bersama dua kawan sepermainan dari jaman SMA; Hong Eunchae dan Shirahama Hikaru.
Sebenarnya Hikaru enggan untuk bergabung, lagipula dia tidak pernah mengerti jalan pikiran kedua temannya. Tapi, karena Eunchae mengancam akan membeberkan rahasianya, mau tidak mau, Hikaru terpaksa setuju dan berakhir duduk di sini, di meja pojok kafetaria, mendengarkan celotehan Eunchae selaku pakar perzodiakkan dengan Taki yang manggut-manggut mendengar penuturan Eunchae secara seksama—mendengarkan bagai murid teladan.
"Link kiat-kiat pendekatan sama berondong udah aku kirim, ntar kamu cek lagi. Terus ini aku udah cari info soal si Riki itu, dia anak kampus sebelah, zodiaknya sagitarius."
Jika Taki itu aneh. Maka, Eunchae itu aneh kuadrat.
Tak heran kenapa ada beberapa orang yang melabeli mereka 'dua bocah kematian'.
Hikaru benar-benar tak ada niat untuk menimbrung dipercakapan. Dia hanya menunduk dan fokus pada makanannya. Membiarkan keduanya heboh memandangi ponsel Eunchae hingga menjadi pusat perhatian beberapa orang. Bagaimana tidak jadi pusat perhatian, orang mereka berisiknya bukan main.
"Okay, google, zodiak yang cocok sama sagitarius?"
Tak berselang lama, banyak laman web muncul di pencarian. Keduanya mengklik yang paling atas, membaca artikel yang tertera. Katanya, sagitarius itu cocok dengan aries, leo, gemini, libra, dan aquarius. Hal itu sontak membuat Taki berdecak sebal, "enggak beres ini." misuhnya sambil merebut ponsel Eunchae.
Taki mengetikkan sesuatu di pencarian, mencari mengenai zodiaknya sendiri. Pasal taurus yang cocoknya dengan zodiak apa—sebenarnya Hikaru ingin menyela tapi urung dilakukan melihat bagaimana seriusnya raut kedua omega di depannya. Hikaru sangat ingin memberitahukan mereka bahwa perkara mate ini tidak ada hubungannya dengan ramalan bintang. Lagipula peradaban sudah berkembang pesat, tapi bisa-bisanya mereka masih percaya mitos perzodiakkan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket | NikiTaki
Fanfiction[ Romance, Comedy, Modern ABO ] Katanya, bayangan Taki terhadap calon mate tidaklah muluk-muluk; cukup tinggi fisiknya, cukup tampan rupanya, cukup banyak isi dompetnya, dan yang terpenting, cukup juga stok sabarnya! • • • warn! bxb content alpha! n...