[ F O R E L S K E T ]
CELANA cargo warna army, kaos oblong kedodoran, jaket hitam berbahan polyester, dan sepatu kenamaan dari brand converse yang sudah lusuh, selalu jadi outfit kebangsaan Riki. Tingkat kenarsissannya akan naik ke batas limit karena merasa diri maha keren dengan setelan itu. Tidak lupa lengan jaketnya akan dinaikkan sebatas sikut, lalu tangan menyugar rambut yang memanjang berulang kali—Riki paten menjuluki diri 'si ganteng barudak teknik'.
Sisi gelap Riki yang belum diketahui Taki, ialah tingkat kepercayaan dirinya yang kelewat tinggi. Dia narsis. Setiap jalan dari parkiran ke gedung fakultas sukanya tebar pesona sana-sini, tanpa malu memberikan senyum maut dan kedipan mata genit hanya untuk membuat mahasiswa yang ia lalui menunduk salah tingkah—tapi tak ayal ada juga yang melempari Riki tatapan sinis sambil berkata, "jauh-jauh lo, gue alergi buaya teknik."
Sudah bukan rahasia lagi di kalangan mahasiswa di universitas manapun, jika kumpulan para buaya darat paling banyaknya pasti dari Fakultas Teknik. Bukan tanpa alasan, sudah seabrek cerita yang mengatakan betapa tak jelasnya hubungan percintaan dengan anak-anak teknik; kalau tidak dibaperin tapi dianggap teman, TTM (Teman Tapi Mesra) sampai HTS (Hubungan Tanpa Status), ya, pasti suka di-ghosting pas lagi sayang-sayangnya. Bayangkan jika kamu yang sudah luluh, sudah buka hati, sudah kelewat jauh bawa perasaannya, tapi tiba-tiba ditinggal tanpa sebab. Marah? Pasti. Benci? Apalagi. Cuma karena bukan siapa-siapa, banyak dari korban-korban anak teknik memilih menahan kesal sendiri sambil menasehati adik tingkat yang jadi incaran selanjutnya buaya-buaya teknik dengan sabda yang berbunyi, "jangan mau sama anak teknik, mereka red flag semua."
Dah, tuh, kesebar luas langsung kabar yang membuat image buruk melekat pada setiap diri anak teknik—terutama cowok, alpha, dan punya spesifikasi; ganteng, mulut manis, dan friendly.
Hanya saja, walau rada narsis dan banyak gaya begitu, Riki bukan tipikal buaya yang hobi koleksi sederet omega kok. Dia punya prinsip sendiri, bahwa tak akan main-main sama perasaan seseorang mengingat rekam jejak percintaannya yang cukup buruk.
(Ya, walaupun dia sering tebar pesona, tapi itu tak masuk hitungan buaya bukan? Kan cuma goda dikit saja, tak sampai digaet.)
Dia sudah tiga kali berpacaran. Dan semuanya selalu gagal—dengan yang terakhir, kejadiannya lima bulan yang lalu, Riki sempat dikibuli habis-habisan oleh sang mantan, lalu diselingkuhi dengan om-om kaya.
Riki kapok.
Lebih baik seperti sekarang saja; single and free.
"Ngelayap kemana dulu lo?"
Datang-datang, Riki langsung ditodong pertanyaan bernada kesal dari Jake. Kakak tingkat yang sudah lengkap kenakan jersey futsal itu melempari bola kepada Riki, yang syukurnya pemuda itu sigap menangkapnya.
Riki menyengir lebar. "Ngantin dulu tadi. Laper soalnya."
Jake memutar mata malas. "Ya, udah sono ganti baju. Lima menit lagi kita mulai latihan."
***
Taki mengintili Yuma menuju kampusnya—dengan menjinjing tote bag berisikan hoodie Riki yang sudah ia cuci.
"Mending sini gue kasihin, daripada lo ikut."
Yuma masih tak menyerah untuk meminta Taki berhenti mengikuti dan menitipkan saja tote bag itu padanya, tapi sayangnya, Taki lebih keras kepala. Dia menggeleng kuat, memeluki tote bag itu dengan muka yang dibuat segarang mungkin.
![](https://img.wattpad.com/cover/332159136-288-k7025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket | NikiTaki
Fanfiction[ Romance, Comedy, Modern ABO ] Katanya, bayangan Taki terhadap calon mate tidaklah muluk-muluk; cukup tinggi fisiknya, cukup tampan rupanya, cukup banyak isi dompetnya, dan yang terpenting, cukup juga stok sabarnya! • • • warn! bxb content alpha! n...