[ F O R E L S K E T ]
PUKUL enam pagi, kamar Jo sudah didobrak kasar oleh Taki yang berwajah panik. Pemuda itu masuk ke kamar Jo, tak menghiraukan dengusan kesal si empu kamar yang sudah ancang-ancang mengambil sapu. Siap sedia memukulkannya pada penyusup yang kini tengah mengobrak-abrik isi almari milik Jo.
Tak butuh waktu lama hingga baju-baju milik pemuda Asakura berhamburan kemana-mana. Ulah Taki yang tanpa mengatakan apa-apa langsung menyelonong mencari bajunya—dia pikir, mungkin saja baju miliknya menyelip di antara baju-baju Jo, mengingat mereka sering mencuci dan mengeringkan baju di jemuran yang sama.
"LO APA-APAAN SIH?!"
Jo murka. Pupil matanya membesar tatkala baju-baju yang semula tertata rapi di lemari kini menyebar dan tampak lecek.
"Aku cari bajuku. Di kamar aku nggak ada, kali aja nyelip di sini." jelasnya tanpa menoleh sedikitpun pada Jo yang wajahnya tak ubahnya banteng yang siap mengamuk. Ada asap imajiner yang keluar dari kedua telinga, dengan muka memerah dan desisan jengkel yang ikut hiasi wajah ketika melihat si brunette yang senantiasa mengacak-acak isi lemari.
"Ya, nggak harus sampe berantakin baju gue juga?!"
Taki berbalik dengan bibir mencebik.
"Beresin. Sekarang!" tekan Jo melanjutkan. "Kalo nggak, gue pastiin bakalan masukin kodok seember ke kamar lo." ancam Jo, serius.
Yang lebih muda membolakan mata, mulai membayangkan puluhan amfibi menginvasi ruang kamarnya. Bulu kuduk Taki kontan berdiri, merinding jijik seketika. Yang benar saja! Satu kodok saja Taki sudah menjerit dan berlari kalang kabut sembari panik menelepon nomor pemadam kebakaran. Ini lagi seember! Bisa-bisa dia mati konyol karena ketakutan.
Asakura Jo, memang keterlaluan!
(Setelah sekian purnama, Jo berhasil menemukan titik lemahnya.)
Dengan wajah menahan geli, Taki langsung memunguti lagi baju-baju si alpha muda yang tadi ia hambur-hamburkan, melipatnya lagi dan menatanya masuk ke dalam lemari dengan rapi. Butuh kurang lebih sejam untuk Taki beres merapikan semuanya, lalu tanpa banyak bicara, memilih keluar untuk bertanya ke penghuni kos yang lain pasal baju yang sejak tadi ia cari.
"Maki!"
Yang dipanggil menoleh tanpa ekspresi. Mata pemuda itu sembab, hidungnya pun memerah, membuat Taki mau tidak mau menautkan alis kebingungan.
"Lho, kamu kenapa?"
Semula Taki ingin menanyakan pasal bajunya yang menghilang entah kemana, tapi melihat raut wajah tak biasa Maki, membuatnya melupakan sejenak tujuannya. Ia bertanya khawatir pada Maki yang terdiam. Pemuda itu tampak enggan untuk menjawab, hanya mengedikkan bahu tak peduli sebelum melanjutkan kembali langkah menuju lantai dua. Berjalan menuju kamarnya sendiri, tak menghiraukan panggilan Taki yang dibuat terheran-heran.
Omega itu menggaruk pipinya yang tak gatal, mencoba abai pada Maki, Taki lantas lanjut menyisiri sekeliling bangunan kosan untuk mencari di mana rimbanya baju kesayangan yang tak kunjung ketemu itu. Padahal baju itu saat kemarin siang masih ada di jemuran, namun saat pagi ini, saat Taki ingin mengambilnya, baju itu mendadak raib di telan bumi.
"Ini nggak dicolong wewe gombel 'kan, ya?" monolognya saat sekelabat pemikiran random lewat di kepala.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Forelsket | NikiTaki
Hayran Kurgu[ Romance, Comedy, Modern ABO ] Katanya, bayangan Taki terhadap calon mate tidaklah muluk-muluk; cukup tinggi fisiknya, cukup tampan rupanya, cukup banyak isi dompetnya, dan yang terpenting, cukup juga stok sabarnya! • • • warn! bxb content alpha! n...