Special Chapter

332 42 22
                                    

Chapter ini gak ada sangkut pautnya sama jalan cerita, bisa dibilang ini selingan atau mungkin what if nikitaki pacaran (?) untuk merayakan valentine day. Cw // kissing

[ AKSI-REAKSI ]

PERIHAL sepele mengenai Riki yang lebih memilih kata 'aku suka kamu' ketimbang 'aku cinta kamu', Taki langsung merajuk seharian. Dia dalam hati mempertanyakan, apakah perasaan Riki sedangkal itu? Sampai setahun pacaran, dia tetap berada di lingkup perasaan suka.

Riki tentu panik sendiri. Belum juga dia menjelaskan kenapa ia memilih pilihan itu, Taki sudah mengusirnya dan mengatakan, "aku mogok bicara sama kamu. Jangan chat, jangan telfon, jangan deket-deket selama tiga hari."

Alamat kena semprot Jo lagi dia ini karena membuat Taki merajuk. Pasalnya, setiap marahan dengan Riki, Taki pasti mengganggu Jo dengan rengekan kekanakan dan pukulan-pukulan sadis bak Jo adalah samsak tinju. Dan setelahnya, saat anak itu selesai melampiaskan kekesalannya pada Jo, balik Jo yang akan mencari Riki dan menarik telinganya tanpa ampun lalu mengomel panjang lebar agar Riki mendidik omega kecilnya dengan benar untuk tak melulu mengganggu ketenangan Jo.

Bang (Uncle) Jo is calling...

Nah kan. Baru juga dibicarakan, orangnya langsung menghubungi Riki.

"Halo?"

"JEMPUT PACAR LO DARI KAMAR GU—BANGSATTT! JANGAN ALBUM SEVENTEEN GUE!"

Ricuh terdengar dari balik sambungan. Riki refleks menjauhkan sebentar ponselnya dari telinga saat mendengar teriakan maut Jo yang mencak-mencak kesal—Riki seratus persen yakin kamar Jo kini persis kapal pecah; berantakan.

"Itu siapa yang telfon?! Matiin! Atau album Kak Jo aku masukin parit depan kosan,"

Suara Taki terdengar tak lama kemudian bersamaan dengan sambungan telepon yang terputus. Riki meringis. Rasanya kasian pada Jo yang tak salah apa-apa, tapi jadi korban paling sengsara.

Malang nian nasib pamannya itu, udah mah tak punya mate dan support system, skripsi amburadul, eh kini dia ketempelan tetangga kos yang sedang terjangkit sindrom siput gila pula. Benar-benar beruntun sekali kesialan si bungsu Asakura.

Ini kalau nenek Riki lihat nasib anak bungsunya, mungkin Jo sudah dipaksa balik ke rumah lalu diikutkan ritual pengusiran jin. Mana tahu kan, nasib sial Jo selama ini akibat dari jin yang menempeli.

Riki memasukkan ponselnya ke saku celana, meraih jaket di bahu sofa, lalu beranjak menuju garasi. Sebelumnya ia pamit dulu pada ibu dan adiknya yang kebetulan sedang menonton televisi, berkata jika ia akan ke kosan Jo untuk misi penyelamatan nyawa pamannya yang jomblo itu dari tangan Taki.

Turut berduka cita pada nasib Asakura Jo; dua puluh satu tahun, jomblo abadi, mahasiswa tingkat akhir yang sedang diburu skripsi.

***

Yuma adalah orang pertama yang Riki lihat saat motornya ia parkir di depan kos milik Pak Sihyuk. Kontan ia menghampiri kakak tingkatnya itu, kemudian bertanya bagaimana keadaan terkini antara Jo dan Taki setelah pergulatan mereka beberapa saat yang lalu. Dan diluar dugaan, Yuma menjawab;

"Pacar lo diiket Jo di pohon belakang."

Kelamaan tinggal di sini, Jo mendadak punya jiwa kriminal.

Forelsket | NikiTakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang