Tandai kalau ada typo!
Happy Reading
🦋
🦋
🦋Wanita yang kini sudah menginjak kepala empat itu mengedarkan mata sendunya ke seisi kamar, rasa sakit selalu menghampiri kala mengingat setiap perlakuan Dafit juga Lina terhadapnya, dia bahkan seperti mati rasa akan hal itu.
"Pada akhirnya Bunda tidak bisa menolak perjanjian yang Ayah kamu berikan, hari itu juga Bunda mengurungkan niat untuk berpisah." Laras menceritakan seluruh kejadian yang terjadi 2 tahun terakhir.
Mengingat Luna yang baru saja tersadar, Laras bertekad untuk menceritakan semua yang ia alami selama ini, termasuk tentang perjanjian itu.
"Semua ini Bunda lakukan demi Luna yang saat itu baru menginjak masa remaja."
Luna tak habis pikir, dia tahu bagaimana perasaan sang ibu ketika melihat Suami juga Adik nya bermain api dibelakang.
"B-Bunda?" Wajah Luna kembali memerah menahan tangis.
"Aku terima perjodohan ini."
Final nya. Dia ingin melihat Bunda bahagia dan bebas dari jeratan hubungan tak sehat ini, walaupun harus mengorbankan diri sendiri, demi Allah Luna tak apa.
o0o
Hari Minggu ini terasa sangat panjang bagi seorang gadis dengan lesung pipit di pipinya, banyak luka penuh air mata yang sudah ia lalui.
Kini diruang tamu pukul 20.00 hampir menjelang malam, namun tak melunturkan tekad Luna yang sudah final.
"Aku terima perjodohan ini."
"Bagus, memang kamu harus menerimanya!" Dafit berucap sarkas memandang anaknya nyalang.
"Secepatnya aku akan mengurus surat cerai, sesuai kesepakatan kamu tidak akan mendapatkan sepeserpun dari ku apalagi aset harta gono-gini."
"Hari ini, aku mentalak tiga kamu, Laras Hanindya binti Aziz Baiturahman."
Dipenglihatan nya kini dia bisa melihat sang Bunda menitikkan air mata. Luna mengepal, lagi-lagi dirinya tak bisa berbuat apa-apa.
"Siapkan segalanya! Besok keluarga calon suami Luna akan datang kemari!"
o0o
Di sebuah club malam bernuansa setengah Eropa dengan lampu diskotik yang menyala tak membuat tempat ini terasa terang, terkesan gelap dan remang-remang.
Lautan manusia itu terlihat seperti semut yang berkeliaran mencari mangsa kesana kemari, ada yang tengah berciuman atau barang kali sekedar memberikan service kecil. Dentuman keras dari musik bahkan tak mengganggu kegiatan mereka.
Seolah memberi santapan pada paus yang lapar, kini seorang wanita tengah melemparkan dirinya secara cuma-cuma pada kerumunan lelaki disisi pojok club.
Dari lantai dua club, seorang pria tengah meminum minuman keras dengan kadar alkohol yang sangat tinggi. Pria itu bernama Melvin Raffa Pradipta.
Sudah menjadi rahasia umum jika ia adalah pelanggan spesial club yang sudah berdiri lebih dari 25 tahun ini. Di bawah naungan aparat pemerintah club ini berlindung dengan nyaman tanpa harus takut terjerat hukum karena menyalahi undang-undang.
![](https://img.wattpad.com/cover/332172161-288-k572598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Dengan Segala Lukanya (On-Going)
Novela JuvenilDijodohkan karena suatu alasan? Sudah biasa! Tapi ini bukan tentang bersikap kekanak-kanakan, bukan tentang bersifat untuk saling memaksakan, bukan tentang bagaimana caranya menaikan ego. Namun, ini tentang kesabaran yang tak berujung. Hidup yang s...