Tandai kalau ada typo!
Happy reading
🦋
🦋
🦋Dua tahun lalu...
Hari dimana rasa sakitnya bermula.
Sudah bukan menjadi rahasia lagi jika Laras memberi tampungan kepada Lina yang satu bulan lalu ditinggal mati oleh suaminya, karena sakit.
Lina meminta dicarikan rumah didekat kota Jakarta yang tentunya juga dekat dengan rumah sakit pusat, tempat dia bekerja.
Laras yang mendengar Lina sudah tidak terpuruk akan kematian sang suami itu menyambut baik rencana Lina yang pindah ke Jakarta dan kerja di rumah sakit besar.
Dengan baik hati Laras bahkan membelikan sepetak rumah minimalis namun modern dari hasil menabungnya selama ini. Dia hanya ingin memberikan sedikit tunjangan hidup untuk Lina.
Setelah sebulan lebih Lina menetap di rumah itu, Laras selalu mengunjungi Lina walaupun hanya seminggu sekali, jarak dari rumah nya dan Lina juga tak jauh-jauh sekali hanya 20 menit jika menggunakan mobil.
Tak jarang juga Laras membawa makanan atau sekedar bermain ke sana bersama anak dan suaminya.
Namun, suatu ketika ia terkejut ketika mendapati suaminya---Dafit diam-diam mengunjungi sang Adik.
Mengapa harus diam-diam? Toh Laras juga mengijinkan, bahkan mereka sudah sering kesana bersama.
Laras pernah bertanya akan hal itu, namun jawaban Dafit pasti akan selalu sama.
"Aku hanya ingin menengok adik ipar ku, apa itu tidak boleh?"
Bukan hanya itu, Dafit juga bahkan selalu membawakan Lina makanan, ia terlihat sangat rajin, mungkin seminggu lima kali dan itu tidak pernah absen.
Belum lagi tingkah laku Lina yang terkesan seperti anak ABG, mengingat umur nya yang sudah menginjak 34 tahun, dan status ia adalah janda tanpa anak membuat Laras heran.
Bahkan Dafit juga terang-terangan pergi keluar dengan Lina, alibinya untuk belanja.
Awal-awal Laras tak curiga akan apapun, karena ia menganggap hal itu hanya bentuk interaksi Adik dan Kakak ipar.
Namun hingga suatu ketika Dafit benar-benar seperti menghiraukan nya. Jarang pulang, terkesan cuek dan kadang sedikit pemarah. Pernah sekali pria itu tak pulang lebih dari dua hari padahal tidak ada dinas.
Laras yang harus terus memberi kabar kepada Luna apa boleh buat, dia berkata jika Ayah anak itu tengah dinas.
Siapa yang tahu jika hati Laras sudah tak berpikir positif lagi, dia bahkan nekad membuntuti suaminya, meretas CCTV yang ada di kediaman Lina dengan bantuan orang lain.
Hingga hari kedua dari aksi nekadnya itu Laras mendapatkan sebuah fakta mengejutkan.
Suaminya bermalam di rumah Lina yang notabene merupakan adiknya sendiri.
Laras menatap CCTV itu dengan tangan gemetar, matanya memanas, setetes keluar tak bisa dibendung lagi, dadanya sesak.
Tak kuat menahan sakit hati, Laras memilih tak melanjutkan tontonan tidak bermoral mereka. Sekarang dia sudah tidak berminat lagi, dirinya sudah tidak bisa menolak akan pikiran negatif yang tadi hanya menjadi sebuah alibi. Namun, suami gilanya itu menunjukan fakta!
![](https://img.wattpad.com/cover/332172161-288-k572598.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Dengan Segala Lukanya (On-Going)
TienerfictieDijodohkan karena suatu alasan? Sudah biasa! Tapi ini bukan tentang bersikap kekanak-kanakan, bukan tentang bersifat untuk saling memaksakan, bukan tentang bagaimana caranya menaikan ego. Namun, ini tentang kesabaran yang tak berujung. Hidup yang s...