[🔞] Kamu membeli sebuah game offline yang dapat memenuhi segala keinginan dan fantasy para penggunanya. Terdapat tujuh karakter tampan yang siap untuk dimainkan dengan konsekuensi yang tinggi pula. Kamu terjebak dan salah satu cara agar kamu dapat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungwon (Musuh)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Genre Permainan: Romance - Action.
WARNING!! BACAAN INI MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL. JANGAN PERNAH MENIRU SEMUA ADEGAN DI DALAM FANFICTION INI KARENA KARAKTER, LATAR WAKTU DAN TEMPAT HANYA FIKSI BELAKA!! SAYA HANYA MEMINJAM VISUAL DAN NAMA SAJA TANPA MENGURANGI RASA HORMAT SAYA TERHADAP IDOL TERSEBUT! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!
"""""""""""""""""""""""""""""""""
YOU POV
Atensiku mengerjap dengan perlahan seiring kesadaran yang kembali memenuhi diri walau sekujur tubuhku terasa lemas bukan main. Berusaha aku ubah posisi tidurku yang semula meringkuk menjadi terlentang di sebuah kasur yang terasa sangat nyaman. Aku paksakan membuka kedua mataku, hingga pandanganku menangkap keberadaan seorang laki-laki yang sedang menikmati suasana malam dengan secangkir kopi di balkon kamar mewah yang asing ini.
Lelaki itu adalah anak mafia gila yang memaksa mantan kekasihku untuk menjadikan diriku sebagai taruhan atas permainan yang mereka lakukan. Membuat diriku yang semula merasa tenang mulai diliputi kekhawatiran dan rasa takut yang begitu mendalam. Apalagi saat lelaki bernama Jay Park itu menyadari diriku telah terbangun dari tidurku. Ia letakkan cangkir kopi itu di sebuah meja lalu berjalan menghampiriku dengan senyuman tipis di wajahnya.
Aku ingin sekali bangkit dari kasur ini dan berusaha kabur dari lelaki itu, namun tubuhku begitu lemas sampai membuatku tak bisa menolak saat Jay dudukkan dirinya di pinggiran kasur untuk menyentuh sisian wajahku. Ia singkirkan helaian rambut yang menutupi wajahku lalu bertanya, "Bagaimana tidurmu, cantik? Kau sudah tertidur hampir 10 jam lamanya". Refleks aku mencari keberadaan jam di ruangan tersebut yang ternyata sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Oh tuhan, selama itukah aku tertidur? Perasaan saat aku dan Sunghoon sampai di terminal antar kota, waktu masih menunjukkan pukul dua siang.