[🔞] Kamu membeli sebuah game offline yang dapat memenuhi segala keinginan dan fantasy para penggunanya. Terdapat tujuh karakter tampan yang siap untuk dimainkan dengan konsekuensi yang tinggi pula. Kamu terjebak dan salah satu cara agar kamu dapat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeon Jungkook
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
""""""""""""""""""
YOU POV
Brutal, satu kata yang sangat mewakili karakter permainan EN-PLAY bernama Sunghoon. Bahkan saking brutalnya kegiatan yang kami lakukan semalam, sampai membuatku tak sanggup untuk sekedar bangun dari kasur ini. Tubuhku sangat kelelahan, selangkanganku terasa begitu sakit hingga susah untuk digerakkan, sementara wajahku terasa panas berkat tamparan yang ia berikan secara terus menerus selama sesi bercinta yang kami lakukan tadi malam.
Berusaha aku ubah posisi tidurku menjadi terlentang untuk mencari keberadaan Sunghoon di dalam kamar ini. Suasana terasa sepi, hanya suara kendaraan dan detik jarum jam saja yang terdengar di telingaku. Menandakan tidak ada siapapun di dalam kamarku selain diriku sendiri.
Dalam hati bertanya, apakah Sunghoon sudah kembali ke dalam game tersebut? Jika iya, syukurlah, jadi aku tak perlu mengotori tanganku dengan membunuh lelaki itu. Aku yakin, Sunghoon menghilang karena handphone-ku kehabisan daya. Lelaki itu kan berasal dari permainan EN-PLAY dan jika permainan itu terhenti oleh suatu keadaan, pasti keberadaan para karakternya juga akan menghilang mengikuti sumber permainan tersebut, bukan?
Ah! itu hanya asumsiku saja untuk menenangkan diriku sendiri. Aku masih tak tahu pasti keberadaan lelaki itu sesungguhnya.
Tittittit
Suara tombol untuk membuka pintu kamar aparmenku terdengar. Membuat jantungku berdegup kencang seiring perasaan khawatir yang kembali memenuhiku, aku takut seseorang yang ingin masuk ke dalam apartemenku itu adalah Park Sunghoon. Namun, saat pintu apartemenku terbuka dengan perlahan dan menampilkan seorang laki-laki yang tidak aku sangka hadir dalam apartemenku, sukses membuatku lega sampai menghembuskan napas panjang seiring ku jatuhkan kembali kepalaku ke atas bantal.